Kata Baku Ka’bah dan Al-Qur’an Bukan Lagi Kabah dan Alquran

Kata Baku Al-Qur'an Ka'bah
Kata Baku Al-Qur’an dan Ka’bah (Foto: umroh.com)

KATA baku Kabah dan Alquran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) sudah berubah.

Dirilis Badan Bahasa, kata baku Kabah kini menjadi Ka’bah dan Alquran menjadi Al-Qur’an.

Berikut ini kutipannya di KBBI Daring:

  • Ka’bah (bentuk tidak baku: Kaabah) = bangunan suci yang dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s. dan Ismail a.s., terletak di dalam Masjidilharam di Makkah, berbentuk kubus, dijadikan kiblat salat bagi umat Islam dan tempat tawaf pada waktu menunaikan ibadah haji dan umrah
  • Al-Qur’an (bentuk tidak baku: Kuran, Al-Quran) = kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dengan perantaraan malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia.

Senang sekali saya denga perubahan ini. Menuliskan ka’bah dengan kabah gak enak banget. Demikian juga Al-Qur’an ditulis Alquran atau Al-Quran.

Diberitakan Suara, perubahan kedua kata baku tersebut dilakukan atas permintaan Kementerian Agama.

Selain kedua kata tersebut, ada empat kata baku lain yang diubah, sehingga selengkapnya sebagai berikut:

Read More
  1. Alquran → Al-Qur’an
  2. Baitulmakdis → Baitulmaqdis
  3. Kakbah → Ka’bah
  4. Lailatulkadar → Lailatulqadar
  5. Masjidilaksa → Masjidilaqsa
  6. Rohulkudus → Ruhulkudus

Perubahan tersebut sebagai respons Badan Pengembangan Bahasa Kemendikbud atas surat dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ) tentang pengajuan pembakuan istilah dalam Al-Qur’an ke KBBI.

Dalam surat itu, Balai Pengembangan Bahasa menerima dan menolak beberapa tawaran atau ajuan terkait pembakuan istilah dalam Al-Qur’an.

Tawaran atau ajuan yang diterima oleh Balai Pengembangan Bahasa adalah mengubah kata Alquran dan Kakbah menjadi Al-Qur’an dan Ka’bah.

“Penulisan Alquran dan Kakbah dalam KBBI akan diubah menjadi Al-Qur’an dan Ka’bah sesuai dengan usulan LPMQ,” tulis Badan Pengembangan Bahasa dalam suratnya.

Bagus Purnomo, salah satu anggota LPMQ menyebutkan salah satu alasan pengajuan dari LPMQ adalah serapan tersebut kurang pas, khususnya dalam hal ejaan.

“Itu bermula dari temuan tim penyempurna terjemah. Ada beberapa kata serapan dari bahasa Arab dalam Al-Quran yang diserap Bahasa Indonesia dengan ejaan yang terasa kurang pas ditelinga santri,” ujar Bagus Purnomo dikutip Islami.co.

Saya harap, Badan Bahasa juga membakukan kata sholat dari kata baku yang berlaku saat ini: salat. Kata solat, shalat, dan sholat bukan kata baku menurut KBBI.

Nih salat kata Google Image!

salat

Gak enak banget nulis dan bacanya: salat. Dalam bahasa Sunda, kalau kata salat ditambah tri artinya… lapar banget. Kalau lapar, makan salad?

Makanya, ubah dong jadi sholat. Satu lagi! Umroh! Jangan umrah dong! Gak enak banget. Mirip kata lumrah. Ditunggu ya, Badan Bahasa! Wasalam. (www.romeltea.com).*

 

Related posts