Pengertian dan Teknik Komunikasi Verbal

komunikasi verbal

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi. Komunikasi bisa dan biasa dilakukan secara verbal dan non-verbal.

Komunikasi verbal adalah penggunaan bunyi dan kata-kata. Contoh komunikasi verbal misalnya mengatakan “Tidak” ketika seseorang meminta Anda untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin Anda lakukan.

Pengertian Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal (verbal communication) adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal berbentuk kata.

Verbal sendiri artinya lisan, namun komunikasi verbal tidak selalu berupa komunikasi lisan.

Contoh komunikasi verbal adalah percakapan telepon, menulis surat, presentasi, dan siaran radio. Membaca koran, menonton televisi, dan mendengarkan radio serta menulis catatan kuliah pun termasuk komunikasi verbal.

Komunikasi verbal sering pula disebut “komunikasi yang terucapkan” (spoken communication), setidaknya menurut situs Skill You Need. Teknik komunikasi verbal di bawah ini saya sadur dari situs tersebut.

Read More

Dalam tataran praktis, komunikasi verbal bisa dipahami sebagai berkomunikasi dengan kata-kata, terutama berbicara (to speak), seperti ngobrol.

Teknik Komunikasi Verbal

Menurut Skill You Need, komunikasi verbal atau komunikasi lisan yang efektif tergantung pada sejumlah faktor dan tidak dapat dipisahkan dari keterampilan interpersonal penting lainnya, seperti komunikasi non-verbal , keterampilan mendengarkan (listening skill), dan klarifikasi .

Kejelasan bicara (clarity), tetap tenang dan fokus, bersikap sopan, dan mematuhi etiket sangat membantu proses komunikasi verbal yang efektif.

Membuka Komunikasi

Dalam banyak kejadian, beberapa menit pertama sangat penting karena kesan pertama memiliki dampak yang signifikan terhadap keberhasilan komunikasi lebih lanjut.

Setiap orang memiliki harapan dan norma-norma tentang bagaimana pertemuan awal harus dilakukan. Orang-orang cenderung berperilaku sesuai dengan harapan-harapan ini.

Jika harapan interpersonal tidak cocok, komunikasi tidak akan efektif atau tidak akan berjalan lancar. Negosiasi diperlukan jika hubungan yang dilanjutkan.

Pada pertemuan pertama, formalitas dan salam yang tepat biasanya diharapkan: formalitas tersebut dapat mencakup jabat tangan, pengenalan diri sendiri, kontak mata, dan diskusi di sekitar subjek netral, seperti cuaca atau tentang perjalanan. Orang Inggris sering membuka percakapan “basa-basi” tentang cuaca atau tanya “bagaimana perjalanan Anda”?

Menampilkan wajah ramah, senyum, sangat ampuh untuk memulai percakapan. Wajah “kosong” (blank face), menunjukkan sikap tidak antusias, tidak merasa tertarik,  merupakan awal percapakan yang buruk.

Penguatan

Gunakan gestur non-verbal seperti anggukan kepala, ekspresi wajah, dan kontak mata yang hangat agar komunikasi verbal berlangsung baik. Kita juga harus berusaha menampilkan kehangatan dan keterbukaan.

Mendengarkan Efektif

Mendengarkan aktif (active listening) atau jadi pendengar yang baik adalah penunjang keberhasilan komunikasi verbal.

Be prepared to listen! Bersiapkan untuk mendengarkan. Jangan berusaha mendominasi pembicaraan. Kita harus “open mind”, berpikiran terbuka, dan tetap berkonsentrasi pada arah utama pesan pembicara.

Delay judgment until you have heard everything! Jangan dulu menilai, menghakimi, atau berkomentar sebelum mendengarkan semuanya –lawan bicara selesai bicara. Bahasa kesehariannya: “Dengerin dulu, baru komentar!”

Jangan mencoba untuk memikirkan pertanyaan berikutnya, sementara orang lain sedang memberikan informasi (berbicara).

Hindari topik pembicaraan yang bisa menyinggung perasaan, misalnya soal suku, agama, etnis, kelas sosial, busana yang dikenakan, dan sebagainya.

Pertanyaan Tertutup

Dalam literatur jurnalistik (teknik wawancara jurnalistik), pertanyaan tertutup (closed questions) sama dengan “yes-no question”, yaitu pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban “ya” atau “tidak”.

Pertanyaan membatasi ruang lingkup respon. Pertanyaan “Tadi ke sini naik angkot ya?” atau “Hujannya gede banget ya?”. Jawabannya: “ya” atau “tidak”. Bandingkan dengan “pertanyaan terbuka” (open questions) ini: “Kenapa tadi naik angkot?” atau “Kalau hujan gede begini, enaknya ngapain ya?”.

Klarifikasi

Jangan ragu bertanya tentang hal yang kurang Anda pahami, sampai Anda memahami pesan dengan jelas.

Ringkasan

Usai ngobrol, usahakan meringkas intisari pembicaraan. Meringkas obrolan memungkinkan kedua belah pihak untuk menyepakati satu hal atau melakukan tindak lanjut –panduan untuk langkah selanjutnya ke depan.

Menutup Komunikasi

Ingin mengakhiri obrolan? Berikan sinyal!

Sebagai contoh, beberapa orang mungkin menghindari kontak mata (memalingkan wajah), berdiri, memutar tubuh, atau menggunakan perilaku seperti melihat arloji atau menutup notes atau buku. Wasalam. (www.romeltea.com).*

 

Related posts