“Menang atas Borneo FC, Persib Kokoh di Puncak Klasemen.”
Demikian judul berita di sejumlah media online, usai pertandingan Borneo FC vs Persib Bandung dalam lanjutan pertandingan Liga 1 2018.
Kata kokoh memang sering digunakan wartawan dalam menulis berita.
Sang wartawan lupa –atau memang tidak tahu– bahwa kokoh adalah kata tidak baku. Yang baku adalah kukuh, bukan kokoh.
Silakan buka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Ini hasilnya:
ku.kuh
bentuk tidak baku: kokoh
a kuat terpancang pada tempatnya; tidak mudah roboh atau rusak
a teguh (tentang pendirian, hati, dan sebagainya): dalam diskusi dia selalu — pada pendiriannya
Penggunaan kata tidak baku kokoh —bukan kata baku kukuh— dalam judul berita atau dalam percakapan sehari-hari memang tidak mengubah arti, makna, maksud, juga tidak mengganggu stabilitas nasional dan mengancam keutuhan NKRI, tapi sebaiknya wartawan belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar demi profesionalitasnya sebagai jurnalis.
Dalam contoh kalimat lain, kita ‘kan menulis “ia bersikukuh mau menikah” atau “polisi bersikukuh sudah bertindak sesuai dengan prosedur”, bukan bersikokoh ‘kan?
Nah lho, konsisten dong ah!
Demikian ulasan ringkas tentang arti dan penggunaan kata kokoh & kukuh. Yang baku kukuh ya, bukan kokoh! Wasalam. (www.romeltea.com).*