Tajuk Rencana (biasa disingkat “Tajuk” saja) adalah induk karangan berupa artkel opini yang berisi pendapat, pandangan, atau analisis redaksi sebuah media massa tentang masalah aktual.
Dalam bahasa Inggris, tajuk rencana disebut editorial.
Kamus Google mengartikan editorial sebagai “a newspaper article written by or on behalf of an editor that gives an opinion on a topical issue.”
Penulis Editorial Writing, Lyle Spencer, seperti dikutip Dja’far H. Assegaff (1985:63), mendefinsikan tajuk rencana sebagai berikut:
“Tajuk rencana adalah pernyataan mengenai fakta dan opini secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan, dan bertujuan untuk mempengaruhi pendapat, atau memberikan interpretasi terhadap suatu berita yang menonjol sedemikian rupa, sehingga bagi kebanyakan pembaca suratkabar akan menyimak pentingnya arti berita yang dijadikan tajuk tadi.”
Tajuk rencana merupakan “jatidiri” atau identitas sebuah media massa. Melalui tajuklah redaksi media tersebut menunjukkan sikap atau visinya tentang sebuah masalah aktual yang terjadi di masyarakat.
Tajuk rencana berupa artikel pendek ini biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi atau redaktur senior yang mampu menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah aktual.
Sikap, opini, atau pemikiran yang disuarakan lewat tajuk adalah visi dan penilaian orang, kelompok, atau organisasi yang mengelola atau berada di belakang media tersebut.
Sebuah media yang diterbitkan dan kelola oleh organisasi A, misalnya, tentu tajuknya menyuarakan pendapat atau aspirasi organisasi A tadi.
Pengertian Tajuk Rencana
Tajukrencana sebenarnya adalah tulisan kolom yang dibuat oleh redaksi sebuah penerbitan pers.
Di media cetak suratkabar atau koran, Tajuk biasanya dimuat di rubrik atau halaman khusus bagi tulisan-tulisan opini tentang suatu masalah atau peristiwa (opinion pieces).
Halaman tersebut dikenal dengan nama kolom opini atau halaman opini (opinion page), biasanya berisikan tajuk rencana, pojok, karikatur, surat pembaca (letter to the editor), artikel atau tulisan atas nama (by line story), dan kolom atau tulisan khusus dari penulis ternama, pengamat, pakar, atau analis.
Tajuk rencana (editorial) disebut juga “Induk Karangan” (Hoofd Article), “Opini Redaksi” (Desk Opinion), atau “Leader”.
Penulis tajuk disebut Leader Writer.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Tajuk rencana diartikan sebagai karangan pokok dalam surat kabar, majalah, dan sebagainya.
Menurut Dja’far H. Assegaf (1987:63), arti sebenarnya dari tajuk adalah “mahkota”.
Penulis tajuk haruslah orang terpercaya dan mengetahui kebijakan pemberitaan (news policy) atau kebijakan redaksi. Penulis tajuk biasanya Pemimpin Redaksi (Editor in Chief).
Tugas Pemred
Pemimpin Redaksi (Editor in Chief) bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja keredaksian sehari-hari. Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik media massa yang dipimpinnya.
Di suratkabar mana pun, Pemimpin Redaksi menetapkan kebijakan dan mengawasi seluruh kegiatan redaksional. Ia bertindak sebagai jenderal atau komandan yang perintah atau kebijakannya harus dipatuhi bawahannya. Kewenangan itu dimiliki katena ia harus bertanggung jawab jika pemberitaan medianya “digugat” pihak lain.
Pemimpin Redaksi juga bertanggung jawab atas penulisan dan isi Tajuk rencana (Editorial) yang merupakan opini redaksi (Desk opinion).
Jika Pemred berhalangan menulisnya, lazim pula tajuk dibuat oleh Redaktur Pelaksana, salah seorang anggota Dewan Redaksi, salah seorang Redaktur, bahkan seorang Reporter atau siapa pun — dengan seizin dan sepengetahuan Pemimpin Redaksi— yang mampu menulisnya dengan menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah aktual.
Kadang-kadang sebua media juga menampilkan tajuk yang ditulis orang luar redaksi atau memuat tajuk media lain. Tajuk demikian disebut Tajukrencana Tamu (Guest Editorial).
Syarat Penulis Tajuk
Karena tajuk merupakan opini redaksi dan menjadi induk karangan sebuah media, maka tidak semua wartawan dapat menulisnya.
Seorang penulis tajuk hendaknya:
1. Mengenal baik visi dan misi media karena tulisan tajuk mencerminkan hal
tersebut.
