KEHADIRAN media sosial (social media), seperti Facebook, Twitter, dan Youtube, menghadirkan era baru jurnalistik: jurnalisme media sosial (social media journalism).
Jurnalisme sosial media yaitu aktivitas produksi dan penyebarluasan informasi aktual melalui media sosial. Jurnalisme sosial media juga berarti aktivitas jurnalistik dengan menjadikan media sosial sebagai sumber berita.
Kini semua semua orang bisa menjadi “produser berita” atau “publisher”. Wartawan pun kini melakukan “reportase online” dengan “mengintip” informasi menarik yang berserakan di media sosial.
Media sosial bukan sekadar situs pertemanan, tapi juga menjadi kekuatan baru media yang memproduksi dan menyebarluaskan informasi secara luas. Para wartawan pun sudah menjadikan media sosial sebagai sumber berita (new source).
Kini kita terbiaa melihat berita di media mainstrem atau situs berita yang diolah dari status update di Facebook, kicauan di Twitter, posting foto di Path atau Instagram, dan video di Youtube atau Vine.
Kehadiran media sosial menjadikan produksi dan distribusi berita bukan lagi monopoli reporter/wartawan. Jurnalisme warga (citizen journalism) menemukan momentumnya untuk menjadi sumber utama berita dan bisa mengambil alih jurnalisme konvensional.
Istilah jurnalisme warga kini berkembang menjadi jurnalisme publik (public journalism), civic journalism, citizen journalism, community journalism, atau communitarian journalism.
Wartawan dan media mainstream menemukan situasi sulit. Wartawan tidak lagi mengendalikan pesan atau menentukan informasi mana yang akan disebarkan kepada publik. Wartawan tidak lagi menjadi penentu mana informasi penting dan bernilai berita. Bahkan, dengan menjadikan media sosial sebagai sumber berita, justru publik yang kini menentukan nilai berita itu.
Beragam informasi “berserakan” di media sosial dan mudah diakses lewat ponsel atau SmartPhone setiap saat. Belum lagi aplikasi “chat” seperti WhatsApp yang kian berkembang dan menjadi sumber pertukaran informasi.
Sebuah laporan (report) dari The Daily Telegraph menegaskan: media sosial menjadi sumber utama (the top news source) bagi kalangan anak muda, usia 16-24 tahun.
Selamat datang di Era Baru Jurnalistik: Jurnalisme Media Sosial! (www.romeltea.com).*
Referensi: