Facebook Bisa Akibatkan Stroke dan Pikun!

Ingin tahu pengaruh buruk Facebook? Di posting terdahulu saya sudah “curhat” tentang Hidden Agenda FB yang dapat membunuh kreativitas berpikir, menurunkan daya nalar, dan membunuh budaya menulis.

Kini, saya berbagi dengan Anda soal pengaruh buruk Facebook bagi kesehatan.

Jika mau langsung ke sumbernya, sempatkanlah diri Anda berkunjung ke situs Daily Mail dan klik menu “Health”. Di sana kita diingatkan tentang pengaruh buruk FB bagi kesehatan, terutama kesehatan mental. Benar, FB banyak manfaatnya. Tapi, ada madoratnya juga.

Dalam artikel “How using Facebook could raise your risk of cancer” di Mail Online disebutkan, situs jejaring sosial seperti Facebook sangat berisiko bagi kesehatan. “Social networking sites such as Facebook could raise your risk of serious health problems by reducing levels of face-to-face contact,” kata pakar psikologi, Dr Aric Sigman. “Emailing people rather than meeting up with them may have wide-ranging biological effects,” kata Sigman.

Ringkasnya, kecanduan FB dapat menyebabkan melemahnya kekebalan tubuh, menurunkan tingkat hormon, dan fungsi urat nadi, juga merusak penampilan mental (impair mental performance). Bahkan, kecanduan FB juga dapat meningkatkan risiko terkena masalah kesehatan, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan pikun.

Dalam Jurnal Biologist yang diterbitkan Institute of Biology Inggris, Dr. Sigman menulis:

Read More

“FB sebenarnya memainkan peran penting dalam menjadikan orang lebih terisolasi atau memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental.

Suatu hubungan mulai menjadi  kering ketika para individunya tak lagi menghadiri social gathering, menghindari pertemuan dengan teman-teman atau keluarga, dan lebih memilih berlama-lama menatap komputer (atau ponsel). Ketika akhirnya berinteraksi dengan rekan-rekan, mereka menjadi gelisah karena “berpisah” dari komputernya.

Si pengguna akhirnya tertarik ke dalam dunia artifisial. Seseorang yang teman-teman utamanya adalah orang asing yang baru ditemui di FB akan menemui kesulitan dalam berkomunikasi secara face-to-face. Perilaku ini dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan dementia (kepikunan).”

Pertemuan secara face-to-face memiliki pengaruh pada tubuh yang tidak terlihat ketika mengirim e-mail. Level hormon seperti oxytocin yang mendorong orang untuk berpelukan atau saling berinteraksi berubah, tergantung dekat atau tidaknya para pengguna.

Beberapa gen, termasuk gen yang berhubungan dengan sistem kekebalan dan respons terhadap stres, beraksi secara berbeda, tergantung pada seberapa sering interaksi sosial yang dilakukan seseorang  dengan yang lain.

Menurutnya, media elektronik juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan  dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca  bahasa tubuh. Salah satu perubahan yang paling sering dilontarkan dalam kebiasaan sehari-hari penduduk Inggris adalah pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari. Kurang dari dua dekade, jumlah orang yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting menjadi berlipat.”

Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau  memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, Anda dapat mengalami cidera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer.

Dr. Sigman mengkhawatirkan arah dari masalah ini. “Situs jejaring sosial seharusnya dapat menjadi  bumbu dari kehidupan sosial kita, namun yang kami temukan sangat berbeda. Kenyataannya situs-situs tersebut tidak menjadi alat yang dapat meningkatkan kualitas hidup, melainkan alat yang membuat kita salah arah,” tegasnya. (Social networking sites should allow us to embellish our social lives, but what we find is very different. The tail is wagging the dog. These are not tools that enhance, they are tools that displace).

Tempo Interaktif (14/4) memberitakan, FB ternyata juga membawa pengaruh baik dan buruk. Sejumlah studi mengatakan, FB membawa pengaruh baik pada orang usia lanjut, 50 tahun ke atas. Melalui FB yang mudah dioperasikan itu, para orang tua membuka kembali komunikasinya dengan banyak teman lamanya dan itu membawa pengaruh baik bagi perkembangan sosialnya.

Namun, FB ternyata tak selamanya membawa pengaruh baik pada para pelajar dan mahasiswa. Sebuah penelitian terbaru dari Aryn Karpinski, peneliti dari Ohio State University, menunjukkan bahwa para mahasiswa pengguna FB ternyata mempunyai nilai yang lebih rendah daripada para mahasiswa non pengguna FB.

Dari 219 mahasiswa yang diriset oleh Karpinski, 148 mahasiswa pengguna FB ternyata memiliki nilai yang lebih rendah daripada mahasiswa non pengguna. Menurut Karpinski, memang tidak ada korelasi langsung FB akan menyebabkan nilai para mahasiswa atau pelajar menjadi jeblok. Namunm diduga FB telah menyebabkan waktu belajar para siswa tersita oleh keasyikan berselancar di situs jaring sosial yang tengah populer ini.

Para pengguna FB mengakui waktu belajar mereka memang telah tersita. Rata-rata para siswa pengguna FB kehilangan waktu  antara 1 – 5 jam  sampai 11 – 15 jam waktu belajarnya per minggu untuk bermain FB.

Sudah tahu ‘kan pengaruh buruk FB? Tidak mesti berhenti, lanjut saja, tapi pelan-pelan dikurangi, jangan keranjingan banget, nanti jadi “Jupe” lho, Jurig Pesbuk! Wallahu a’lam. (www.romeltea.com).*

Related posts