SEBELUM ke teknis cara menulis berita, kita pahami dulu pengertian berita (news) di dunia jurnalistik.
Secara harfiyah, menurut Kamus Bahasa Indonesia, berita artinya cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat; kabar; laporan; pemberitahuan; pengumuman.
Dalam kamus bahasa Inggris, berita (news) adalah laporan atau informasi peristiwa terbaru atau baru terjadi atau informasi baru yang belum ada atau belum diketahui sebelumnya.
Menurut Merriam-Webster, berita (news) adalah: a report of recent events – new information or a report about something that has happened recently; previously unknown information; something having a specified influence or effect; information that is reported in a newspaper, magazine, television news program, etc.
Ringkasnya, secara harfiyah berita adalah informasi mengenai peristiwa aktual yang dipublikasikan di suratkabar, majalah, televisi, atau media massa lainnya.
Secara etimologis (asal-usul kata), berita berasal dari bahasa sansekerta “Vrit” yang artinya “ada” atau “terjadi” dan “Vritta” yang artinya “kejadian” atau “yang telah terjadi”. (Kamus Jurnalistik).
Secara terminologis, banyak pakar atau ahli jurnalistik mengemukakan definisi berita. (Pengertian Berita Lengkap).
Nilai Berita (News Values)
Sumber berita adalah peristiwa atau kejadian. Namun, tidak semua peristiwa layak jadi berita atau diberitakan di media.
Wartawan memiliki parameter untuk memilih peristiwa mana yang layak diberitakan, yakni nilai berita (news values).
Saya biasa meringkas nilai berita menjadi empat:
- Aktual. Hangat, baru terjadi.
- Faktual. Benar-benar terjadi, ada fakta kejadian.
- Penting. Menyangkut kepentingan orang banyak atau menyangkut orang penting (public figure).
- Menarik. Menarik minat pembaca untuk tahu.
Dalam literatur jurnalistik kita menemukan nilai berita sebagai berikut:
1. Magnitude. Pengaruh peristiwa bagi publik.
2. Significance. Penting tidaknya bagi publik.
3. Actuality. Hangat, akan, sedang, atau baru terjadi.
4. Proximity. Kedekatan secara geografis dan psikologis dengan pembaca.
5. Prominence. Popularitas, keterkemukaan, atau ketokohan orang yang terlibat dalam peristiwa.
6. Human Interest. Menyentuh perasaan kemanusiaan khalayak.
7. Unique. Keanehan, ketidaklaziman.
8. Conflict. Bentrokan, perang, gelut, dll.
Unsur Berita
Peristiwa yang bernilai berita kemudian disusun dalam sebuah laporan (naskah berita) dengan memasukkan unsur 5W+1H
- WHO. Siapa yang terlibat –pelaku, korban, saksi, dll.
- WHAT. Apa yang terjadi, jenis peristiwa/acara.
- WHEN. Kapan –Waktu peristiwa berlangsung.
- WHERE. Tempat –di mana peristiwa terjadi.
- WHY. Kenapa terjadi –penyeba, tujua, latar belakang, motif.
- HOW. Bagaimana kejadiannya –detail peristiwa, kronologis, suasana.
Jenis-Jenis Berita
Jenis-jenis berita cukup banyak. Terpopuler atau paling banyak digunakan wartawan dan ditemui di media:
- Straight News –berita langsung, apa adanya, singkat dan lugas.
- Depth News –berita mendalam, lebih lengkap dari berita straight news, dengan penambahan latar belakang, pendapat, data pendukung.
- Oinion News. Berita Opini, yaitu berita yang berisi pendapat, komentar, penilaian, atau pidato pejabat, tokoh, ahli, mengenai sesuatu masalah atau peristiwa.
Bahasa Berita: Bahasa Jurnalistik
Peristiwa yang bernilai berita disusun dalam naskah berita dengan menggunakan gaya bahasa jurnalistik, bahasa media, atau bahasa pers.
Bahasa jurnalistik memiliki karakteristik ringkas dan lugas (to the point), tidak berbunga-bunga atau bertele-tele. (Selengkapnya: Bahasa Jurnalistik).
