Jejak Digital, Catatan Amal di Internet

Jejak digital adalah catatan amal di Internet. Sudah cek reputasi Anda di dunia maya? Silakan ketik nama Anda di Google, asli ataupun panggilan, dan lihatlah jejak digital (digital footprint) Anda.

Jejak Digital, Catatan Amal di Internet

SEORANG kawan lama menelepon. Katanya, ia selalu mencari kabar tentang saya dan mengikuti perkembangan saya via internet.

Sebagai contoh, begitu buku baru saya terbit, ia langsung tahu, apalagi ia bekerja di bidang perustakaan sebuah penerbitan ternama di Bandung.

Kawan saya bilang, alhamdulillah, tidak ada catatan peristiwa atau data di internet tentang diri saya yang buruk. Semuanya baik, misalnya, soal saya menulis buku baru, menulis artikel baru, menjadi instruktur pelatihan, dan sebagainya.

Saya terkesan dengan ucapannya.

Read More

“Bener nya Mel, internet mah kaya catatan amal kita. Kalo kita banyak amal, amal baik ataupun amal buruk, tercatat di internet,” ujarnya.

“Jadi, kalo kita ingin melihat sejauhmana amal kita, juga popularitas kita, tinggal cari nama kita di search engine, google misalnya, langsung keluar semua berita atau data yang menyangkut nama kita.”

Kawan saya benar.

Catatan amal kita di akhirat nanti, “prolog”-nya bisa dilihat di internet –dikenal dengan istilah jejak digital (digital footprint) atau “online track record“.

Saya juga sering mencari data tentang saya di Google, dengan menuliskan nama saya dengan berbagai versi: romeltea, romel, kang romel, asm. romli, dan lengkap asep syamsul m. romli.

Maka, tampillah berita, data, atau catatan peristiwa yang berkaitan dengan saya, baik sebagai pelaku utama maupun “figuran”.

Saya juga bisa tahu kalau tulisan saya di blog ini, bahkan makalah pelatihan, menyebar ke blog-blog orang lain. Ada yang plagiat, ada juga yang jujur menyebutkan sumber www.romeltea.com.

Terima kasih kepada yang sudah jujur dan tidak terima kasih kepada plagiator.

Umumnya, ketika saya cari data tentang diri saya di internet, yang muncul mayoritas soal buku saya, makalah atau artikel yang saya tulis, dan kegiatan saya sebagai pembicara atau instruktur pelatihan komunikasi praktis.

Anda bisa lihat sendiri dengan menuliskan nama saya di google.com/google.co.id : romel, kang romel, romeltea, asm. romli, dan lengkapnya asep syamsul m. romli.

Rasa bangga tentu ada, apalagi tidak ada data yang buruk tentang diri saya di internet, misalnya “terpidana…” (ih, a’udzubillah….!).

Data buruk tentang saya tentu banyak, minimal ada di tangan Malaikat Atid Sang Pencatat Amal buruk kita, atau teman-teman terdekat yang tahu rahasia kita, atau korban keburukan yang kita lakukan.

Nah, Anda yang ingin mencari “catatan amal” selama di dunia ini, coba ketik nama Anda di Google atau Yahoo untuk menemukan jejak digital Anda, lalu akan tampil data tentang diri Anda. Jika tidak ada, mmmmmhh…. mungkin amal Anda masih sedikit, oh.. enggak, kurang publikasi aja kale ya…..!!!

Saya bangga jika melihat data tentang diri saya di internet. Buku, artikel, dan kegiatan saya tercatat (terdokumentasi) di dunia maya sehingga seluruh dunia bisa tahu.

Saya sering terheran-heran campur bangga, artikel saya tersebar di berbagai situs dan milis. Padahal, misalnya saya awalnya nulis di Republika atau Pikiran Rakyat, tapi lantas dikutip oleh banyak user web untuk dimuat di milis atau situsnya. Alhamdulillah, dakwah saya tersebar tuh….!

Ada juga yang menjengkelkan. Ketika saya lihat ada artikel mengenai “Demonologi Islam” di swaramuslim.net. Penulisnya bisa Anda lihat sendiri, seorang doktor, tapi isi tulisannya copy paste abis buku saya, “Demonologi Islam” terbitan Gema Insani Jakarta (2000).

Sang doktor tidak mencantumkan sumber tulisannya, padahal kode etik menulis ‘kan harus menyebutkan sumber. Ini tidak sama sekali, seolah-olah seluruh isi tulisan itu ia yang bikin.

Tapi saya ambil sisi positif, tidak juga menggungat, bahwa pemikiran saya, buku saya, diakui oleh banyak orang, termasuk sang doktor tadi. Lagi pula, dakwah saya tersebar jadinya ‘kan…?

Jejak Digital Sulit Hilang

Jejak digital merupakan data pengguna internet. Dalam bahasa Inggris, jejak digital disebut digital footprint.

Menurut Kaspersky, setiap kali Anda menggunakan internet, Anda meninggalkan jejak informasi yang dikenal sebagai jejak digital Anda.

Jejak digital tumbuh dalam banyak cara – misalnya, posting atau update status di media sosial, menulis ulasan online, atau belanja online.

Terkadang, tidak selalu jelas bahwa Anda berkontribusi pada jejak digital Anda. Misalnya, situs web dapat melacak aktivitas Anda dengan memasang cookie di perangkat Anda, dan aplikasi dapat menyusun data Anda tanpa Anda sadari.

Setelah Anda mengizinkan organisasi mengakses informasi Anda, mereka dapat menjual atau membagikan data Anda dengan pihak ketiga. Lebih buruk lagi, informasi pribadi Anda dapat disusupi sebagai bagian dari pelanggaran data.

Ada dua jenis jejak digital:

1. Jejak digital aktif

Jejak digital aktif adalah saat pengguna dengan sengaja berbagi informasi tentang diri mereka sendiri – misalnya, melalui posting atau berpartisipasi di situs jejaring sosial atau forum online.

Jika pengguna masuk ke situs web melalui nama pengguna atau profil terdaftar, postingan apa pun yang mereka buat merupakan bagian dari jejak digital aktif mereka. Aktivitas lain yang berkontribusi pada jejak digital aktif termasuk mengisi formulir online – seperti berlangganan buletin – atau setuju untuk menerima cookie di browser Anda.

2. Jejak digital pasif

Jejak digital pasif dibuat ketika informasi dikumpulkan tentang pengguna tanpa mereka sadari bahwa ini sedang terjadi.

Misalnya, ini terjadi ketika situs web mengumpulkan informasi tentang berapa kali pengguna mengunjungi, dari mana mereka berasal, dan alamat IP mereka. Ini adalah proses tersembunyi, yang mungkin tidak disadari oleh pengguna.

Contoh lain dari jejak kaki pasif termasuk situs jejaring sosial dan pengiklan yang menggunakan suka, bagikan, dan komentar Anda untuk membuat profil Anda dan menargetkan Anda dengan konten tertentu.

Tak seperti definisi jejak kaki yang mudah hilang, jejak digital tidak bisa hilang seketika. Laman Kemenkominfo mengingatkan: Waspada Rekam Jejak Digital Kita di Internet!

Semoga saya, Anda, alias kita hanya memiliki catatan amal yang baik-baik, baik di internet maupun (terutama) di akhirat kelak. Amin! Wasalam. (www.romeltea.com).*

 

Related posts