Hiburan dalam Jurnalistik (Entertainment on Journalism). Media tidak hanya sajikan info aktual, tapi juga hiburan.
MENGHIBUR (to entertaint) atau menyajikan hiburan merupakan salah satu fungsi pers sebagaimana sudah saya share dalam artikel di bawah ini.
Judul tulisan ini, “Hiburan dalam Jurnalistik”, merupakan “draft” atau “pointers” materi yang akan saya sampaikan pada acara seminar jurnalistik di sebuah kampus di Jakarta bertema “Entertainment on Journalism”.
Dalam proposal kegiatan disebutkan, entertainment dalam jurnalistik dapat disebut juga dengan infotainment.
- Soal kaitan infotainment dan jurnalistik, saya sudah posting Infotainment Karya Jurnalistik Juga.
Bagi saya, yang dimaksud hiburan dalam jurnalistik (entertainment on journalism) adalah sajian hiburan di media massa dan/atau informasi yang menghibur pembaca.
Jurnalisme Entertainment
Dalam literatur jurnalistik, dikenal jurnalisme hiburan (entertainment journalism), yaitu genre jurnalistik yang fokus pada informasi seluk-beluk dunia hiburan, khususnya selebritas atau artis.
Christopher H. Sterling dalam Encyclopedia of Journalism menyebutkan, junalisme entertainment berkaitan dengan informasi industri hiburan, seperti film, musik, fashion, video games, dsb.
Tujuan utama tipe jurnalisme ini adalah menghibur.
Entertainment Journalism deals with information of the entertainment industry such as films, music, fashion, video games, etc. The main purpose of this type of journalism is to entertain.
Dengan demikian, jurnalis atau wartawan hiburan bertugas meliput berita dan event dalam industri film, televisi yang identik dengan hiburan, musim, dan sejenisnya.
Jenis Hiburan di Media Jurnalistik
Hiburan dalam Jurnalistik bukan hanya informasi seputar dunia hiburan atau liputan selebritas.
Di media cetak (suratkabar/koran), hiburan disajikan antara lain dalam bentuk tulisan feature, yakni jenis tulisan yang lebih bersifat menghibur ketimbang memberikan informasi.
Baca: Feature Karya Jurnalistik yang Tetap Aktual
Selain feature, ada juga pojok, info musik dan artis, karya sastra (cerpen , puisi), karikatur, cerita bergambar (cergam), dan Who’s Who –rubrik Apa & Siapa yang menampilkan sisi lain sosok public figure.
Media yang dominan dari segi hiburan adalah radio dan televisi.
Radio identik dengan musik, jadi “gudang lagu”, media utama mendengarkan musik.
Televisi menyajikan film, termasuk sinema elektronik (sinetron), acara komedi (humor).
TV pula yang melahirkan istilah “infotainment” yaitu berita ringan yang menghibur dan identik dengan kabar seputar kehidupan dan aktivitas para selebiritas (celebrity, pesohor), yakni orang-orang terkenal di dunia hiburan –artis, aktor, aktris, penyanyi, musisi, komedian.
Konsep Soft News
Secara “teoretis”, kajian tentang “hiburan dalam jurnalistik” ini antara lain terkait dengan konsep “soft news“, yaitu gaya dan genre jurnalistik yang mengaburkan batas antara informasi dan hiburan.
Istilah “soft news” merujuk pada feature di suratkabar atau siaran televisi yang bersifat “human interest”.
Soft news, also called market-centred journalism , journalistic style and genre that blurs the line between information and entertainment. Although the term soft news was originally synonymous with feature stories placed in newspapers or television newscasts for human interest, the concept expanded to include a wide range of media outlets that present more personality-centred stories. (Britannica)
Soft news secara harfiyah adalah “berita lembut” atau “berita ringan”. Lawannya adalah Hard News atau “berita keras”.
Hard News dan Soft News adalah dua dari sekian jenis berita (news) –produk utama jurnalistik atau konten utama media massa.
Hard News adalah berita headline atau berita teraktual, lugas, singkat, langsung ke pokok persoalan, yang segera dipublikasikan/secepatnya harus diketahui khalayak.
Penulisan Hard News mengikuti struktur piramida terbalik (inverted pyramid) dengan bagian yang terpenting pada pembukaan berita.
Lead (teras) Hard News biasanya menggunakan struktur WHO WHAT WHEN WHERE WHY HOW — Siapa melakukan Apa Kapan Di Mana Kenapa dan Bagaimana.
Sopir angkot se-Bandung Raya menggelar aksi mogok dan demonstrasi di depan Gedung Sate Jln Diponegoro Kota Bandung, Selasa (10/10/2017), untuk memrotes taksi online yang dinilai merugikan mereka.
Pengertian Soft News
Soft News itu berita ringan, cencerung menghibur, dan laporan peristiwa yang “humanis” (manusiawi).
Prinsip penulisan Soft News tidak terikat pada struktur piramida terbalik sebab yang akan ditonjolkan bukan unsur pentingnya, tetapi unsur yang bisa “menyentuh perasaan” khalayak (human touch) atau unsur “menghiburanya”.
Salah satu literatur jurnalistik menegaskan:
“Hard news generally refers to up-to-the-minute news and events that are reported immediately, while soft news is background information or human-interest stories.
Politics, war, economics and crime used to be considered hard news, while arts, entertainment, and lifestyles were considered soft news”.
Hard News secara umum merujuk pada berita atau kejadian terbaru yang dilaporkan segera sedangkan Soft News adalah informasi latar belakang atau cerita bernuansa human interest.
Politik, perang, ekonomi, dan kejahatan biasa diberitakan dalam bentuk berita Hard News, sedangkan hiburan dan gaya hidup biasanya masuk kategori berita Soft News.
Baca juga: Hardnews vs Softnews
Demikian ulasan ringkas tentang hiburan dalam jurnalistik dengan fokus sajian feature atau soft news.*