Penulisan Kata Insya Allah yang Benar

Insyaa-aLLAAH

Tinggal pilih, menuliskan aslinya dalam bahasa Arab (إن شاء الله), dalam bahasa Indonesia (Insya Allah), atau dalam bahasa Inggris (Inshaa Allah).

TRANSLITERASI –penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain– atau alih aksara alias alih huruf dari kata/bahasa Arab ke kata/bahasa Indonesia sering menjadi masalah.

Kata amin, misalnya, banyak tidak sepakat kalau ditulis amin, tapi –kata mereka– seharusnya aamiin. Saya sudah membahas tentang cara penulisan amin itu di posting Cara Penulisan Amin yang Benar.

Rupanya, ada yang tidak bisa membedakan antara “bahasa tulisan” dan “bahasa lisan/bahasa tutur” atau tidak peduli ada dikotomi bahasa tulisan dan bahasa lisan.

Hari ini saya menemukan “kontroversi baru” soal transliterasi Arab-Indonesia, yaitu soal penulisan kata “Insya Allah”. Katanya, yang benar itu “Inshaa Allah”, bukan “Insya Allah”. Karanya, “Insya Allah” itu bermaksud “menciptakan Allah” (na’udzubillah) dan “Inshaa Allah”-lah yang bermaksud “jika Allah menghendaki”.

Mari kita bedah. Tulisan asli bahas Arabnya إن شاء الله

Ada tiga kata: in (jika), syaa-a (menghendaki), Allaahu (Allah) = Jika Allah menghendaki.

Dalam transliterasi bahasa Indonesia, huruf “sya” (sin besar atau huruf sin dengan tiga titik di atasnya) itu jadi “sy“, seperti syahadat, syahid, syamil, syafaat, insya Allah, khusyu’, syaithan, syirik, dll.

transliterasi arab-indonesia
Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia

Yang berpendapat penulisannya “Inshaa Allah” itu dalam bahasa Inggris yang mengubah “sya” jadi “sh”. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, “sh” itu untuk huruf “shad“, seperti shalat, Ashar, shaum, shiddiq, dll.

Tinggal pilih, menuliskan aslinya dalam bahasa Arab (إن شاء الله), dalam bahasa Indonesia (Insya Allah), atau dalam bahasa Inggris (Inshaa Allah) –sebagaimana judul lagu Insha Allah by Maher Zain.

alih aksara arab latin
Alih Aksara Arab-Latin

Jika dalam bahasa Inggris, juga masih keliru jika cuma menulis “Inshaa Allah”, seharusnya “Inshaa Allaah” atau kalau dalam bahasa tutur (Indonesia): Insyaa Awlooh. “Syaa” dan “Looh” itu dibaca panjang, sekian “harakat” kalau dalam ilmu tajwid. ‘Tul ‘gak?

Demikian ulasan ringkas tentang penulisn frasa atau kata “insya Allah” yang benar (baku) dalam bahasa Indonesia. Wallahu a’lam. (www.romeltea.com).*

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

7 comments

  1. Nah, kalo dijelaskan seperti ini kan bikin pinter pembaca.
    Jangan asal ngikuti, Inshaa Allah, tanpa studi banding dengan bahasa yang lainnya.

    Sip deh Bang Romel…

  2. Itulah gunanya mempelajari bahasa indonesia, sehingga kita tau mana yang baku dan tidak baku. Dengan baku kita bisa menulis kata yang konsisten.Terimakasih pencerahaannya, sangat bermanfaat dan menambah wawasan saya sekarang.

  3. betul sekali kata boz.
    sangat setuju.
    alif; ba; ta ;tsa; jim ; kha ; kho ; dal ; dzal ; ro ; ja ; sin syin ; sod ; dhod ; tho ; dzo ; ‘ain ; ghin ; fa qof ; kaf ; lam ; min ; nun ; wawu ; ha ; lam ; alif ; hambyah ; ya.