TANYA
Mau nanya, Pak! Saya kan dulu kuliah di bidang media elektronik, tapi dapat pekerjaan di bidang media cetak. Nah, saat ini tuh saya bingung bagaimana yah cara penulisan berita yang easy to read tapi tetap berbobot, baik secara materi dan penulisan kalimat.
Susah banget kayaknya merangkai kata-kata jadi sebuah tulisan yang enak dibaca, bukan enak dtulis. Kalau di media elektronik saya diajarkan membuat berita yang straight to the point, sementara di media cetak saya harus bisa dengan gaya penceritaan, jadi agak disorientasi. Bapak ada masukkan ga? Thx b4. anne
JAWAB
Berita adalah laporan peristiwa terbaru. Peristiwa lama bukan lagi berita, paling-paling jadi berita basi. Peristiwa yang di laporkan itulah berita. Berita harus selalu mengandung hal baru. Sebagaimana akar kata berita (news), yakni “new” (baru).
Laporan itu berisi 5W+1H, enam unsur yang wajib ada dalam sebuah berita:
- Apa yang terjadi (what, apa)
- Apa penyebabnya atau kenapa terjadi (why, kenapa)
- Kapan kejadiannya (when)
- Di mana (where)
- Siapa yang terlibat dalam kejadian itu atau siapa aktornya (who)
- Bagaimana kejadiannya (how).
Jadi, sebelum dituliskan, kumpulkan dulu data-data tersebut (penuhi unsur 5W+1H), cek dan ricek, tabayun, yakinkah semuanya benar-benar akurat. Setelah itu, mulailah menulis berita.
Fakta dan data yang sudah dihimpun di tuliskan berdasarkan rumus 5W+1H dengan mengunakan bahasa jurnalistik-spesifik= hemat kata, kalimatnya pendek-pendek, baku, dan sederhana: dan komunikatif = jelas, langsung ke pokok masalah (straight to the point), mudah di pahami orang awam.
Komposisi naskah berita terdiri dari:
- Head (Judul)
- Date Line (Baris Tanggal), yaitu nama tempat berlangsungnya peristiwa atau tempat atau tempat berita dibuat, plus nama media Anda
- Lead (Teras) atau paragraf pertama yang berisi bagian paling peting atau hal yang paling menarik
- Body (Isi) berupa uraian penjelasan dari yang sudah tertuang di Lead.
Berita diawali oleh judul. Judul berita harus ringkas, menggambarkan isi, tapi berupa kalimat lengkap. Minimal terdiri dari subjek dan predikat, mubtada dan khobar.
Contoh, STAIPI Gelar Pelatihan Jurnalistik.
- STAIPI = Subjek.
- Gelar = Predikat.
- Pelatihan Jurnalistik = Objek.
Salah kalau judulnya begini: Pelatihan Jurnalistik STAIPI. Itu baru subjek saja: Cuma mubtada, khobar-nya belum ada.
Mestinya, Pelatihan Jurnalistik STAIPI Meriah (atau `Garing`? Seru? Heboh? Rusuh?).
Baiknya yang tadi itu: STAIPI Gelar Pelatihan Jurnalistik.
Judul panjang belum tentu benar. Misal, Seminar Pendidikan Nasional di UPI. Itu belum lengkap: baru subjek. Kenapa dengan Seminar Pendidkan Nasional di UPI? Heboh? Sepi? Rusuh?
Setelah itu, menulis Lead atau teras berita, yakni paragraf atau alenia pertama. Rumus termudah dalam menulis kata atau kalimat awal, ikuti salah satu formula ini:
- Who does what, siapa melakukan apa:
- Who says what, siapa mengatakan apa: atau
- What does what, apa melakukan apa.
Setelah itu, teruskan dengan menuliskan unsur dimana (where), kapan (when),
Mengapa (why), dan bagaiman (how). Tuangkan semuanya, secara ringkas, dalam teras berita. Isi berita, body, merupakan penjelasan atau perincian dari teras berita. (www.romeltea.com).*