Jurnalistik radio (radio journalism) merupakan jurnalistik generasi kedua setelah jurnalisme cetak (print journalism). Jurnalistik radio disebut juga jurnalisme penyiaran (broadcast journalism).
Pengertian Jurnalistik Radio
Jurnalistik radio adalah proses produksi berita dan penyebarluasannya melalui media radio siaran atau jurnalisme yang dilakukan di media radio siaran (radio broadcast).
Jurnalistik radio merupakan pemberitaan melalui audio (suara). Berita disampaikan dengan gaya “bercerita” (storytelling), yakni menceritakan atau menuturkan sebuah peristiwa atau masalah, dengan gaya percakapan (conversational), layaknya menyampaikan informasi kepada seorang teman melalui telepon.
Radio identik dengan musik, lagu, atau hiburan. Untuk memberikan wawasan dan update informasi bagi pendengar setianya, radio wajib menyiarkan program berita (news program).
Karakteristik Jurnalistik Radio
Jurnalisme penyiaran memiliki ciri khas atau karakteristik utama sebagai berikut:
1. Auditif
Radio hanya menyajikan suara untuk didengarkan, untuk telinga, untuk dibacakan atau disuarakan. Karenanya, jurnalisme radio itu disuarakan. Tidak ada format lain selain audio. Apa pun yang disampaikan melalui radio, harus berupa suara atau disuarakan (auditif).
2. Spoken Language
Menggunakan bahasa tutur atau kata-kata yang biasa diucapkan dalam obrolan sehari-hari (spoken words). Kata-kata yang dipilih mesti sama dengan kosakata pendengar biar langsung dimengerti. Penulisan naskah berita radio harus menggunakan bahasa tutur.
3. Sekilas
Informasi dalam siaran radio seklitas. Tidak bisa diulang. Karenanya harus jelas, sederhana, dan sekali ucap langsung dimengerti.
4. Global
Berita radio menghindari detail dan tidak rumit. Angka-angka dibulatkan, fakta-fakta diringkaskan. Satu topik berita idealnya disampaikan dalam 1-2 menit saja, sebagaima standar durasi iklan radio yang efektif disampaikan dalam satu menit.
Prinsip Penulisan Naskah Berita Radio
Naskah berita radio harus ditulis sedemikian rupa sehingga mudah dibaca, enak didengarkan, mudah dipahami, ringkas, dengan menggunakan bahasa tutur dan bahasa jurnalistik.
Berikut ini prinsip dasar penulisan berita radio:
1. ELF
ELF singkatan dari Easy Listening Formula. Formula enak didengar, mudah dipahami. Susunan kalimat yang jika diucapkan enak didengar dan mudah dimengerti pada pendengaran pertama. Usahakan menggunakan struktur kalimat SPOK –Subjek, Predikat, Objek, Keterangan.
2. KISS
KISS singkatan dari Keep It Simple and Short, sederhana dan ringkas. Naskah berita radio harus hemat kata, tidak mengumbar kata atau bertele-tele, menggunakan kalimat-kalimat sederhana, pendek, dan tidak rumit. Gunakan sesedikit mungkin kata sifat dan anak kalimat (adjectives).
3. WTYT
Write The Way You Talk. Tuliskan sebagaimana Anda mengucapkannya. Artinya, gunakan bahasa tutur, bahasa percakapan. Misalnya, Pkl 16.00 ditulis “pukul empat sore” dan Rp5.000 ditulis pengucapannya “lima ribu rupiah”.
4. Satu Kalimat Satu Napas
Upayakan tidak ada anak kalimat. Sedapat mungkin tiap kalimat bisa disampaikan dalam satu napas.
Teknis Penulisan: Pilihan Kata
1. Spoken Words
Pilih kata-kata yang biasa diucapkan sehari-hari (spoken words), e.g. jam empat sore (16.00 WIB), 15-ribu rupiah (Rp 15.000), dll.
2. Sign-Posting
Tanda baca khusus. Gunakan tanda-tanda baca (punctuation) dalam kalimat untuk membantu penyiar dalam membacanya dengan gaya spoken reading, seperti tanda-tanda pemenggalan kalimat dan ejaan:
- Garis Miring (Slash): Garis miring satu (/) untuk menggantikan koma, garis miring dua (//) untuk menggantikan titik, dan garis miring tiga (///) sebagai penanda akhir naskah. Tetapi harap diingat, penggunaan punctuation ini tidak mutlak. Penulis naskah dan penyiar harus melihatnya sebagai alat bantu semata.
- Tanda pisah (dash) yaitu tanda hubung untuk menonjolkan sebuah nama atau kata keterangan. Contoh: Direktur PT Karya Utama – Omar Bakri- mengakui……;
- Strip: tanda sengkang, penghubung, atau strip (-) untuk membantu penyiar mengeja sebuah singkatan. Misalnya : M-P-R, M-U-I, W-H-O.
3. Atribusi
Sebutkan jabatan, gelar, atau keterangan sebelum nama orang. Atribusi (predikat, keterangan narasumber) selalu mendahului nama. Contoh: Wali Kota Bandung –Oded M Danial— melakukan inspeksi mendadak di dinas….
4. Hindari kutipan
Stay away from quotes. Jangan gunakan kutipan langsung. Ubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung. Contoh: Ia mengatakan siap memimpin demo untuk kutipan langsung “Saya siap memimpin demo,” katanya.
5. Hindari Singkatan
Avoid abbreviation. Hindari singkatan atau akronim, tanpa menjelaskan kepanjangannya lebih dulu. Contoh, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri –BEM UIN—Bandung menggelar… (Ketua BEM UIN Bandung –Fulan—mengatakan…).
