Perbedaan Optimis, Optimistis, dan Optimisme

optimis, optimistis, dan optimisme

Dari segi bahasa atau penulisan kata, optimis, optimistis, dan optimisme sama-sama merupakan kata baku. Sebagaimana halnya negasinya —pesimis, pesimistis, dan pesimisme.

Namun, dalam konteks “makna” atau maksud, optimis dan optimistis punya arti yang berbeda.

Banyak orang bilang “saya optimis bisa menang”, padahal yang dimaksud atau ungkapan yang benar adalah “saya optimistis bisa menang”.

Menurut ahli bahasa, optimis dan optimistis merupakan dua istilah yang berbeda makna.

  • Optimis adalah kata benda (nomina) dan optimistis adalah kata sifat (adjektiva).
  • Optimis = orang yang penuh harapan (orangnya).
  • Optimistis = penuh harapan (sifatnya).

Contoh: Seorang optimis akan selalu menyongsong hari baru dengan optimistis. Demikian halnya pesimis (nomina) dan pesimistis (adjektiva).

Read More

Jadi yang benar, sebagai contoh penggunaan:

  • Saya orang yang optimis.
  • Saya optimistis bisa mencapai target.
  • Saya ingin selalu memiliki optimisme dalam diri saya.

Pengertian Optimisme

Optimisme adalah paham keyakinan atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan dan sikap selalu mempunyai harapan baik di segala hal.

Menurut Daniel Goleman dalam Working With Emotional Intelligence (2002), optimisme merupakan harapan kuat terhadap segala sesuatu yang terdapat dalam kehidupan akan mampu teratasi dengan baik, walaupun ditimpa masalah dan frustrasi.

Optimisme merupakan sikap yang menopang individu agar jangan sampai terjatuh dalam kemasabodohan, keputusasaan, dan mengalami depresi ketika individu menghadapi kesulitan.

Seligman dalam Menginstal Optimisme (2008) mengartikan optimisme sebagai suatu keyakinan bahwa peristiwa buruk hanya bersifat sementara, tidak sepenuhnya mempengaruhi semua aktivitas, dan tidak sepenuhnya disebabkan kecerobohan diri sendiri tetapi bisa karena situasi, nasib, atau orang lain.

Secara makna, kata optimis, optimistis, dan optimisme memang senada. Penggunaan kata optimis dan optimistis pun sebenarnya tak terlalu jadi masalah karena dalam komunikasi yang terpenting adalah pesan bisa dipahami.

Demikian perbedaan optimis, optimistis, dan optimisme. Kepada Bapak/Ibu guru dan pakar bahasa Indonesia, silakan koreksi! Terima kasih.

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *