Pengertian Agenda Setting Media

Setiap media massa memiliki Agenda Setting atau Penentuan Agenda. Setiap media memiliki agendanya sendiri dalam pemberitaan, sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki. Apa itu agenda setting? Tulisan ini akan mengulasnya.
media-online-situs-berita.j

Pengertian Agenda Setting

Dalam komunikasi massa atau komunikasi media, agenda setting dijelaskan dalam konsep atau Teori Penentuan Agenda (Agenda Setting Theory).

Teori penentuan agenda menyatakan, media massa merupakan pusat penentuan kebenaran, pembentuk persepsi, opini publik, dan kesadaran atas sebuah isu atau masalah.

Teori Agenda Setting pertama kali dikemukakan Walter Lippman (1965) pada konsep “The World Outside and The Picture in Our Head” .

Sebelumnya, teoro penentu agenda menjadi bahan pertimbangan Bernard Cohen (1963) dalam konsep “The mass media may not be successful in telling us what to think, but they are stunningly successful in telling us what to think about“.

(Media massa mungkin tidak berhasil dalam memberi tahu kita apa yang harus kita pikirkan, tetapi media sangat berhasil dalam memberi tahu kita tentang kita harus berpikir tentang apa).

Read More

Agenda Setting juga didefinisikan sebagai proses media menentukan apa yang kita pikirkan dan cemaskan (the process whereby the mass media determine what we think and worry about).

Walter Lippmann (1922) menegaskan: “The media dominates over the creation of pictures in our headthe public reacts not to actual events but to the pictures in our head.”

Dimensi Agenda Setting

AAgenda Setting menentukan apa yang harus diberitakan sehingga menjadi “agenda publik” (public agendas), yakni isu utama yang menjadi bahan pembicaraan.

Agenda publik bisa berkembang menjadi “agenda kebijakan” (policy agenda) yang mempengaruhi “agenda politik” (political agenda) para pembuat kebijakan. Pada akhirnya, agenda setting melahirkan atau menentukan kebijakan publik (public policy).

  • Agenda Setting
  • Public Agenda
  • Policy Agenda
  • Political Agenda
  • Public Policy

model agenda setting

agenda setting policy

The Media agenda is the set of issues addressed by media sources and the public agenda is the issues the public consider important (Miller, 2005).

Teori agenda setting memiliki tiga dimensi utama yang dikemukakan oleh Mannhem (Severin dan Tankard, Jr : 1992):

1. Agenda media

  • Visibility (visibilitas), jumlah dan tingkat menonjolnya berita
  • Audience Salience (tingkat menonjol bagi khalayak), relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak.
  • Valence (valensi), menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.

2. Agenda khalayak

  • Familitary (keakraban), derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu.
  • Personal Salience (penonjolan pribadi), relevansi kepentingan individu dengan ciri pribadi
  • Favorability (kesenangan), pertimbangan senag atau tidak senang akan topik berita

3. Agenda Kebijakan

  • Support (dukungan), kegiatan menyenangkan bagi posisi berita tertentu
  • Likehood of Action (kemungkinan kegiatan), kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan
  • Freedom of Action (kebebasan bertindak), nilai kegiatan yang mungkin dilakukan pemerintah.

Hal senada dikemukakan Stephen W. Littlejhon (1992). Agenda setting beroperasi dalam tiga bagian: agenda media, agenda publik, dan agenda kebijakan.

Agenda media yang memengaruhi agenda publik (kepentingan isu tertentu bagi publik). Agenda pubik memengaruhi agenda kebijakan yang melahirkan pembuatan kebijakan publik.

Contoh Agenda Setting

Silakan Baca: Kontroversi Ba’asyir. Media mengatur agenda pemberitaan yang mengarahkan publik agar menilai Bas’asyir sebagai teroris. Penentu kebijakan pun terpengaruh dan mengadilinya.

Contoh lain, menjelang Pilpres 2019, hampir semua media mainstream dikuasai kubu Jokowi. Dipastikan, media-media itu memiliki agenda setting untuk memenangkan Jokowi. Caranya, ekspose terus hal positif tentang Jokowi dan “hajar” kubu Prabowo dengan ekspos kelemahannya.

Agenda Setting & Visi Misi Media

Agenda setting ditentukan visi dan misi media.

Visi dan misi media adalah “filosofi perusahaan” (company philoshopy) yang menjadi “nilai dasar” (basic values) yang harus ditaati para wartawan dalam menulis berita.

Nilai-nilai dasar itu –baik yang sifatnya ideologis, politis, maupun ekonomis– menjadi acuan dalam penyusunan kebijaan redaksional (editorial policy) sebuah media massa. 

Kebijaan redaksional adalah kriteria layak-tidaknya sebuah berita dipublikasikan. Dalam komunikasi massa disebut gatekeeping, yakni “a series of check point” yang dijaga oleh paragatekeeper (para redaktur/editor).

Sebuah berita harus melalui ”gate” tersebut sebelum sampai ke publik. Artinya, lolos-tidaknya sebuah peristiwa diberitakan (menjadi berita) bergantung pada hasil pengecekan tersebut, belum lagi ditambah “selera” redaktur yang subjektif.

Secara teroritis, setiap media memiliki “agenda-media” yang disetting sejak awal. Agenda dan gatekeeping  itulah yang “mengendalikan akses kita terhadap berita, informasi, dan hiburan” (Wilson).

Dengan adanya agenda setting, visi-misi, dan kebijakan redaksional, semua pemberitaan melalui proses tertentu yang “dibingkai” (framing) berdasaran agenda-media.

Framing berita ini ditujukkan untuk menimbulkan pengaruh dan interpretasi tertentu dan menciptakan “opini publik” (public opinion). Opini publik itulah yang mengendalikan pemikiran dan sikap masyarakat terhadap isu tertentu.

Wartawan tidak boleh mengubah fakta karena fakta itu suci (fact is sacre). Namun, tanpa harus mengubah fakta, wartawan bisa memanipulasinya dengan teknik “framing”, karena berita hakikatnya adalah rekonstruksi peristiwa sehingga menjadi “kenyataan semu” (pseudo reality).

Demikian ulasan tentang agenda setting media. Wasalam (www.romeltea.com).

Referensi: Elvinaro Adrianto, et all, Komunikasi Massa , Simbiosa Rekatama Media, Jakarta, 2007; Griffin EM, 2003, A Fisrst Look At Communication Theory, The McGraw- Hill Company, Inc. ; Littlejhon Stephen W, 2008, Theories of Human Communication, Wadsworth, California; Katherine Miller, 2005, Communications Theories; Perspectives, Processes, and Contexts, The McGraw – Hill Company, Inc.; Nuruddin, 2007, Pengantar Komunikasi Massa, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

 

Related posts