MEDIA Komunitas (Community Media) – singkatan dari Media Komunikasi Massa Komunitas—merupakan media komunikasi antaranggota komunitas tertentu. Ia dibuat dan dikelola oleh dan untuk komunitas.
Community media is any form of media that is created and controlled by a community, either a geographic community or a community of identity or interest. (Wikipedia)
Dalam literatur jurnalistik, media komunitas disebut “community newspaper”, yaitu media massa yang khayalak pembacannya orang-orang tertentu yang ada di suatu daerah atau orang-orang dengan profesi dan hobi tertentu.
Media Komunitas yang menjadi perhatian sekarang adalah media komunitas dalam pengertian geografis atau kewilayahan, yakni media massa yang dikelola oleh dan untuk masyarakat di suatu daerah tertentu.
Jenis-Jenis media komunitas a.l. koran dinding, majalah dinding, buletin, radio komunitas, TV komunitas, dan media online (website/blog). Page atau Grup Facebook juga bisa masuk kategori komunitas –berdasarkan profesi atau hobi/kepentingan yang sama.
Konsekuensi sebuah Media Komunitas utamanya adalah beredar secara terbatas dan harus didominasi oleh Berita Lokal (di atas 50%). Karenanya, “ideologi” jurnalistik yang diemban pengelola Media Komunitas adalah “Narrowcasting Journalim”.
Narrowcasting adalah istilah yang merujuk pada informasi, program, atau iklan yang ditujukan kepada segmen khusus atau terbatas.
Narrowcasting is a term opposite of broadcasting. It refers to information, programming, or advertising that is directed to a highly specific segment of the public. They do not intend to catch the entire viewing public, only a narrow segment of it.
Narrowcasting adalah perancangan isi untuk segmen khusus dari audiens (tailoring content to a specific segment of the audience).
Pengelola media komunitas harus mengenal dengan baik karakter, aktivitas, ketertarikan, dan kebutuhan komunitas tempat media itu beredar (Knowing the Community).
Knowing the Community dilakukan dengan cara mengidentifikasi tiap individu dan kumpulan individu (kelompok, organisasi) yang ada dalam komunitas. Langkah itu bisa diikuti dengan membuat semacam “a community profile” (profil komunitas), mulai dari jumlah warga, sejarah komunitas, struktur sosial-ekonomi, penghasilan rata-rata, ketertarikan atau hobi, jenis olahraga yang paling digemari, informasi yang dibutuhkan, orang-orang yang memiliki pengaruh (tokoh komunitas), dan sebagainya.
Pengenalan komunitas itu menjadi acuan bagi pengelola media komunitas untuk menentukan kriteria berita, bidang peliputan (beat), rubrikasi, program (radio/TV), target audiens, dan strategi pemasaran. Wasalam. (www.romeltea.com).*