Cara menulis naskah berita (news script) dalam Jurnalistik Radio harus memenuhi prinsip dasar yang menjadi standar penulisan script siaran radio, disertai teknik menulis dan contohnya.
Naskah berita radio (radio news script, radio script) adalah naskah berita yang siap disampaikan atau “dibacakan” penyiar (news reader) atau presenter berita di ruang siaran ataupun oleh reporter di lapangan (siaran langsung, live report).
Gaya penulisan naskah berita radio agak berbeda dengan penulisan naskah berita untuk media cetak dan media online.
Dari segi teknis penulisan substansi atau isi berita, menulis berita radio secara umum sama dengan penulisan berita media lain, misalnya dalam hal:
- Menaati kode etik jurnalistik atau etika pemberitaan
- Memiliki nilai berita
- Mencakup unsur berita 5W+1H
- Mengacu pada pola atau gaya pemberitaan piramida terbalik (inverted pyramid).
- Menggunakan bahasa jurnalistik.
Prinsip Dasar Penulisan Naskah Berita Radio
Karena radio memiliki karakteristik yang berbeda dengan media lainnya, terutama auditory/auditif (media dengar, hanya berupa suara), maka penulisan naskah berita radio pun menyesuaikan dengan karakteristik tersebut.
Naskah berita radio bukan untuk dibaca pendengar, melainkan untuk didengarkan dan disampaikan penyiar atau pembaca berita (news reader) di ruang siaran. Jurnalistik radio ditujukan untuk telinga, bukan untuk mata.
Berikut ini prinsip dasar penulisan naskah berita radio:
1. ELF – Easy Listening Formula.
Susunan kalimat yang jika diucapkan enak didengar dan mudah dimengerti pada pendengaran pertama.
2. KISS – Keep It Simple and Short.
Sederhana dan Ringkas. Hemat kata, tidak mengumbar kata. Menggunakan kalimat-kalimat pendek dan tidak rumit. Gunakan sesedikit mungkin kata sifat dan anak kalimat (adjectives).
3. WTYT – Write The Way You Talk.
Tuliskan sebagaimana diucapkan. Menulis untuk “disuarakan”, bukan untuk “dibacakan”.
4. Satu Kalimat Satu Napas.
Upayakan tidak ada anak kalimat. Sedapat mungkin tiap kalimat bisadisampaikan dalam satu napas.
5. Kejelasan Makna
Kejelasan makna lahir dari pilihan dan susunan kata, sama seperti penggunaan ekonomi katayang harus sesuai dengan maksud yang akan disampaikan.
Kejelasan makna dalam ragam bahasa jurnalistik harus sejak awal dilakukan dengan memilih dan menyusun kata sejelas mungkindan tanpa penafsiran yang beragam. Ragam bahasa jurnalistik biasanya menggunakan kalimat denotatif, dan jangan menggunakan kalimat konotatif.
Prinsip ABC
Prinsip dasar penulisan berita radio juga dikenal dengan istilah ABC –kependekan dari Accuracy, Balance, dan Clarity.
1. Accuracy
Keakuratan. Berita yang disampaikan kepada pendengar haruslah akurat, sesuai fakta, benar adanya, valid, dapat dipertanggungjawabkan.
Agar berita yang disampaikan benar-benar akurat, maka seorang reporter harus menggali data dan fakta dari sumber yang dapat dipercaya, melakukan konfirmasi kepada pihak-pihak terkait, serta melakukan check and recheck terkait data dan fakta yang diperoleh.
2. Balance
Berimbang. Isi berita tidak berat sebelah dan tidak menguntungkan salah satu pihak. Sudut pandang kedua belah pihak yang terkait dengan berita disajikan secara proporsional dan berimbang sehingga masyarakat memiliki informasi yang benar-benar utuh.
3. Clarity
Kejelasan. Berita atau informasi disampaikan kepada pendengar secara jelas dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pendengar.
Teknis Penulisan: Gaya Bahasa Berita Radio
Dari prinsip dasar penulisan di atas, berikut ini teknik penulisannya yang merupakan gaya bahasa berita radio.
1. Bahasa Tutur
Menggunakan bahasa tutur (spoken language), menggunakan kata-kata yang biasa diucapkan sehari-hari (spoken words). Acuannya adalah prinsip Write the Way You Talk –tuliskan sebagaimana Anda mengucapkannya.
Contoh:
- Rp5.000 > tulis: lima ribu rupiah.
- 50 % > tulis: 50 persen.
- 2,5 > tulis: dua-koma-lima.
- Pkl 16.00 > tulis: jam empat sore.
2. Ringkas
Tulis naskah berita radio seringkas mungkin. Caranya, gunakan kalimat-kalimat pendek, hindari anak kalimat, dan hindari kalimat yang rumit.
Naskah berita radio biasanya pendek saja, sekitar 2-3 alinea. Berita panjang akan sulit ditangkap atau dipahami pendengar. Naskah berita harus sekali baca selesai dan sekali ucap langsung dimengerti pendengar.
