TIPS atau Panduan Praktis Menulis Berita ini ditujukan untuk Pemula. Yang sudah piawai menulis berita mah, silakan koreksi atau nambahin aja di kolom komentar.
Pengertian Berita
Kita awali Panduan Praktis Menulis Berita ini dengan pengertian berita. Kudu ada teorinya dulu dikit mah.
Berita (news) adalah laporan peristiwa atau kejadian terbaru yang faktual (benar-benar terjadi), menarik, dan penting.
Penting maksudnya menyangkut kepentingan publik atau sebagian besar pembaca dan/atau menyangkut orang penting (public figure, pejabat negara, selebritas, tokoh).
Berita kerap disebut sebagai “rekonstruksi peristiwa”, yakni mengisahkan sebuah peristiwa (story telling), dengan mengacu pada fakta, data, dan etika pemberitaan (kode etik jurnalistik).
Berita harus berisi laporan “apa adanya” tanpa dicampur atau ditambah dengan opini atau pendapat subjektif wartawan yang menulis berita.
Berita juga harus menggunakan bahasa jurnalistik (bahasa media, bahasa pers) yang lugas (to the point), ringkas (hemat kata), menggunakan kalimat-kalimat pendek, mengindari anak kalimat, dan mudah dipahami.
Sumber Berita
Berita harus ada sumbernya. Sumber berita (news source) didapatkan dengan tiga cara yang disebut teknik reportase atau teknik pengumpulan bahan berita (news hunting, news gathering), yakni wawancara , observasi/pengamatan, dan riset data/dokumentasi.
Wawancara yaitu menggali informasi dari narasumber atau orang yang terlibat dalam sebuah peristiwa, misalnya pelaku, korban, panitia, saksi, dll.
Observasi yaitu datang dan mengamati langsung lokasi kejadian.
Riset data yaitu mencari dan mengumpulkan data dari buku, majalah, arsip, atau dokumen lainnya.
Di era media online atau era internet ini, media sosial juga sudah menjadi sumber berita. Cuitan atau update status yang memenuhi unsur berita bisa dijadikan berita. Suara netizen (warganet) sering jadi berita.
Anatomi Naskah Berita
Naskah berita terdiri dari tiga bagian:
Judul Berita harus ringkas, sekitar 5-7 kata, diambil atau diringkas dari teras berita.
Teras Berita mengedepankan salah satu unsur WHO (Siapa) atau WHAT (Apa), diikuti unsur berita lainnya –WHEN (Kapan), WHERE (di mana), WHY (kenapa), dan HOW (bagaimana).
Unsur WHY dan HOW –sebagai penjelas atau detail berita– ditempatkan di alinea kedua dan seterusnya.
Contoh 1: Formula WHO did WHAT, Siapa Melakukan Apa
Judul : Mahasiswa Berunjuk Rasa di Gedung Sate
Teras: Mahasiswa (WHO) berunjuk rasa (WHAT) di Depan Gedung Sate Bandung (WHERE) Sabtu (2/11) (WHEN) untuk menuntut perbaikan sistem pendidikan di kampusnya (WHY). Aksi berlangsung tertib dan dikawal puluhan polisi (HOW).
Contoh 2: Formula WHAT said by WHO, Apa Dikatakan Siapa
Judul: Tarif Parkir Dinilai Komersialisasi Kampus
Teras: Pemberlakuan tarif parkir di kampus UIN Bandung merupakan bentuk komersialisasi kampus (WHAT). Demikian dikemukakan seorang mahasiswa UIN Bandung, Dewi (20), kepada SGD News, Senin (15/12). “Kita-kita jadi harus mengeluarkan biaya ekstra untuk kuliah,” katanya.
Menurutnya, ….. Dikemukakannya, ……. Ditambahkannya,…… dst.
Contoh di atas adalah contoh straight news. Baca: Beda Straight News dan News Feature.
Panduan Menulis di Media Online (Website/Blog)
Menulis Online (Online Writing), termasuk menulis berita, berbeda dengan menulis untuk media cetak dalam hal penyajian naskah tulisan/teks.
Naskah media online untuk dipindai (to scan), bukan untuk dibaca (to read). Karenanya, ada beberapa ketentuan yang harus diikuti dalam menulis online:
- Gunakan kalimat pendek. Hindari anak kalimat.
- Gunakan alinea pendek. Maksimal 5 baris per paragraf.
- Gunakan jarak antar-alinea (satu ketukan “Enter”).
- Alinea tidak menggunakan “tekuk ke dalam” (Indent).
- Gunakan Link (Hyperlink) sebagai ciri khas naskah online. Minimal satu internal link (taulan ke posting lain) dan satu external link (tautan ke situs lain)
Contoh Naskah Online yang Baik dan Mudah Discan/Dibaca
Media Online adalah media massa yang tersaji secara online di internet. Media Online merupakan sarana penyebarluasan (publikasi) karya jurnalistik sebagimana media “konvensional” –media cetak dan elektronik (radio/televisi).
Media Online Indonesia wajib menaati aturan berupa Pedoman Penulisan Media Siber yang ditetapkan Dewan Pers sebagai “kode etik jurnalistik/media online”.
Setiap media online Indonesia wajib mencantumkan atau mempublikasikan pedoman media siber itu di medianya secara jelas.
Selama ini pelanggaran kode etik jurnalistik paling banyak dilakukan oleh media online. Mungkin karena “terburu-buru” kejar online (publikasi), wartawan kurang cermat dalam penulisan berita dan “tidak sempat” (atau malas?) melakukan verifikasi, cek dan ricek, atau konfirmasi serta covering both (all) side.*
Demikian panduan ringkas atau cara menulis berita. Wasalam. (www.romeltea.com).*