Saya seorang mahasiswa, saya sangat tertarik dengan dunia tulis menulis, kebiasaan menulis itu mulai tumbuh sejak masih duduk di bangku aliyah, seperti menulis di rubrik-rubrik ringan dalam sebuah majalah islam. dan alhamdulillah kadang dapat honor penulisan yang cukup lumayan, terkadang juga cuma dapat hadiah bingkisan menarik berupa buku ataupun majalah.
Namun semangat menulis kembali kendur setelah menjadi mahasiswa yang seharusnya banyak waktu luang dan lebih memungkinkan, padahal dulu waktu di aliyah sebuah pesantren yang begitu ketat dan padat akan kegiatan kepesantrenan masih menyempatkan diri untuk menulis.
Bagaimana menumbuhkan kembali semangat yang telah pudar itu agar bisa menjadi seorang penulis yang handal dan profesional?serta kiat-kiat mengasah kata agar menjadi lebih berbobot dan sarat dengan makna. Terima kasih. Ainul Wafa
Jawaban
Mengembalikan semangat = menumbuhkan niat = membangkitkan motivasi. Manfaat atau faidah menulis yang begitu besar, lahiriah-batiniah, duniaw-ukhrawi, material-spiritual, sudah Anda rasakan/alami, jadi…. tidak ada alasan untuk tidak termotivasi dan kehilangan semangat menulis. Kuncinya: niat/motif.
Penulis profesional artinya:
(1) benar-benar menguasai dan mempraktikkan teknik menulis yang baik dan benar sesuai dengan kaidah penulisan dan jurnalistik;
(2) mendapatkan penghasilan/salary dari kegiatan menulisnya.
Untuk mengasah agar tulisan berbobot dan sarat makna: terus menulis, latihan, dan rajin baca. Ya, rajin baca…. Kembangkan ide dengan membaca, menelaah, dan mengumpulkan referensi sebanyak mungkin. Insya Allah….
Jangan lupa, perbaiki atau pelajari tata bahasa Indonesia (bahasa Jurnalistik). Good Luck!