Asal Ungkapan ‘dari Hong Kong!?’
FRASA “dari Hong Kong?!” (gabungan antara kesal dan tanya, makanya tandanya dua, tanda tanya dan tanda seru) sudah akrab di telinga kita.
Biasanya, frasa “dari hongkong” diungkapkan dengan nada kesal, meledek, mengejek, bahkan “marah”, untuk membantah atau menyangkal pembicaraan kawan/lawan bicara, juga bermakna cibiran dan sindiran.
Maknanya, kira-kira begini: “come from nowhere”, “’gak ada”, “gak mungkin”, “impossible”, “tidak benar tuh”, atau “mimpi lu!”, dsb.
Misalnya:
A: “Kamu banyak duit ya?”
B: “Duit dari mana… dari Hong Kong?!”.
A: “Traktir dong, baru dapat honor ‘kan?”
B: “Honor dari Hong Kong…?!”
A: “Lia Eden katanya dapat wahyu dari malaikat Jibril lho!”
B: “Malaikat Jibril dari Hong Kong?!”
A: “Ini game online no. 1 di Indonesia”
B: “No. 1 dari Hong Kong Kaleee….!”
O ya, terima kasih kepada facebooker, Nana Ponorogo, yang menginspirasi saya menulis soal ini. Dalam catatannya, Nana merasa penasaran dari mana asal-usul frasa “dari Hong Kong” tersebut.
Sejauh ini, saya belum menemukan data valid, sahih, kuat, dan “perawinya” dapat dipertanggung jawabkan.
Akibatnya, saya pun, mungkin Anda juga, hanya bisa menebak-nebak, dengan guyonan –milsanya: “Kalo dari Zimbabwe kejauhan kali!” atau “kalau dari Batam ke Singapur lalu ke Macau itu mah Gayus jalan-jalan kali….!”
Versi “seriusnya” sih, kayaknya begini. Tersirat dalam ungkapan tersebut, persepsi Hong Kong sebagai “negara wah”, glamour, nan susah dijangkau, juga “kekaguman” kepada negeri Beton itu sebagai “negara” maju banget, hingga sulit dibayangkan bisa shopping atau berlibur ke sana bagi “golekmah”, golongan ekonomi lemah.
Di forum Kaskus, ada data menarik begini: “frasa ‘dari hongkong’ itu muncul pertama kali tahun 1970-an di kalangan mahasiswa.
Di asrama ada mahasiswa yang punya foto kuburan Cina, lalu ia mengaku kepada kawan-kawannya bahwa foto itu pas dia lagi ke Hongkong. Belakangan ketahuan, foto itu diambil di Medan. Sejak itu, ia sering disindir teman-temannya dengan kata-kata ‘dari Hongkong’ atau ‘foto dari Hongkong”.
Kawan-kawan ngobrol saya sekarang, kalo ada saya, tidak pernah bilang “dari Hong Kong” karena memang saya sudah pernah ke Hong Kong, dua kali lagi, lama lagi… nyaris Seminggu (Desember 2009) dan Sebulan (Agustus 2010).
Yang pasti, selama di Hong Kong, saya tidak mendengar ada ungkapan itu keluar dari BMI di sana. Yang sering saya dengar malah “dari Blitar”, “dari Ponorogo”, “dari Ngawi”, “dari Kediri”, “dari Semarang”, “dari Subang”, atau saya sendiri sering bilang “dari Bandung”…
Kesimpulan saya sih begini: Frasa “dari Hong Kong” kini begitu populer “karena asal-muasalnya dari Hong Kong!” Betul tidak…? Wasalam. (www.romeltea.com).*