Judul Berita Media Online Menipu Pembaca Demi Trafik

Judul-Judul Berita Media Online Makin Ngawur, MENIPU PEMBACA, Demi Trafik! Judul Umpan Klik (Clickbait) Kian Identik dengan Situs Berita di Indonesia.

pengertian clickbait

POSTING ini “sekadar” melengkapi tulisan sebelumnya seputar fenomena memprihatinkan di dunia media online, “Contoh Berita Tidak Akurat di Media Online” dan “Judul Berita Clickbait (Jebakan Klik) Akibatkan Degradasi Jurnalistik“.

Posting ini dipicu sebuah judul berita di JPNN.com: “Acha Septriasa Jatuh Miskin, Tidur di Atas Tikar” yang nongol di beranda akun Facebook saya. 

Jika judul tipu-tipu itu diklik, maka beritanya adalah kisah film sebagai berikut:

JAKARTA – Acha Septriasa bukan lagi sosok yang glamor. Wanita 27 tahun itu mendadak jatuh miskin. Acha harus tinggal di Gunung Kidul, DI Jogjakarta. Penampilannya juga kusut.

Read More

Jangan terkecoh. Itu hanya penampilan Acha dalam film terbaru bertajuk Mars. Dalam film garapan Sahrul Gibran itu, Acha berperan sebagai wanita desa bernama Sekar Palupi.

”Kami tidur di rumah yang nggak ada kasurnya, tidurnya pakai tikar, terus untuk kamar mandi saja benar-benar seadanya,” ujarnya saat pelucuran poster, trailer dan soundtrack film Mars di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Kamis (7/4).

Demi mendalami perannya, aktris kelahiran Jakarta, 1 September 1989 ini sengaja mengubah penampilan menjadi gadis desa dan menghilangkan kesan anak kota.

”Sesuai dengan latar belakang kisah dari film Mars, saya harus menjalani proses shooting di daerah pedalaman dengan fasilitas yang sangat sederhana,” kata bintang film Test Pack itu. (ash)

 

Saya kutip beberapa komentar Facebooker atas judul berita jebakan klik di atas:

  • Khoirul Aswat: Judul sampah
  • Agus Ubaid: Muda2han yg bikin judul berita ini yg jd miskin
  • Harjo Jegeg: Media penipu,provokasi,cari sensasi

Belakangan ini kita terbiasa dengan judul-judul berita yang menipu pembaca tersebut. Tujuan judul demikian bukan menyampaikan informasi layaknya jurnalistik yang baik, tapi “mengemis” minta diklik, agar jpnn.com banjir pengunjung alias trafik.

Jurnalisme Umpan Klik

Wartawan online, media online, atau para pengelola situs berita cenderung menganut aliran Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait Journalism) yang berorientasi klik (trafik).

Judul-judul berita di media online banyak (atau bahkan kebanyakan?) berupa umpan klik. Wartawan menulis judul bukan untuk menyampaikan informasi (to inform) layaknya judul berita yang sesuai dengan kaidah jurnalistik, melainkan untuk diklik (to be clicked).

Mending kalau isinya sesuai dengan judul. Mending jika isi berita benar-benar menarik. Ini mah kebanyakan ngaco dan menipu pembaca.

Bukan hanya jpnn yang melakukan “praktik jurnalisme kotor” yang hanya menurunkan kredibilitas dan profesionalisme media dan jurnalisnya ini. Situs berita lain, terutama tribunnews.comkompas.com, bahkan tempo.co dan republika.co.id pun melakukannya.

“Jurnalisme umpan klik kini identik dengan jurnalistik online,” tulis BCC dalam “Clickbait: The changing face of online journalism“.

Alasan Ekonomi

Motif penulisan judul yang menjebak pembaca ini semata-mata alasan ekonomi. “Publishers increasingly use it for simple economics; the more clicks you get, the more people on your site, the more you can charge for advertising.”

Clikbait adalah bentuk terendah jurnalisme media sosial. Praktik jurnalisme umpan klik merusak atau menurunkan reputasi situs berita atau media online.

Judul berita umpan klik bukanlah jurnalisme yang baik.  Clickbait adalah modus media online untuk menarik pembaca. Judul yang berorentasi klik (agar diklik) bukanlah berita, tapi iklan. Artinya, judul umpan klik bukan karya jurnalistik, tapi iklan (Urban Dictionary).

Parahnya, banyak situs berita atau blog yang “latah”, ikut-ikutan mempraktikkan jurnalisme umpan klik. Akibatnya, judul-judul berita sensasional, bombastis, menggunakan kata “ini”, “begini”, “ini jawaban, “ini komentar”, “ini reaksi”, “perempuan ini”, “wow”, “mengejutkan”, kian marak di media online.

Pembaca atau pengguna internet cepat atau lambat akan sadar dan tidak mau menjadi korban judul umpan klik. Pembaca situs berita akan makin cerdas dan mengabaikan situs-situs berita yang gemar menulis judul jebakan klik.

Di luar sana bahkan sudah muncul gerakan anti-clickbait yang berusaha menghentikan fenomena judul-judul berita yang menipu pembaca itu: @SavedYouAClick.

“Editors write headlines in an effort to manipulate you—or at least grab your attention—and always have,” tegas wired.com. Para editor menulis judul berita (umpan klik) untuk memanpulasi pembaca, setidaknya menarik perhatian pembaca.

Akhir kata, untuk pembaca, mari abaikan judul berita umpan klik. Itu jebakan! Untuk wartawan media online, stop menulis judul clickbait! Judul sensasi dan menjebak merusak reputasi media Anda. Wasalam. (www.romeltea.com).*

Related posts