Di era digital atau era internet, konten video mengambil alih dunia. Disebutkan, konten adalah raja (content is king) dan raja konten adalah video (video is the king of content).
Video juga bagian dari strategi SEO karena Google menyukai konten video sebagaimana pengguna internet. Maka, semua situs berita mainstream sekarang menyertakan video dalam sajian beritanya. Nyambung atau tidak dengan topik berita, pokoknya ada video!
Karena pengguna menyukai video pula, muncul gaya pemberitaan format video atau “video journalism” layaknya media televisi. Jurnalisme video adalah bentuk jurnalisme, di mana jurnalis merekam, mengedit, dan sering menyajikan materi videonya sendiri.
Jurnalisme teks atau berita formay teks (tulisan) adalah gaya lama — video menonjol dan orang-orang membagikannya.
Namun, jika menurut Anda masa depan komunikasi adalah video, Anda salah. Untuk sajian berita, teks tetap yang terbaik karena paling mudah dibuat, diedit, dan dipahami. Video hanya pelengkap.
Lagi pula, semua video –dan foto atau grafis lainnya– memerlukan teks. Setidaknya, sebuah video harus ada judul dan deskripsi –berupa teks. Mesin pencari juga hanya mengenali teks, bukan gambar atau video.
5 Alasan Mengapa Teks Lebih Baik dari Video
Berikut adalah lima alasan mengapa, untuk hampir setiap komunikasi –terutama komunikasi massa, teks lebih baik daripada video, menurut Without Bullshit.
Tentu, ini tidak bermaksud mengecilkan peran video dalam jurnalisme atau jenis komunikasi lainnya.
1. Teks dapat dipindai (scannable).
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengetahui isi video berdurasi 5 menit? Lima menit!
Tentu, Anda dapat menggosoknya bolak-balik dengan mouse Anda, tetapi Anda tidak akan benar-benar mengetahui mengapa itu penting bagi Anda.
Sepotong konten teks yang dirancang dengan baik — apakah itu email, posting blog, atau artikel — mengungkapkan strukturnya. Ini memiliki judul, bullet, kutipan, tautan (link), dan grafik.
Anda dapat menemukan bagian yang Anda minati dan melewatkan sisanya — atau melewatkan semuanya jika Anda segera menyadari bahwa itu tidak berguna. Cobalah itu dengan sepotong video.
2. Teks dapat dicari
Anda dapat memasukkan kata kunci dalam video. Tetapi teks sudah memiliki kata kunci di sana. Orang-orang akan menelusurinya menggunakan istilah yang bahkan tidak Anda sadari penting saat Anda menulisnya.
3. Teks tidak mengganggu
Angkat tangan Anda jika Anda merasa terganggu saat mengunjungi situs berita dan mendengar video diputar otomatis (autoplay)!
Sebagian besar dari kita bekerja dengan tenang di kantor. Kita ingin mengonsumsi konten saat kita memilih untuk melihatnya —bukan saat konten memilih untuk mengganggu kita.
Anda dapat menggunakan teks tanpa headphone dan dengan suara mati (silent mode). Itu berguna di dunia tempat kita berbagi ruang.
4. Teks mudah dibuat dan diedit
Bagaimana Anda membuat teks? Dalam program email Anda? Di Microsoft Word? Di Google Dokumen? Di Facebook? Ada seribu cara, karena semuanya termasuk editor teks.
Jika seseorang mengirimi Anda teks, Anda dapat menyalinnya, menempelkannya, mengeditnya, atau mengomentarinya. Ini sangat mudah ditempa.
Sangat mudah untuk mengubah teks buruk menjadi teks bagus dengan mengedit.
Meskipun mudah membuat video jelek, tidak mudah untuk memperbaikinya. Video yang bagus jauh lebih mahal dan memakan waktu untuk dibuat daripada teks yang bagus.
5. Teks tidak lekang oleh waktu
Kita masih bisa membaca teks yang ditulis seseorang 5 atau 10 tahun lalu dan mendapatkan sesuatu darinya. Ada beberapa kata baru sekarang, tetapi tanda baca, judul, dan cara kita mengomunikasikan gagasan tetap sama seperti sebelumnya.
Teks bukanlah penyebut yang paling tidak umum — ini lebih seperti sumber kehidupan komunikasi. Bahkan sekarang, di era video, teks adalah satu-satunya media yang dapat diandalkan semua orang.
Saat realitas virtual dan video bercabang serta pengalaman interaktif populer — bersama dengan siapa yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya — kita masih memiliki teks.
Pembuat kode mendokumentasikan pekerjaan mereka dalam teks. Chatbot juga menggunakannya. Menulis teks dan mendapatkan informasi darinya akan menjadi keterampilan inti bagi pekerja di tahun 2050 seperti sekarang.
Mengapa Web menganggap video lebih baik?
Jika Anda mencari di Web untuk “teks lebih baik daripada video”, Anda mendapatkan banyak artikel tentang mengapa video lebih baik daripada teks. Misalnya: Video vs Text.
Tetapi bacalah dengan cermat dan Anda akan menemukan alasan utamanya adalah “video lebih baik dalam mengganggu apa yang Anda lakukan, mengganggu pekerjaan Anda, dan menjaga perhatian Anda”.
Itu tidak lebih baik, itu hanya lebih keras dan lebih mengganggu. Video membuat mata dan telinga seluruhnya fokus ke video! Video –seperti media televisi– adalah “media dengar dan pandang”.
Jika tujuan Anda adalah untuk benar-benar berkomunikasi, belajarlah untuk menulis dengan lebih baik. Video memiliki kegunaannya. Tetapi jika Anda tidak dapat menulis dengan baik, ada batas atas kesuksesan Anda di masa depan.
Seorang fotografer, videografer, editor video, dan desainer grafis tetap harus belajar menulis yang baik. Gambar dan video tetap butuh teks –judul dan deskripsi harus ditulis dengan baik, benar, dan efektif. Setuju?