6. Ulangi fakta penting
Subtle repetition. Ulangi secara halus fakta–fakta penting seperti pelaku atau nama untuk memudahkan pendengar memahami dan mengikuti alur cerita. Misalnya Presiden mengatakan… Menurut Presiden…. Kepala Negara juga menegaskan….
7. Perspektif ‘Sekarang’
Present Tense. Gunakan perspektif hari ini. Untuk unsur waktu gunakan kata-kata “kemarin”, “hari ini”, “besok”, “lusa”, bukan nama-nama hari (Senin s.d. Minggu). Mahasiswa UIN Bandung melakukan aksi demo hari ini… Besok mereka akan melanjutkan aksi protesnya…
8. Penulisan Angka
Satu angka (1-9) ditulis pengucapannya. Angka 1 ditulis “satu” dst. Lebih dari satu angka, ditulis angkanya.
Angka 25 atau 345 jangan ditulis: duapuluh lima, tigaratus empatpuluh lima. Angka ratusan, ribuan, jutaan, dan milyaran, sebaiknya jangan gunakan nol, tapi ditulis: lima ratus, depalan ribu, 15-juta, 145-milyar.
9. Penulisan Mata uang
Mata uang ditulis pengucapannya di belakang angka. Contoh: 600-ribu rupiah (Rp 600.000), 500-ribu dolar Amerika Serikat (US$ 50.000)
Produk Jurnalistik Radio
Berikut ini produk jurnalistik radio atau format berita radio.
1. Copy
Berita pendek, durasi 15-20 detik. Biasanya berita penting, harus cepat diberitakan, disampaikan di sela-sela siaran (breaking news) atau program reguler insert berita (news insert) tiap menit 00 tiap jam misalnya. Berupa Straight News.
2. Voicer
Laporan Reporter. Terdiri dari pengantar (cue) penyiar di studio dan laporan reporter di tempat kejadian, termasuk sound bite dan/atau live interview.
3. Paket.
Panjangnya 2-8 menit. Isinya paduan naskah berita, petikan wawancara (soundbite).
4. Feature
Durasi 10-30 menit. Paduan antara berita, wawancara, ulasan redaksi, musik pendukung, dan rekaman suasana (wildtracking). Membahas tema tertentu yang mengandung unsur human interest. Bisa pula berupa dokumenter (documentary).
5. Vox Pop
Singkatan dari vox populi (suara rakyat). Berisi rekaman suara opini masyarakat awam tentang suatu masalah atau peristiwa. Contoh:
Cue: Menjelang Pemilu 2009, sedikitnya sudah 54 partai politik mendaftarkan diri ke Departemen Hukum dan HAM, guna diverifikasi sehingga bisa ikut Pemilu. Bagaimana tanggapan masyarakat tentang banyaknya parpol tersebut, berikut ini petikan wawancara kami dengan beberapa warga masyarakat:
Sound Bite : 1. “Bagus lah, biar banyak pilihan…” 2. “Saya sih mau golpu aja, gak ada partai yang bagus sih menurut saya mah…” 3. “Saya akan setia pada parpol pilihan saya, tidak akan kepengaruh oleh parpol baru, belum tentu lebih bagus ka…” dst.
Jenis-Jenis Program Berita Radio
Berikut ini jenis-jenis program siaran berita radio (news program).
1. Buletin (Paket berita)
Berisi rangkaian berita-berita terkini (copy, straight news) –bidang ekonomi, politik, sosial, olahraga, dan sebagainya; lokal, regional, nasional, ataupun internasional. Durasi 30 menit atau lebih.Durasi bisa lebih lama jika diselingi lagu dan “basa-basi” siaran seperti biasa.
2. News Insert
Insert berita.Berisi info aktual berupa Straight News atau Voicer. Durasi 2-5 menit bergantung panjang-pendek dan banyak-tidaknya berita yang disajikan. Biasanya disajikan setiap jam tertentu. Bisa berupa breaking news, disampaikan penyiar secara khusus di sela-sela siaran non-berita.
3. Majalah Udara
On Air Magazine. Bisa berisi semua jenis berita radio –straight news, wawancara, dialog interaktif, feature pendek, dokumenter, dan sebagainya.
4.Talkshow
Dialog interaktif atau wawancara langsung (live interview) di studio dengan narasumber, atau melalui telepon.
Proses Pemberitaan
Proses pemberitaan dalam jurnalistik radio meliputi:
- News Gathering – pengumpulan bahan berita atau peliputan. Teknik reportase: wawancara, studi literatur, pengamatan langsung.
- News Production – penyusunan naskah, penentuan “kutipan wawancara” (sound bite), backsound, dan efek suara (sound effect) jika diperlukan.
- News Presentation – penyajian berita, apakah dibacakan penyiar, rekaman, atau siaran langsung.
- News Order – urutan berita, misalnya berita lokal di bagian awal, diikuti berita nasional, internasional, olahraga, dan terakhir berita hiburan.
Demikian pengertian, prinsip, karakteristik, dan penulisan berita dalam jurnalistik radio, termasuk program dan produk beritanya. Yang suka copas, sebutkan sumbernya ya! Wasalam. (www.romeltea.com).
REFERENSI: Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter, dan Scriptwriter, Penerbit Nuansa Bandung, 2004; Imelda Reynolds (ed.), Pedoman Jurnalistik Radio, Internews Indonesia, 2000; JB Wahyudi, Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, Pustaka Utama Grafiti Jakarta, 1996; Torben Brandt dkk. (editor), Jurnalisme Radio: Sebuah Panduan Praktis, UNESCO Jakarta-Kedubes Denmark Jakarta 2001.