Pelatihan Komunikasi – Ramadhan DD Hong Kong 2012. Organized by Dompet Dhuafa Hong Kong & DDHK News (www.ddhongkong.org). Pelatihan Komunikasi ini diselenggarakan Dompet Dhuafa Hong Kong (DDHK).
Target pesertanya para TKW atau Buruh Migran Indonesia (BMI) yang ada di Hong Kong. Nyaris semua BMI di Hong Kong itu wanita.
Diperkirakan jumlah mereka 250.000.
Tentu saya, nggak semua ikut latihan. Peserta yang daftar sekitar 100 orang. Dibatasi, soalnya tempatnya terbatas.
Menurut salah seorang staf Konsulat Jederal RI di Hong Kong, mayoritas (50%) TKW di Hong Kong berasal dari Jawa Timur, 25% Jawa Tengah, dan sisanya Jawa Barat, Lampung, dan daerah lain di Indonesia.
Nyaris dua bulan saya berasa di Hong Kong untuk menjadi pemateri pelatihan ini, Juli-Agustus 2012.
Pelatihan dilakukan tiap hari Minggu, di Masjid Ammar Wanchai, satu dari enam masjid yang ada di Hong Kong. Senin s.d. Sabtu saya tidak diam. Selain “jalan-jalan”, hampir tiap hari saya mengisi pengajian atau pelatihan bagi TKW yang libur selain Minggu.
TKW di Hong Kong itu mayoritas libur hari Minggu. Namun, banyak juga yang liburnya hari lain, Senin s.d. Sabtu.
Materi pelatihan yang saya sampaikan beragam, mulai dari jurnalistik, media, blogging, humas, public speaking, hingga pemandu acara (MC).
Usai pelatihan, saya merekrut relawan reporter untuk situs www.ddhongkong.org. Semula ada 20-an, lalu mengerucut menjadi 4-5 relawan reporter aktif.
Mereka, para pekerja migran ini, meliput di sela-sela kesibukan sebagai asisten rumah tangga, sambil memasak, sambil belanja, dan leluasa liputan saat libur.
Mereka kirim berita, mentah dan setengah jadi, via inbox Facebook untuk saya edit dan publish di DDHK News.
Usai pelatihan pula, saya bentuk komunitas bernama “Communication Club”. Anggotanya sekitar 30-an BMI Hong Kong. Aktif kumpul beberapa bulan, lalu nonaktif.
Pelatihan Komunikasi di Hong Kong ini juga bagian dari tugas saya sebagai Marketing Communication Manager Dompet Dhuafa Hong Kong. Tugas utamanya mengelola website dan akun media sosial untuk interaksi dan “membina” BMI Hong Kong via web dan medsos itu.*