Reportase Jurnalistik: Pengertian, Teknik, dan Contoh

Posting berikut ini mengulas pengertian reportase jurnalistik, teknik reportase, dan contohnya. Reportase merupakan keterampilan dasar sekaligus tuga utama wartawan (reporter). Reportase merupakan bagian dari proses pembuatan berita.

 

reportase jurnalistik

Pengertian Reportase

Reportase artinya pemberitaan atau pelaporan. Dari kata “report” yang artinya “melaporkan” atau “memberitakan”.

Reportase berasal dari kata reportage (Inggris). Mirriam Webster Dictionary mengartikan reportage sebagai “the act or process of reporting news” (aksi atau proses pemberitaan) dan “something (as news) that is reported” (sesuatu yang dilaporkan”.

Kamus Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan reportase sebagai “pemberitaan”, “pelaporan, dan “laporan kejadian (berdasarkan pengamatan atau sumber tulisan).

Read More

“Kamus Google” mengartikan reportase sebagai berikut:

  • The reporting of news, for the press and the broadcast media. Melaporkan berita untuk pers dan media penyiaran.
  • Factual presentation in a book or other text, especially when this adopts a journalistic style. Presentasi faktual di buku atau teks lainnya, khususnya ketika mengadopsi gaya jurnalistik.

Laman Glosarium mengartikan reportase sebagai “proses pengumpulan data yang digunakan untuk penulisan karya jurnalistik”.

Ensiklo mendefinisikan reportase sebagai berikut: reportase adalah aktivitas atau kegiatan dari reporter/jurnalis untuk turun ke lapangan melakukan observasi langsung dan tidak langsung, mengumpulkan fakta-fakta dan data mengenai sebuahperistiwa/isu yang sedang terjadi, lalu merangkainya menjadi sebuah bahan laporan/tulisan.

Dalam konteks jurnalistik, reportase adalah proses pengumpulan data untuk menyusun berita. Reportase bisa dikatakan merupakan proses jurnalistik terpenting karena dari proses inilah terkumpul bahan-bahan atau informasi untuk diberitakan.

Reportase adalah proses mengumpulkan data dan fakta sebuah peristiwa sebagai bahan penulisan atau penyajian berita di media massa.

Teknik Reportase

Teknik Reportase ada tiga:

1. Observasi

Teknik reportase observasi (pengamatan) yaitu wartawan langsung datang ke lokasi kejadian, mengamati, dan mengumpulkan data atau fata kejadian tersebut mengacu pada formula 5W1H.

Pengamatan merupakan teknik reportase dengan cara mengamati baik setting maupun alur sebuah peristiwa di lapangan atau lokasi kejadian. Wartawan menggunakan semua indera saat melakukan pengamatan. Dengan terjun langsung ke lapangan, reporter akan merasakan langsung peristiwa yang terjadi di lapangan sehingga ia bisa menyampaikan informasi yang valid kepada pembaca.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses reportase dengan cara bertanya kepada narsumber untuk menggali informasi atau keterangan.  Narasumber dalam wawancara bisa pengamat, pelaku, saksi, korban, dan siapa pun yang memiliki informasi.

Wawancara merupakan bentuk reportase dengan cara mengumpulkan data berupa pendapat, pandangan, dan pengamatan seseorang tentang suatu peristiwa. Orang yang menjadi objek wawancara disebut narasumber.

Unsur berita 5W1H menjadi pertanyaan yang wajib dalam sebuah wawancara. Rumus ini digunakan untuk mengetahui jalan sebuah peristiwa yang hendak reporter jadikan berita.

Narasumber dalam wawwancara terbagi dua, yaitu narasumber primer (narasumber yang paling tahu dan memiliki peranan penting dalam sebuah peristiwa) dan narasumber sekunder (narasumber yang keterangannya hanya berfungsi untuk melengkapi atau mendukung).

