Bahasa Media: Panduan Praktis Bahasa Jurnalistik

Bahasa Media - Panduan Praktis Bahasa Jurnalistik

Judul Buku: Bahasa Media: Panduan Praktis Bahasa Jurnalistik. Terbit: Mei 2009. Penerbit: Baticpress ,Bandung. Harga Rp 18.500.

BUKU Bahasa Media: Panduan Praktis Bahasa Jurnalistik ini diterbitkan BATIC Press Bandung. Ini buku ketiga saya yang diterbitkan Balai Jurnalistik ICMI Jabar ini.

Buku pertama, berupa buku saku, berjudul Panduan Praktis Menjadi Penulis.

Buku kedua yang menjadi buku pegangan peserta pelatihan jurnalistik BATIC berjudul Jurnalistik Terapan.

Buku Bahasa Media – Panduan Praktis Bahasa Jurnalistik ini berisi kaidah, prinsip, dan karakteristik bahasa jurnalistik alias bahasa pers alias bahasa media atau gaya bahasa yang digunakan untuk menulis karya jurnalistik –berita, artikel (opini), dan feature.

Buku Bahasa Media – Panduan Praktis Bahasa Jurnalistik berupa buku saku, berukuran kecil, sehingga bisa dibawa ke mana-mana.

Read More

Buku pedoman praktis bahasa jurnalistik ini bisa menjadi pegangan bagi mahasiswa komunikasi jurnalistik, humas, wartawan, dan Anda yang ingin bisa menulis dengan menggunakan bahasa media.

Sekilas Bahasa Jurnalistik

Dalam buku ini saya menyebut bahasa jurnalistik sebagai “bahasa media”, yakni bahasa yang biasa digunakan dalam menulis di media massa.

Bahasa jurnalistik adalah laras atau ragam dalam bahasa Indonesia, seperti juga ada bahasa hukum atau bahasa niaga.

Meskipun bahasa jurnalistik memiliki sejumlah kekhususan, namun bahasa jurnalistik adalah bahasa Indonesia yang baku, yang harus memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku.

Sudaryanto (1995) menyebutkan bahasa jurnalistik sebagai “bahasa pers”, yaitu salah satu ragam bahasa kreatif bahasa Indonesia di samping terdapat juga ragam bahasa akademik (ilmiah), ragam bahasa usaha (bisnis), ragam bahasa filosofik, dan ragam bahasa literer (sastra).

Bahasa jurnalistik, berada di tengah antara bahasa ilmu dan bahasa sastra. Bahasa ilmu biasanya penuh fakta, kering dan tidak bergaya, sementara bahasa sastra biasanya imaginatif dan penuh gaya.

Lain halnya dengan bahasa jurnalistik tetaplah harus berdasarkan pada fakta, tetapi harus ada gayanya. Bahasa jurnalistik ditulis dengan mempertimbangkan ruang dan waktu, karena itu unsur kehematan dan efektifitas sangat penting.

Tidak mungkin wartawan menulis untuk media massa semaunya dengan tidak memperhitungkan ruangan (kolom) dan waktu yang tersedia (durasi). Bahasa Jurnalistik juga perlu memepertimbangkan pasar (pembaca).

Bahasa jurnalistik memiliki sifat- sifat yang khas, Lukas (2006) dalam buku Membangun Kapasitas Media yang diterbitkan Sekretariat Dewan Pers mengutip beberapa pendapat tentang bahasa jurnalistik, antara lain:

  • Prof. S. Wojowasito: bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah;
  • Rosihan Anwar: bahasa jurnalistik adalah satu ragam bahasa yang digunakan wartawan yang memiliki sifat-sifat khas: singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik (Anwar, 1991);
  • M. Wonohito: bahasa jurnalistik atau bahasa surat kabar adalah suatu jenis bahasa tertulis yang lain sifat-sifatnya dengan bahasa sastra, bahasa ilmu atau bahasa buku pada umumnya;
  • Kurniawan Junaedhie (Ensiklopedia Pers Indonesia): bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan oleh penerbitan pers. Bahasa yang mengandung makna informatif, persuasif, dan yang secara konsensus merupakan kata-kata yang bisa dimengerti secara umum, harus singkat tapi jelas dan tidak bertele-tele;
  • Moh. Ngafeman (Kamus Jurnalistik AZ): bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa dengan pilihan kosakata yang sederhana agar dapat dipahami oleh segenap lapisan masyarakat;
  • Adinegoro: tiap berita dan cerita harus padat karena itu disadjikan setjara mudah difahamkan, terang dan tidak sulit membatjanja sehingga orang jang membatjanja tidak usah berfikir pandjang untuk mengetahui apa jang diberitakan itu. Oleh sebab itu kita dapati dalam kalimat-kalimat ringkas, kata-kata yang tepat, dan ungkapan-ungkapan yang hidup.
  • Badudu (1988): bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas yaitu singkat, padat, sederhana, lugas, menarik, lancar dan jelas. Sifat-sifat itu harus dimiliki oleh bahasa pers, bahasa jurnalistik, mengingat surat kabar dibaca oleh semua lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya.

 

Related posts