Teknik vokal merupakan bagian penting dalam public speaking, siaran radio, menjadi pembaca acara (MC), juga dalam bernyanyi.
Apa itu teknik vokal? Apa saja unsur-unsurnya? Berikut ini bahasan tentang teknik vokal untuk penyiar radio dan MC, juga berlaku dalam public speaking pada umumnya.
Pengertian Teknik Vokal
Teknik Vokal (vocal technique) adalah cara memproduksi suara yang baik dan benar, sehingga suara yang keluar terdengar jelas, indah, merdu, dan nyaring atau cukup jelas dan enak didengar (audible).
Teknik vokal bisa juga disebut teknik suara (voice technique). Karena suara penyiar & MC harus bagus, enak didengar, “natural”, maka wajib baginya menguasai teknik vokal.
Unsur Teknik Vokal
Untuk penyiar radio, reporter radio, pesenter televisi, dan MC serta Public Speaker lainnya, unsur teknik vokal meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Pernapasan
Pernapasan adalah usaha untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya, kemudian disimpan, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit sesuai dengan keperluan.
2. Artikulasi
Artikulasi adalah kejelasan pengucapan kata demi kata. Penyiar dan MC mesti menguasai cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas. Disebut juga pelafalan kata (pronounciation). Jangan salah eja/ucap.
3. Phrasering
Frasering adalah pemenggalan kata atau kalimat. Pemenggalan kalimat yang baik dan benar akan membuat pesan yang disampaikan mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidah-kaidah tata bahasa.
4. Intonasi (intonation).
Ini soal nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton. Intonasi bisa mengubah makna sebuah kata atau ungkapan!
5. Inflection, Infleksi.
Jangan monoton, gunakan ”lagu kalimat” atau “nada bicara” dengan benar; meninggi saat jeda, menurun saat selesai. Jangan khawatir, jika Anda berbicara dengan benar (gaya ngobrol), infleksi otomatis terjadi.
6. Aksentuasi (accentuation).
Soal penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu yang dianggap penting. Aksentuasi dapat dilatih dengan cara menggunakan “konsep suku kata” -dan, yang, di(satu suku kata); minggu, jadi, siap, Bandung (dua suku kata); bendera, pendekar, perhatian (tiga suku kata); dan sebagainya. Ucapkan sesuai penggalan atau suku katanya!
7. Speed.
Gunakan kecepatan (speed) dan kelambatan berbicara secara bervariasi. Kecepatan berpengaruh pada kejelasan (clarity), juga durasi.
Itu dia unsur-unsur teknik vokal dalam siaran radio dan public speaking pada umumnya.
Gaya Bicara
Bagaimana gaya bicara penyiar atau MC? Berikut ini poin-poin pentingnya.
1. Natural voice.
Suara alamiah. Suaranya tidak dibuat-buat. Berbicara seperti halnya ngobrol dengan teman di kafe, di telepon, atau di mana pun.
2. Suara diafragma.
Gunakan suara perut, suara yang keluar darirongga antara dada dan perut. Untuk itu, perut harus bebas darisegala tekanan, duduk tegak, jangan bungkuk, dan… rileks! Nyantai, tidak tegang, dan tidak gugup.
3. Pause, Jeda.
Jeda, diam sejenak, beberapa detik saja, jangan nyerocos terus. untuk membiarkan pesan Anda sampai ke pendengar. Anda juga bisa jeda jika ”mencari gagasan” atau ”memilih kata” berikutnya. Wasalam.
4. Ceria.
Suara penyiar harus ceria, riang, gembira. Inisoal kelincahan (vitality) dalam berbicara sehingga dinamis dan penuh semangat, cheerful! Anda harus ceria selalu. Jangan lemas, lunglai, nanti terkesan tidak mood, apalagi ”judes”! Penyiar adalah penghibur, entertainer!
5. Conversational.
Bicara dengan gaya ngobrol, bukan pidato. Gunakan bahasa tutur, bahasa percakapan seharihari. Jangan gunakan gaya MC di pentas musik atau acara seremonial. Jadi, ‘gak usah teriak, dan hindari bicara gaya ”formal”.
6. Atur Napas.
Napas megap-megap tidak akan menghasilkan siaran yang bagus. Bernapas secara tepat adalah dasar siaran profesional. Karenanya, lakukan latihan pernapasan!
7. Mental Image, Visualize!
Ini paling sulit. Penyiar harus membayangkan sedang berbicara pada seorang teman. Membayangkan adanya seorang pendengar di depan akan membantu berkomunikasisecara alamiah, gaya ngobrol (conversational way). Berbicaralah layaknya kepada teman akrab (intimate friend). Lihat wajah teman Anda itu dalam “pikiran mata” (mind’s eye) Anda.
8. Konsentrasi.
Jelas dong, agar fokus, tidak ngaco.
9. Senyum.
Tebar senyuman agar friendly, ramah, hangat, dan enak didengar, memikat pendengar. Tentu, senyum diabaikan saat bicara kasus duka. Istilahnya: Smiling Voice, suara penuh senyuman.
10. Eye Contact, Kontak Mata.
Kontak mata? Ya, kontak mata! Caranya, bayangkan saja, Anda sedang berbicara dengan seorang teman, di depan Anda, tepat di depan meja siaran. Dijamin, gaya bicara Anda ”conversational” dan ”hangat”.
11. Gesture. Jangan kaku. Gunakan gerakan tubuh (gesture), meskipun tidak ada orang yang melihat Anda. Anda adalah aktor!
Last but not least, posisi badan, duduk atau berdiri, harus senyaman mungkin dan tidak membuat perut tertekan. Ini penting agar saluran pernapasan tidak terganggu.
Penyiar radio wajib duduk tegak di kursi siaran, tidak boleh membungkuk, agar rongga diafragmanya “bebas gangguan”. Wasalam. (www.romeltea.com).*