Jurnalistik Syariah, Ada Gitu?

jurnalistik dakwahIstilah “syariah” lagi “trend”. Ada ekonomi syariah, keuangan syariah, bank syariah, asuransi syariah, dan… entah apa lagi. Lalu, adakah jurnalistik syariah atau jurnalisme syariah? Jawabannya: tentu ada!

Istilah ekonomi syariah dan sejenisnya “hanya” merupakan penyederhanaan istilah dari sebuah sistem ekonomi, keuangan, perbankan, dan asuransi yang dibangun atas landasan syariat atau ajaran Islam. Intinya, bebas riba yang diharamkan Islam.

Dengan demikian, kalau mau dimunculkan istilah “jurnalistik syariah”, maka istilah itu “hanyalah” istilah lain dari jurnalistik Islami atau jurnalistik dakwah. Jurnalistik Islami = jurnalistik yang berlandasakan nilai-nilai Islam. Jurnalistik Dakwah = jurnalistik yang mengemban visi dan misi dakwah –mengajak kepada jalan Tuhan (kebenaran). Ada juga istilah sejenis, yakni “jurnalisme nabawi” –istilah lain dari “jurnalisme profetik” (prophetic journalism), yakni jurnalistik yang mengemban risalah para nabi –jurnalistik Islam dan dakwah juga!

Saya sudah menulis buku berjudul Jurnalistik Dakwah: Visi dan Misi Dakwah Bil Qolam. Penerbit: Rosdakarya Bandung, 2003.  Apa kabar Rosdakarya?

Jadi, jurnalistik syariah, jurnalistik Islami, jurnalistik dakwah, jurnalistik profetik, dan jurnalistik nabawi adalah “itu-itu juga”, sama makna beda istilah. Istilah yang “lebih senior”-nya adalah “crusade journalism”.

Dalam buku Kamus Jurnalistik (Penerbit Simbiosa, Bandung), saya mengartikan crusade journalism (jurnalistik suci, disebut juga jurnalisme jihad) sebagai “jurnalistik yang memperjuangkan tegaknya nilai-nilai tertentu, misalnya demokrasi, nilai-nilai agama, nilai-nilai kebenaran, atau memerangi kejahatan dan kezhaliman”. Wasalam. (www.romeltea.com).*

Read More

Related posts