3. Kalimat Tidak Langsung
Ubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung. Naskah radio tidak mengenal kutipan langsung seperti di media cetak. Contoh:
- Kutipan langsung: “Saya siap menjadi menteri,” ujarnya.
- Tidak langsung: Ia mengatakan siap menjadi menteri.
4. Unsur Waktu: Hari, Jam, Tanggal
Untuk unsur hari, Penulisan unsur waktu menggunakan kata-kata “kemarin”, “ hari ini”’ dan “besok”, tidak menggunakan nama-nama hari (Senin-Minggu).
Misalnya, naskah dibaca hari Senin, peristiwanya berlangsung sehari sebelumnya (Minggu), maka tulislah: ribuan mahasiswa melakukan aksi demonstrasi kemarin (bukan hari Minggu).
Untuk unsur jam, gunakan kata “jam” atau “pukul”. Misalnya, tulislah jam delapan pagi, BUKAN Pkl 08.00 WIB.
Kecuali dalam peristwa sangat penting menyebutkan unsur waktu (misalnya kematian dan gempa bumi), tuliskan unsur waktu (jam) dengan membulatkannya. Misalnya, aksi demontrasi dimulai jam sembilan pagi. Jangam tulis : Pukul 09.10 WIB.
Untuk unsur tanggal, bulan dan tahun dituis sebagaimana adanya, meskipun hanya satu angka. Misalnya, tanggal 17 April 2019.
5. Penulisan Angka
- Angka 1-11 ditulis dengan huruf (pengucapannya), misalnya satu, dua, sepuluh, sebelas.
- Angka 12 ke atas ditulis dengan angka, misalnya, 25 atau 345.
- Angkka 10 – 999 gunakan gabungan angka dan kata yang dihubungkan dengan tanda penghubung. Contoh: 10-ribu, 13-juta.
- Angka pecahan ditulis pengucannya: tiga-per-empat, dua-per-tiga, BUKAN 3/4, 2/3, dst..
- Nomor telepon atau angka banyak menggunakan tanda penghubung. Contoh: 7200-722, 0818-219-XXX.
- Angka desimal tulis lima koma dua (bukan 5,2).
6. Mata Uang
Sebagaimana prinsip penulisan nomor 1, tulis lambang mata uang dengan cara pengucapannya, misalnya Rp = Rupiah, $ = dolar, dst.
Contoh: Rp 600.000 ditulis 600-ribu rupiah, US$ 50.000 di tulis 500-ribu dolar Amerika Serikat.
7. Tanda Kurung
Naskah berita radio tidak mengenal “dalam kurung” (kata dalam kurung). Ubah menjadi “atau”. Misalnya: Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menggelar sidang …. ubah menjadi Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR menggelar sidang… atau Dewan Perwakilan Rakyat –DPR– menggelar sidang…
8. Atribusi + Nama
Awali nama orang dengan atribusi, seperti jabatan, gelar, atau lainnya. Misalnya, seorang warga Bandung –Fulan– mengalami….; Ketua Organisasi Anu –Anu Anuin– menganukan anunya…. dsb.
9. Tanda baca khusus (sign posting)
Tanda baca (titik, koma, tanda seru, tanda tanya, tanda kutip) tidak berlaku dalam penulisan naskah berita radio tidak.
Yang berlaku adalah sign posting atau tanda-tanda baca khusus, seperti garis miring satu (/) untuk jeda, garis miring dua (//) untuk titik/akhir kalimat, garis miring tiga (///) sebagai penanda akhir naskah.
10. Dash
Gunakan tanda dash (strip dua, –) untuk mengapit nama atau istilah penting, seperti: Ketua Organisasi Anu –Fulani Fulana– menyatakan protes… dst.
11. Huruf Kapital
Dulu, nakah berita radio ditulis dalam huruf kapital semua (ALL CAPS). Namun, kini kebiasaan itu ditinggalkan karena lebih sulit dibaca.
Naskah berita radio modern menggunakan huruf secara normal. Huruf kapital hanya digunakan dalam menulis huruf pertama nama orang, lembaga, atau tempat.
Silakan bandingkan:
- RIBUAN MAHASISWA MELAKUKAN AKSI UNJUK RASA DI DEPAN ISTANA NEGARA KEMARIN// MEREKA MENUNTUT PENURUNAN HARGA BBM.
- Ribuan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Negara kemarin// Mereka menuntut penurunan harga BBM.
Mengapa berita harus ditulis?
Mengapa harus ditulis? Bukankah berita radio itu diucapkan, disampaikan secara lisan (oral), dan hanya bisa didengarkan?
Alasan berita radio harus ditulis di antaranya:
- Untuk memastikan penyiar/reporter mengerti berita yang disampaikan, termasuk cara pengucapan istilah asing.
- Memastikan tidak ada informasi penting yang tertinggal.
- Memastikan data dan fakta yang disampaikan tersusun secara logis.
Itu dia cara meenulis naskah berita radio beserta prinsip dasarnya. Wasalam. (www.romeltea.com).
Sumber: Broadcast Journalism: Panduan Penyiar, Reporter, dan Scriptwriter Radio karya Asep Syamsul M. Romli. Penerbit Nuansa Cendikia, Bandung, 2008.