Cara Menjadi Jurnalis
Bagaiamana cara menjadi wartawan atau jurnalis? Berikut ini ulasan dari The Balance Careers.
Jurnalisme, dalam banyak hal, adalah tulang punggung (back bone) industri media. Karenanya banyak pekerjaan media membutuhkan beberapa aspek jurnalisme.
Jenis penulisan jurnalis sangat tergantung pada subjek yang mereka liput. Hal lain yang mempengaruhi pekerjaan jurnalis adalah outlet mereka menghasilkan berita untuk TV, Internet, surat kabar, dll.
Yang sedang berkata, seorang jurnalis “tradisional” melaporkan berita tersebut. Apa artinya? Ya, itu bisa berarti berbagai hal. Citra standar seorang jurnalis dan yang sering digambarkan dalam film adalah seseorang yang bekerja untuk sebuah koran dan mencari cerita. Yang menimbulkan pertanyaan: Apa itu ketukan?
Beat (bidang liputan) adalah istilah media untuk area, atau topik, yang diliput wartawan. Jadi, beat bisa berupa apa saja, mulai dari kejahatan lokal, hingga berita nasional hingga film Hollywood.
Beats bisa sangat spesifik, atau lebih luas, tergantung pada jenis publikasi tempat Anda bekerja. Sebuah surat kabar harian berukuran sedang, misalnya, akan memiliki wartawan yang meliput semuanya, mulai dari kepolisian setempat hingga olahraga setempat.
Pekerjaan seorang jurnalis adalah melaporkan berita. Untuk menemukan berita, Anda perlu memahami subjek dan orang-orang yang Anda tulis.
Katakanlah Anda melakukan tindak kejahatan untuk sebuah surat kabar di Chicago. Suatu pagi polisi melaporkan bahwa ada pembunuhan di lingkungan mewah kota.
Sekarang, untuk menulis tentang pembunuhan itu, Anda perlu tahu apa yang sedang terjadi di kota. Apakah ini insiden yang terisolasi? Apakah ada kejahatan serupa dua minggu lalu? Dua tahun yang lalu?
Orang-orang selalu mendiskusikan lima pilar jurnalisme atau Five Ws (5W) — who (siapa), what (apa), where (di mana), when (kapan), dan why (mengapa).
Bagian “mengapa” hanya dapat diisi oleh seseorang dengan latar belakang dan pengetahuan tentang ketukan mereka.
Jika, misalnya, Anda diminta untuk menulis tentang pembunuhan yang disebutkan di Chicago, dan tidak tahu apa-apa tentang kota atau kegiatan kriminal baru-baru ini di sana, Anda tidak akan dapat meliput berita dengan cara terbaik.
Karena mari kita hadapi itu, ceritanya sangat berbeda jika itu adalah tindakan acak alih-alih tanda potensi kejahatan atau, katakanlah, seorang pembunuh berantai.
Alasan besar lainnya mengapa para jurnalis bekerja berdetak, selain dari mengembangkan pengetahuan yang mendalam tentang subjek yang mereka liput, adalah untuk mengembangkan sumber-sumber.
Sumber adalah orang yang Anda ajak bicara untuk melaporkan sebuah cerita. Sekarang beberapa sumber sudah jelas. Jika kita melanjutkan dengan contoh bekerja sebagai reporter kejahatan di Chicago, Anda akan memiliki sumber reguler di departemen kepolisian.
Sekarang beberapa sudah jelas – Anda mungkin akan berbicara dengan juru bicara departemen yang tugasnya menangani wartawan (semacam humas) – tetapi kontak lain mungkin dikembangkan dari hubungan yang Anda asuh selama bertahun-tahun dalam meliput.
Seorang jurnalis sering merujuk pada sumber mereka – semua orang tahu pepatah, “Saya tidak bisa mengungkapkan sumber saya” – karena mereka adalah orang yang mereka putar untuk mendapatkan informasi orang dalam, atau perspektif, pada sebuah cerita.
Sekarang sedikit tentang “mengungkapkan” sumber menunjuk ke sebuah contoh ketika seorang jurnalis mendapatkan sepotong informasi penting dari seseorang yang tidak ingin identitas mereka terungkap.
Jika, misalnya, Anda sedang mengerjakan cerita tentang pembunuhan di Chicago dan Anda mendapatkan informasi dari seseorang di departemen kepolisian bahwa pembunuhan itu sepertinya adalah karya seorang pembunuh berantai, petugas itu mungkin tidak ingin namanya diberikan di luar.
Lagi pula, dia memberi Anda informasi yang mungkin membuatnya bermasalah. Jadi, ketika Anda menulis cerita tentang pembunuhan itu, Anda tidak akan menyebutkan sumber Anda atau mengungkapkan identitasnya kepada siapa pun.
(Jika Anda benar-benar mengungkapkan identitasnya, tidak ada yang ingin memberi Anda informasi rahasia, atau informasi yang oleh orang-orang dalam bisnis disebut sebagai hal-hal yang “tidak direkam”.)
Ketika seorang jurnalis bekerja keras dari waktu ke waktu mereka mengembangkan banyak sumber. Ini berarti bahwa mereka tahu siapa yang harus dihubungi ketika sesuatu terjadi dan mereka tahu orang-orang yang akan berbicara dengan mereka.
Seorang jurnalis yang baik menjalin hubungan yang solid dengan sumber-sumbernya sehingga ia dapat meminta mereka untuk mendapatkan informasi.
Meskipun orang tidak selalu suka berbicara dengan wartawan – terutama ketika cerita tentang skandal atau sesuatu yang negatif – seorang jurnalis yang baik akan memiliki sumber yang mengakui bahwa ada yang positif dalam mengeluarkan cerita dan mengeluarkannya dengan benar.
Dengan kata lain, seorang jurnalis yang baik akan mengembangkan hubungan yang baik dengan sumber-sumbernya.
Video: Cara Menjadi Wartawan
Kesimpulan
Jurnalistik berasal dari kata jurnal atau laporan. Jurnalistik adalah ilmu, teknik, dan proses melaporkan peristiwa aktual, penting, dan menarik melalui media massa atau media pers. Laporan peristiwa ini disebut berita (news).
Untuk melakukan aktivitas jurnalisti atau menjadi jurnalis (wartawan) memerlukan keterampilan jurnalistik. Skill jurnalisme ini meliputi teknik reportase, menulis berita, editing, keterampilan public speaking (untuk reporter radio dan televisi), dan SEO untuk wartawan media online.
Demikian ulasan ringkas tentang pengertian jurnalistik secara bahasa dan istilah, plus gambaran menjadi jurnalis. Wasalam. (www.romeltea.com).*