2. Memiliki kedalaman analisis, sehingga mampu mengungkap sesuatu di balik
fakta dan menjangkau jauh ke depan.
3. Berpengetahuan dan berwawasan luas karena sebuah peristiwa atau fakta
memiliki kaitan dengan fakta lain.
4. Memiliki banyak referensi yang akan menjadu acuan dalam pengembangan
ide atau pemikirannya.
5. Berkepala dingin, tidak emosional, agar ketika menulis tetap terjaga kejer-
nihan berpikir dan suasana hati.
6. Telah lama menjadi wartawan (seasonal reporter) sehingga mampu menja-
ga etika jurnalistik dan kepenulisan.
Jenis-Jenis Tajuk
Ada empat jenis tajukrencana dari segi isi tulisan, sebagaimana fungsi editorial yang dikemukakan Wlliam M. Pinkerton
1. Explaining the news.
Menjelaskan berita dengan interpretasi dan sudut pandang subjektif.
2. Filling in the background.
Mengisi informasi latar belakang (filling backgroud information), yakni memberikan kaitan suatu berita dengan realitas sosial lainnya atau informa-
si tambahan.
3. Forecasting the futur.
Meramalkan masa depan (forcasting), yakni memprediksi apa yang akan dapat terjadi pada masa mendatang dengan atau akibat terjadinya suatu peristiwa.
4. Passing moral judgment.
Meneruskan suatu penilaian moral, yakni memberikan penilaian dan menyatakan sikap atas suatu peristiwa. Ada anggapan, tulisan tajuk mencerminkan apa yang terasa oleh hati-nurani masyarakat.
David Dary menyebutkan enam jenis editorial sebagai berikut:
1. Informative Editorial, isinya menjelaskan fakta khusus.
2. Interpretatif Editorial, isinya menjelaskan fakta penting yang tersembunyi.
3. Argumentative Editorial, biasanya mengulas masalah politik yang menghen-
daki analisis logis sebab-akibat.
4. Call-For-Action Editorial, isinya mengajak melakukan sesuatu.
5. Persuasif Editorial, tajuk yang meyakinkan khalayak dengan sugesti.
6. Entertaining Editorial, isinya menghibur, menyindir, atau humor.
Struktur Tulisan Tajuk Rencana
Tulisan tajuk seperti kolom. Ia tidak mempunyai struktur tertentu. Namun umumnya, jika kita bedah tajuk-tajuk di berbagai media massa, strukturnya terdiri atas:
- Judul
- Intro
- Uraian.
Bagian intro mengemukakan aktualitas masalah yang akan dibicarakan, misalnya dengan mengingatkan pembaca akan berita yang muncul sebelumnya. Setelah itu langsung uraian berisi opini penulisnya.
Contoh Tajuk Rencana
Sahabatkah Singapura?
Pernyataan Menteri Senior Singapura Lee Kuan Yew mendapat reaksi keras Jakarta. Berbagai kalangan mendesak pemerintah Indonesia mengambil sikap tegas atas pernyataan Lee, yang berpotensi memicu ketegangan dua negara bertetangga itu.
Seperti diberitakan The Straits Times, Senin (18/2), Lee mengatakan, Singapura berada dalam kondisi berisiko terhadap serangan teroris karena para pimpinan teroris masih berkeliaran bebas di Indonesia. Menurutnya lagi, sarang para tersangka teroris yang berada di Singapura, Malaysia, dan Filipina, diatur oleh para pimpinan di negara tetangga Indonesia.
Pernyataan Lee — tokoh yang sangat berpengaruh dan dipercaya mewakili sikap politik luar negeri Singapura — terlalu berlebihan dan hanya mungkin diucapkan oleh seorang tokoh dari negara yang berniat buruk pada tetangganya. Sopan santun diplomatik tidak mengenal pernyataan semacam itu, kecuali Lee memiliki agenda tersembunyi terhadap Indonesia dan tidak lagi melihat Indonesia sebagai sahabat Singapura.
Lee perlu kembali mengingat, Indonesia tidak pernah sedikit pun menuduh Singapura tempat persekongkolan kelompok tertentu dan mengambil keuntungan dari krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia. Itu karena Indonesia — negara yang menunjung tinggi adab dan kesopanan diplomatik — tahu batas-batas kepatutan… dst. (Republika, Sabtu, 23 Februari 2002).
Demikian pengertian, fungsi, jenis, dan contoh tajukrencana, tajuk, atau editorial. Wasalam. (www.romeltea.com).*
Sumber: (1) ASM Romli, Jurnalistik Praktis untuk Pemula, Rosdakarya 2005. (2) ASM Romli, Jurnalistik Terapan, BaticPress 2003.