Selengkapnya: Teknik Wawancara Jurnalistik

3. Riset Data

Disebut juga studi literatur dan riset dokumentasi, yaitu wartawan membuka-buka arsip, buku, atau referensi terkait dengan berita yang akan ditulisnya.

Dalam memilah bukti, semua indera kita harus terlibat untuk memilah mana yang berarti dan tidak berarti untuk mendukung suatu peristiwa.

Riset data termasuk mencari latar belakang informasi yang bisa memperkaya sebuah tulisan atau berita.

News Processing: Proses pembuatan berita

Reportase adalah bagian dari proses pembuatan (news processing), yaitu tahap kedua (news hunting, news gathering). Proses pembuatan berita biasanya dimulai dari rapat redaksi.

Dalam rapat redaksi, para wartawan bisa mengajukan usulan-usulan topik liputan. Usulan itu sendiri bisa berasal dari berbagai sumber.

Misalnya: Undangan liputan dari pihak luar, konferensi pers, siaran pers, berita yang sudah dimuat atau ditayangkan di media lain, hasil pengamatan pribadi si jurnalis, masukan dari narasumber/informan, dan sebagainya.

Proses Pembuatan Berita meliputi:

1. News Planning, Perencanaan Berita.

Dalam tahap ini redaksimelakukan Rapat Proyeksi, yakni perencanaan tentang informasi yangakan disajikan. Acuannya adalah visi, misi, rubrikasi, nilai berita, dankode etik jurnalistik.

Dalam rapat inilah ditentukan jenis dan tema-tematulisan/berita yang akan dibuat dan dimuat, lalu dilakukan pembagiantugas di antara para wartawan.

2. News Hunting, Pengumpulan Bahan Berita.

Inilah tahap reportase. Setelah rapat proyeksidan pembagian tugas, para wartawan melakukan pengumpulan bahan berita, berupa fakta dan data, melalui peliputan, penelusuran referensiatau pengumpulan data melalui literatur, dan wawancara.

Tahap reportase ini disebut juga “pengumpulan berita” (news gathering), yakni pengumpulan bahan berita.

3. News Writing, Penulisan Berita.

Setelah data terkumpul, wartawan menulis naskah berita atau melaporkannya di media tempat ia bekerja. Wartawan televisi dan radio bisa melaporkannya secara live.

Berita yang baik harus memenuhi unsur berita 5W+1H

  1. What – Apa yang terjadi, acara apa, peristiwa apa.
  2. Who – Siapa pelaku, korban, penyelenggara, atau yang terlibat dalam peristiwa.
  3. Where – Di mana kejadiannya (lokasi, tempat)
  4. When – Kapan terjadinya (waktu, hari, tanggal)
  5. Why – Kenapa terjadi (latar belakang, penyebab, pemicu, tujuan acara)
  6. How – Bagaimana kejadiannya (proses, detail, suasana, dll.)

4. News Editing, Penyuntingan Berita

Naskah berita yang sudah ditulis disunting dari segi redaksional (bahasa) dan isi (substansi). Dalam tahap ini dilakukan perbaikan kalimat, kata, sistematika penulisan, dan substansi naskah, termasuk pembuatan judul yang menarik.

Di media cetak (suratkabar, tabloid, majalah), penyuntingan juga termasuk “pemotongan” (cutting) untuk menyesuaikan panjang naskah dengan space atau kolom yang tersedia.

Contoh Reportase: Meliput Seminar

Wartawan datang ke lokasi seminar. Di sana ia mengamati jalannya acara, jumlah hadirin, materi pembicaraan, mengambil makalah (jika ada), mengambil foto/memotret (jika tidak ada fotografer), lalu wawancara panitia, narasumber, dan peserta jika diperlukan.

Pengumpulan data untuk naskah berita meliputi 5W+1H yang merupakan Unsur-Unsur Berita sebagaimana sudah dijelaskan di atas.

Demikian ulasan ringkas tentang pengertian, teknik, dan contoh reportase jurnalistik. Wasalam. (www.romeltea.com).*

 

Related posts