Public Speaking melibatkan semua elemen dalam diri kita. Saat pidato atau presentasi, fisik dan mental bekerja. Demikian pula otak dan anggota tubuh.
Semuanya mengarah pada tiga komponen atau elemen public speaking V3, yakni Vokal, Verbal, dan Visual. Berikut ini uraiannya sekaligus tips sukses public speaking atau berbicara di depan umum.
Formula V3 ini dikemukakan Albert Mahrabain dalam 3V of Communication. Ia menjelaskan, dalam komunikasi, termasuk komunikasi public speaking, minimal ada tiga hal yang harus dioptimalkan dan menjadi modal dasar bagi seorang public speaker, yaitu:
- Voice (suara/vokal)
- Verbal (kalimat/kata-kata)
- Visual (penampilan/bahasa tubuh).
Three V’s (Visual, Vocal, and Verbal) ini, menurut studi Albert Mehrabian, terdiri dari 55% Visual, 38% Vocal, dan 7% Verbal. Artinya, faktor paling besar dalam menentukan efektivitas komunikasi adalah visual, lalu vokal. Verbal (kalimat/kata-kata) hanya berperan 7 persen.
V3 Elemen Public Speaking
Pembicara yang baik memiliki vokal yang baik, verbal yang tepat, dan visual yang menarik. Vokal yang baik adalah suara yang enak didengar (audible), jelas, fasih, nadanya pas, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, dll.
Vokal yang baik dihasilkan teknik vokal sehingga suara terdengar jelas dan menyenangkan. Aspek verbal berhubungan dengan pilihan kata dan kalimat (verbal) seorang pembicara, termasuk cara mengucapkannya.
Visual berkaitan dengan penampilan dari seorang pembicara, yakni postur dan gestur. Visual pembicara termasuk busana yang kenakan, ekspresi wajah, dan gerakan tubuh.
1. Vokal
Vokal (voice, suara) adalah suara yang dikeluarkan saat mengucapkan kata-kata. Secara bahasa, vokal artinya mengenai suara, bunyi bahasa, serta berani mengemukakan pendapat dan berani bersuara (mengkritik dan sebagainya).
Dalam komunikasi, termasuk public speaking, elemen vokal berperan sebesar 38% dalam keberhasilan public speaking.
Vokal sangat penting karena dengan ekspresi suara yang tepat. Kesalahan vokal dapat membuat ketidaknyaman audiens dan kesalahpahaman.
Vokal yang baik meliputi intonasi tegas, tepat, dan enak didengar. Seorang pembicara harus menerapkan teknik vocal sebagai berikut:
- Intonasi: yaitu tinggi rendahnya suatu nada pada kalimat yang memberikan penekanan (stressing) dalam kata-kata tertentu di suatu kalimat.
- Artikulasi: kejelasan pengucapan huruf demi huruf, kata demi kata, dan kalimat demi kalimat.
- Aksentuasi: aksen dalam berbicara/gaya bicara; berkaitan dengan penekanan terhadap kata atau kalimat penting dalam pembicaraan.
- Tone: nada suara yang tidak datar (monoton), variasi, cepat-lambat, dan rendah-tinggi berkisar pada nada Do, Re dan Mi. Suara pembicara harus terdengar jelas oleh peserta yang duduk di kursi paling belakang.
- Power: kekuatan suara harus tepat, sesuai dengan kata yang diucapkan. Variasi power mempertimbangkan sifat acara, ruangan (indoor/outdoor), serta kualitas soundsystem.
- Timbre: warna suara. Suara yang ekspresif akan sangat mudah mempengaruhi pendengar.
- Speed/tempo: kecepatan berbicara menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan.
- Volume: kebulatan suara dan nada suara.
- Napas: pernapasan yang dianjurkan untuk kegiatan public speaking adalah pernapasan diafragma agar suara yang dihasilkan lebih dalam, power lebih kuat, dan lebih terasa nikmat untuk didengarkan layaknya suara emas penyiar radio.
- Vibrasi: proses menciptakan getaran-getaran halus pada suara.
- Phrasering: jeda. Pembicara harus mampu menempatkan koma atau tidak pada tempat yang tepat dan saat yang tepat.
- Stressing: tekanan makna ataupun tekanan kata.
- Infleksi: yaitu lagu kalimat, meliputi naik, menggantung, turun. Hindari lagu kalimat yang monoton dan berulang (redudancy).
Vokal yang baik otomatis akan lahir dari hasil latihan pernapasan, olah vokal, dan terpenting adalah penguasaan materi atau pemahaman yang baik atas materi yang disampaikan.
2. Verbal
Verbal adalah hal yang berkaitan dengan kalimat atau kata-kata (relating to or in the form of words). Secara bahasa, verb, dari bahasa Latin verbum, artinya kata (word). Verbal juga berarti “lisan” dan “kata demi kata”.
