“Jika Swedia hanya membutuhkan hasil imbang, maka Irlandia Utara harus menang untuk lolos ke Euro 2007”. Kalimat itu meluncur deras dari seorang newsreader (pembaca berita) sebuah stasiun TV swasta, Rabu (17/10).
Sering mendengar kalimat demikian dan menilainya salah, saya langsung menulis naskah ini untuk berdiskusi dengan Anda tentang tata bahasa Indonesia.
Menurut saya, kalimat tersebut sama sekali salah. Pasalnya, menurut guru bahasa Indonesia saya sejak SD, “jika… maka” adah pasangan kata untuk kalimat bersyarat.
Misalnya, “Jika saya sakit, maka saya akan berobat”. Artinya, saya akan berobat kalau saya sakit. Kalau saya tidak sakit, maka saya tidak akan berobat. Berobat adalah akibat. Sakit adalah penyebabnya.
Dengan demikian, coba kita cermati, apakah kalimat yang dikemukakan sang presenter berita olahraga itu benar menurut tata bahasa Indonesia? Mari kita bedah.
“Jika Swedia hanya membutuhkan hasil imbang, maka Irlandia Utara harus menang untuk lolos ke Euro 2007” artinya Irlandia utara harus menang karena Swedia hanya butuh hasil imbang. Dengan kata lain, Irlandia harus menang karena Swedia hanya butuh bermain imbang.
Seharusnya, kalimat “Jika Swedia hanya membutuhkan hasil imbang, maka Irlandia Utara harus menang untuk lolos ke Euro 2007” direvisi menjadi demikian: “Swedia hanya membutuhkan hasil imbang, sedangkan Irlandia Utara harus menang untuk lolos ke Euro 2007”.
Di stasiun TV yang sama, saya juga pernah mendengar kalimat begini: “Jika Brazil tidak diperkuat sejumlah pemain bintangnya, maka Argentinya menurunkan seluruh pemain intinya”.
Pertanyaanya, apakah Argentinya menurunkan seluruh pemain intinya karena Brazil tidak diperkuat sejumlah pemain bintangnya? Tentu tidak demikain. Olah karena itu, kalimat yang benar adalah “Brazil tidak diperkuat sejumlah pemain bintangnya, sedangkan Argentinya menurunkan seluruh pemain intinya”.
Inti kesalahan dalam kasus ini adalah pasangan kata “jika… maka” digunakan untuk kalimat yang menunjukkan pertentangan (kontradiksi). Yang benar, untuk menggambarkan keadaan demikian (kontradiktif) kita harus menggunakan kata sambung “sedangkan”.
Jadi, sekali lagi, kalimat yang benar menurut saya adalah “Swedia hanya butuh hasil imbang, sedangkan Irlandia Utara harus menang” dan “Brazil tidak diperkuat sejumlah pemain bintangnya, sedangkan Argentina menurunkan seluruh pemain itinya”.
Mari kita belajar menggunakan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama dalam penulisan naskah berita/siaran yang disajikan kepada publik.
Rupanya, wartawan kita masih harus di-up grade dan di-up date lagi keterampilan berbahasa Indonesianya. Belakangan juga menggejala di kalangan presenter & reporter televisi penggunaan kata tanya tidak logis “seperti apa”. Silakan cek Kata Tanya Seperti Apa. Wasalam. (www.romeltea.com).*