BELAKANGAN ini presenter & reporter televisi (TV) kita sering mengunakan kata tanya “Seperti Apa” dalam wawancara jurnalistik atau mengajukan pertanyaan dalam wawancara berita (news interview).
- “Bantuan seperti apa yang dikirimkan?”
- “Seperti apa kondisi terkini di sana?”
- “Seperti apa persiapan yang Anda lakukan?”
Frasa “seperti apa” bukan pertanyaan yang baik dan benar dalam wawancara jurnalistik. Tidak tepat, keliru, salah, juga tidak logis serta melanggar prinsip wawancara jurnalistik.
Kata tanya “seperti apa” (dalam bahasa Inggris: like what) tidak ada dalam kamus jurnalistik mana pun!
Kata tanya “seperti apa” juga tidak ada dalam kamus bahasa Indonesia. Kata tanya dalam bahasa Indonesia terdiri dari:
- Apa
- Siapa
- Kapan
- Di Mana
- Ke Mana
- Dari Mana
- Mengapa/Kenapa
- Bagaimana
- Berapa
Kata Tanya yang Benar dalam Wawancara Jurnalistik
Kata tanya yang benar (sesuai dengan kaidah jurnalistik) dan logis (sesuai dengan kaidah tata bahasa) dalam wawancara jurnalistik dimulai dengan kata “bagaimana”, “kenapa”, atau salah satu unsur berita lainnya yang terangkum dalam formula 5W+1H:
- What = Apa. Apa yang terjadi? Peristiwa apa?
- Who = Siapa. Siapa pelakunya? Siapa korbannya? Siapa yang terlibat?
- When = Kapan. Kapan terjadi? Waktu kejadian.
- Where = Di Mana. Lokasi kejadian.
- Why = Kenapa. Penyebab kejadian, latar belakang peristiwa, tujuan acara.
- How = Bagaimana kejadiannya? Detail peristiwa.
Bisa juga ditambah dengan “What Next” (selanjutnya apa).
We know the basic questions that journalists strive to answer when chasing a news story — questions starting with “who,” “what,” “where,” when,” “why” and “how.” (Pointer)
Kata atau frasa “seperti apa” tidak tepat digunakan dalam wawancara jurnalistik karena pertanyaan “seperti apa” artinya meminta narasumber untuk mengibaratkan atau mengumpakan.
Dalam kamus bahasa, seperti artinya serupa dengan, sebagai, atau semacam. Jadi, jika narasumber menjawab “seperti yang Anda bayangkan”, “seperti yang dulu”, atau “seperti mata dewa”, maka sang news source tidak salah.
Tiga contoh pertanyaan wawancara jurnalistik di atas seharusnya:
- “Bantuan
sepertiapa yang dikirimkan?” atau “Apa bantuan….?” - “
Seperti apakondisi terkini di sana?” > “Bagaimana kondisi terkini…?” - “
Sepertiapa persiapan yang Anda lakukan?” atau “Bagaimana persiapan…?”
Saya tidak tahu, siapa yang memulai atau yang mengajari para reporter TV itu untuk mengajukan pertanyaan dalam wawancara jurnalistik dengan kata tanya “seperti apa”.
Dugaan saya, itu latah, ikut-ikutan, dilakukan seorang reporter, lalu diikuti repoter lainnya. Jadilah frasa “seperti apa” menjadi “kata kunci” sekaligus pembuka dalam wawancara jurnalistik “zaman now”.
Dalam buku Broadcast Journalism Bab Teknik Wawancara saya mengemukakan:
Kunci: MENGAPA? Jadikan kata tanya “mengapa” sebagai alat penggali informasi. “Mengapa” dikenal sebagai “pertanyaan ajaib”, pendek, sederhana, namun memancing jawaban panjang, rinci, dan jelas. Gunakan kata tanya itu untuk “membuka” dan “mengikat”.
Bagaimana jika presenter & wartawan TV kita tetap saja menggunakan kata tanya “seperti apa” dalam wawancara berita? Belum profesional, jangan ditiru! Itu aja. Wasalam. (www.romeltea.com).*