Saya ingin menanyakan bagaimana caranya menulis dengan hati, biar tulisan itu mengalir begitu saja bagaikan air yang mengalir.
Lalu bagaimana caranya menuangkan ide-ide dengan mudah, tanpa terpatok pada kekakuan dalam menulis. Terima kasih atas jawabnya. Saya tunggu. (Erma, Solo)
JAWAB: Menulis itu seperti berbicara. Kita akan senang berbicara tentang hal yang kita sukai atau membuat kita senang.
Karenanya, biar “menulis dengan hati” dan mengalir bagaikan air, maka menulislah tentang masalah yang Anda sukai dan kuasai, perbanyak bahan/referensi atau data, dan yakinkan serta niatkan dengan tulis bahwa tulisan Anda bermanfaat bagi pembaca.
Jangan menulis tentang hal yang tidak Anda sukai dan kuasai, juga jangan menulis jika data/referensi Anda minim.
Ide akan tertuang dengan mudah jika ide itu dikembangkan lebih dulu dengan mencari bahan atau data pendukung, lalu buatkan outline (garis besar tulisan). Saya tidak mengerti apa yang Anda maksud “terpatok kekakuan dalam menulis”.
Jika Anda menguasai masalah yang akan ditulis, didukung banyak data, Anda tidak akan mandeg dan kaku, pasti mengalir… insya Allah.
Namun, jika yang Anda maksud dengan “terpatok kekakuan dalam menulis” adalah “teori menulis”, maka lupakan saja teori itu. Just write! Tulisa sajalah…! Hakikatnya tidak ada teori menulis, seperti halnya takada teori naik sepeda.
“Teori menulis” hanyalah penjelasan bagi penulis pemula (yang baru belajar) tentang tahapan yang dilalui dalam menulis sebuah artikel, sadar atau tidak, sengaja atau tidak, tahapan itu akan dialami dan dilalui juga. Wasalam. (www.romeltea.com).*