Struktur Naskah Berita
Naskah berita terdiri dari:
Contoh Naskah Berita dengan struktur di atas:
Bertemu Presiden, Arifin Ilham Sampaikan Ketidakadilan yang Dialami Umat Islam (Head)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA (Dateline) — Ustaz Arifin Ilham bersama Ketua MUI dan beberapa ulama dan tokoh dari ormas Islam bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, pada Senin (17/4). Kesempatan berbincang dengan presiden itu, digunakan Ustaz Arifin Ilham untuk menyampaikan ketidakadilan yang dialami umat Islam selama ini. (Lead)
“Subhanallah walhamdulilah diantara yang Arifin langsung sampaikan ke ayahanda Jokowi dalam pertemuan sore ini, yang juga dihadiri para alim ulama yang diundang di istana. Rasa ketikadilan pemeritah dalam hukum dan Pilkada DKI,” ujar Ustaz Arifin.
Ketidakadilan ini, diantaranya ketika mayoritas dipaksa tunduk pada minoritas. Penegakkan hukum yang tidak serius terhadap penista agama, di mana terdakwa tetap jadi gubernur…. dst. (Body)
Cara Menulis Berita: Menyusun Naskah
Kini saatnya kita menulis berita. Sebagaimana contoh di atas, awali penulisan berita dengan menulis judul.
Judul Berita
Judul Berita hendaknya:
- Ringkas
- Mencerminkan Isi
- Berupa kalimat lengkap, minimal terdiri dari Subjek dan Predikat.
Selengkapnya: Cara Menulis Judul Berita
Dateline
Dateline adalah baris tanggal, yaitu teks berisi tempat atau nama kota dan kapan berita itu terjadi, ditulis, atau dilaporkan, meski untuk tanggalnya sendiri sering tidak dituliskan. (Selengkapnya: Dateline).
Dalam contoh berita di atas, dateline-nya adalah REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA.
Teras Berita
Teras berita yaitu alinea pertama dan merupakan bagian terpenting dalam berita.
Prinsip dasar penulisan terasa berita mengacu pada bentuk “piramida terbalik” (inverted pyramid), yakni mengedepankan unsur terpenting dengan menempatkan langsung unsur 5W1H.
Kita bisa menggunakan Gaya Associated Press (AP Style) dalam menulis lead, yakni memasukkan semua unsur berita (5W+1H) secara ringkas di paragraf pertama.
Dalam contoh berita di atas, kita menemukan unsur WHO, WHAT, WHERE, WHEN, dan HOW.
Ustaz Arifin Ilham (WHO) bersama Ketua MUI dan beberapa ulama dan tokoh dari ormas Islam bertemu Presiden Joko Widodo (WHAT) di Istana Negara (WHERE), pada Senin (17/4) (WHEN). Kesempatan berbincang dengan presiden itu, digunakan Ustaz Arifin Ilham untuk menyampaikan ketidakadilan yang dialami umat Islam selama ini (HOW).
Lead di atas hanya minus unsur WHY –kenapa Ust. Arifin Ilhan dan ualama lain menemui Jokowi; apakah atas undangan Presiden atau atas permintaan para tokoh Islam itu.
Dari contoh di atas kita bisa merumuskan cara menulis lead dengan mudah, yakni dengan menyusun unsur berita:
- WHO, WHAT, WHERE, WHEN, diikuti WHY atau HOW.
- SIAPA melakukan APA DI MANA KAPAN KENAPA BAGAIMANA
Contoh:
Ribuan sopir angkutan umum di Kota Bandung (WHO) berunjuk rasa (WHAT) di depan Gedung Sate, Jalan Dipenogoro, Kota Bandung (WHERE), Kamis (9/3/2017) (WHEN). Aksi mereka menuntut pemerintah menghentikan kegiatan taksi berbasis aplikasi atau daring di Kota Bandung, Jawa Barat. (WHY)
Selangkapnya: Cara Menulis Lead Berita
Demikian panduan ringkas cara menulis berita. Wasalam. (www.romeltea.com).*