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Komunikasi verbal terbagi menjadi dua, yaitu komunikasi lisan (berbicara dan mendengar) dan komuikasi tertulis (written communication, menulis dan membaca).
Tentu saja, dalam public speaking, yang dilakuan adalah komunikasi verbal lisan berupa berbicara.
Komponen verbal memengaruhi keberhasilan public speaking sebanyak 7% saja. Sangat kecil. Pembicara harus pandai memilih kata, kalimat, dan urutannya dalam menyampaikan materi. Terpenting: jangan panjang lebar atau bertele-tele!
Kontrol emosi sangat dibutuhkan demi terciptanya komunikasi verbal (pidato) yang efektif.
Beberapa hal yang perlu kita ingat sekaitan dengan verbal antara lain:
– Ringkas
Elliot Essman dalam You Have a Voice: Key Rules For Public Speaking Succes menegaskan, ada tiga aturan dasar public speaking –dikenal dengan istilah Elliot’s Three Basic Rules of Public Speaking, salah satunya “Less is more”.
Bicaralah dengan singkat. Jangan berusaha menyampaikan banyak hal dalam suatu kesempatan berbicara. Singkat di sini maksudnya menyampaikan suatu pesan atau informasi dengan bahasa yang efektif dan efisien, menghindari kalimat-kalimat tidak perlu dan penjelasan-penjelasan yang tidak erkaitan dengan topik.
– Fokus Audiens 10 Menit Pertama
Sebuah penelitian menunjukkan, biasanya orang (audiens) mulai bosan mendengarkan public speaking ketika memasuki menit ke-10.
“Your Audience Will Tune Out After 10 Minutes,” kata Carmine Gallo, kontributor Forbes. “The human brain is only wired to pay attention for about 10 minutes at a time,” kata Trisha Zimmerman di PGi News.
Memasuki menit ke-10 inilah sebagian audiens mulai melirik jam tangan, sebagian lagi mengantuk, dan sisanya berpikir kapan presentasi akan selesai. Pembicara yang baik akan memanfaatkan 10 menit pertama itu untuk meraih perhatian dan kepercayaan audiens.
Perhatian pendengar akan berkurang atau terpecah mulai menit ke 10 dan mencapai puncaknya pada menit ke-20 akibat distorsi atau gangguan. Maka, jika bisa menyampaikan pidato dalam 10 menit saja, sangat bagus. Maksimal 15 menit.
Satu menit pertama atau dalam waktu 60 detik pertama, pendengar akan menilai pembicara. Apa yang keluar dari mulut public speaker dalam 60 detik pertama akan menjadi penentu sikap hadirin pada detik berikutnya. Hati-hati
memilih kalimat pembuka!
Elemen verbal dalam public speaking juga terkait erat dengan vokal –artikulasi, intonasi, aksentuasi, dan lain-lain.
3. Visual
Visual artinya apa yang tampak, terlihat mata. Ini bekaitan dengan penampilan, mulai dari postur, gestur, hingga busana yang dikenakan.
Komponen visual mempengaruhi keberhasilan public speaking sebanyak 55% atau tertinggi.
Visual dalam pidato meliputi komunikasi nonverbal seperti ekspresi wajah, bahasa tubuh, penampilan diri, dan hal-hal lain yang dilihat secara visual oleh audiens.
Komponen ini sangat penting karena audiens dapat memberikan penilaian kepada anda bahkan sebelum anda berbicara.
Pakaian yang rapi, bersih, serta jenis dan warna akan menjadi perhatian audiens. Bahasa tubuh (body languange) akan memperkuat pesan atau informasi yang disampaikan.
Sebuah penelitian mengungkapkan, 60%-70% manusia berkomunikasi lewat komunikasi non-verbal. Artinya, manusia berkomunikasi kebanyakan tidak menggunakan mulut (vokal).
Visual tidak semata-mata tertuju pada apa yang Anda pakai. Aspek bahasa tubuh seperti kontak mata (eyes contact), mimik atau ekspresi wajah, senyuman, gerakan-gerakan kecil dan ringan, kaki, lengan, bahu, mulut, hidung, kepala, badan perlu dilatih agar alami dan serasi.
Tampilan visual juga ditentukan oleh tampilan internal atau dari dalam diri seseorang. “Inner beauty” akan menentukan visual pembicara saat tampil di podium.
Baca Juga: Bahasa Tubuh dalam Public Speaking
Demikian V3 elemen kunci sukses public speaking: vokal/voice, verbal, dan visual. Wasalam. (www.romeltea.com).*
Video: Dasar-Dasar Public Speaking 3V