SAYA kembali jadi penyiar radio pada Januari 2021, setelah “pensiun” pada 2012. Sebelumnya saya siaran di Radio Antassalam Bandung (2000-2007) dan jadi penyiar radio Shinta FM Bandung (2008-2012).
Kali ini saya siaran di radio komunitas RKSB Maja 107,8 FM Bandung. Terasa banget penurunan pendengar karena dua faktor utama.
Pertama, saya siaran lagi saat pendengar radio menurun. Menurut surveri, pendengar radio tinggal 13%.
Berdasarkan hasil survei indikator sosial budaya Badan Pusat Statsitik (BSI), masyarakat yang mendengarkan radio dalam seminggu hanya 13,31% pada 2018. Angka ini merosot jauh dari 50,29% pada 2003.
Kedua, siarannya di radio komunitas yang nota bene sangat terbatas jangkauan siarannya.
Sudah mah di saat pendengar menurun, diperparah radionya komunitas, bukan radio komersial. Ya… terasa banget penurunan pendengarnya!
Kenapa mau siaran lagi? Hobi! Passion!
Jadi penyiar itu asyik lho! Baca deh bukunya.
Pendengar sedikit, bahkan tanpa pendengar sekalipun, tetap asyik! Anggap saja muter lagu buat sendiri atau buat kru yang ada di studio –yang mendengarkan speaker monitor studio.
Yang menjadi motivasi siaran, selain passion, yaitu jangkauan siaran radio komunitas sebenarnya tidak dibatasi dengan adanya streaming.
Dengan streaming, siaran radio komunitas bukan saja melewati batas wilayah (kelurahan/kecamatan), tapi menembus batas negara –internasional, global!
Seluruh dunia yang bisa koneksi internet bisa mendengarkan siaran kita. Mereka bisa dengerin siaran kita di laptop atau di ponsel mereka.
Belum lagi siaran kita bisa disiarkan langsung, misalnya Live IG, Facebook, atau Youtube. Bisa pula direkam, lalu jadi podcast ataupun vodcast (video podcast).
Saya mengajak beberapa kawan untuk siaran –jadi narasumber– dengan iming-iming tadi: live streaming, bisa live di medsos, dan bisa dijadikan podcast. “Anggap saya syuting vodcast,” saya bilang.
Itu saja “curhat” saya soal kembali jadi penyiar. Saya merasakan betul penurunan pendengar radio. Bukan saja pengalaman selama siaran, tapi juga hasil memonitor radio-radio lain. Wasalam.