Tips Siaran Radio: Apa Sih Maksudnya ‘Be Natural, Be Yourself’?

dasar-dasar siaran radioKang mo tanya soal siaran radio yaa….. Apa yang dimaksud be natural, be your self? dan bagaimana caranya agar kita natural dan jadi diri sendiri. Terima kasih kang

Jawab:

Be Natural dalam siaran radio artinya “jadilan alami”, siaran secara alamiah saja, wajar, tidak dibuat-buat. Keaslian (naturalness) suara merupakan salah satu rahasia sukses penyiar.

Be yourself artinya jadilah diri sendiri, jangan meniru orang lain! Siaran itu hakikatnya ngobrol dengan pendengar, mengapa pula mesti “jadi orang lain”?

Berikut ini 8 tips agar dalam siaran kita mampu mengeluarkan suara alamiah (natural voice), tidak dibuat-buat, sebagaimana dikemukakan Susan Berkley dalam tulisannya  “Broadcasters: Top 8 Ways To Sound Natural Reading From A Script”  di greatvoice.com.

1.  Bayangkan, pendengar itu satu orang!

Read More

Orang yang baru pertama kali berbicara di radio sering secara salah memvisualkan pendengarnya –membayangkan bahwa pendengar itu ribuan. Padahal, orang yang mendengarkan itu dalam kelompok berjumlah satu orang (in group of one). Ya, bayangkan pendengar itu satu orang.

2. Berbicara kepada teman akrab.

Ketika Anda membaca naskah atau berbicara di radio, bayangkan bahwa Anda berbicara kepada seorang teman akrab (intimate friend). Benar-benar lihat wajah teman Anda itu dalam “pikiran mata” (mind’s eye) Anda.

3. Lakukan kontak mata!

Pandanglah dia sekali-sekali untuk melakukan kontak mata (eye contact), meskipun hanya ada satu orang di ruangan –Anda sendiri! Jika Anda membaca naskah di studio, bacakan kepda alat perekam atau siapa pun yang ada di sana.

4.  Gunakan gesture!

Komunikasi berjalan pada energi. Bicaralah dengan seluruh tubuh Anda. Gunakan gerakan tubuh (gesture), meskipun tidak ada orang yang melihat Anda. Anda adalah aktor.

Saat berbicara di depan umum (public speaking), jika Anda punya mike portable (mudah dibawa), bergeraklah mengitari panggung. Bayangkan Anda adalah seorang aktor yang sedang “mentas” di televisi.

5.  Jeda!

Jedalah untuk beberapa detik untuk membiarkan pesan Anda sampai ke pendengar. Saat jeda, buatlah kontak mata. Anda juga bisa jeda jika mencari gagasan berikutnya.

6.  Ad lib wherever possible. Put the script into your own words.

Bacakan naskah dengan kata-kata Anda sendiri.

7.  Pelajarilah cara orang berbicara saat ngobrol dan gunakan pola pembicaraan itu ketika membaca naskah.

“Intiplah” pembicaraan orang di restoran. Perhatikan bagaimana dinamika vokal mereka berfluktuasi: lebih keras, lebih lembut.

Juga perhatikan obrolan itu berubah-ubah arah dan bagaimana tingkat lagu kalimat (range of inflection) mereka melebar.

8. Be conversational, not grammatical.

Tulislah naskah seperti orang bicara –tapi jangan tiru tatabahasa yang buruk atau salah. Tambahkan beberapa “non-kata” pilihan untuk memberikan kesan lebih.

Silakan miliki dan baca buku saya Brodcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter, dan Scriptwriter (Nuansa Bandung, 2005); Broadcast for Teen: Jadi Penyiar Itu Asyik Lho (Nuansa); dan Dasar-Dasar Siaran Radio: Basic Announcing. Order di www.nuansa.co. Wasalam. (www.romeltea.com).*

 

Related posts