Pers Kampus dikenal juga dengan istilah Pers Mahasiswa (Persma).
Pers Kampus adalah penerbitan yang dikelola oleh mahasiswa sebuah perguruan tinggi.
Mahasiswa yang mengelola pers kampus biasanya tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) bernama UKM Pers atau Lembaga Pers Mahasiswa (LPM).
Dari sisi konten (isi), pers kampus dianggap sebagai organisasi pers yang paling ideal karena tidak berorientasi pada kepentingan ekonomi melainkan pada idealisme mahasiswa.
Pers kampus juga ideal bagi mahasiswa yang hobi menulis, ingin menjadi wartawan, penulis, editor, humas, atau berprofesi di bidang media.
Khusus bagi mahasiswa jurusan komunikasi (jurnalistik & humas), aktif di pers kampus atau membuat pers jurusan, HIMA, adalah wajib.
Dulu pers kampus atau pers mahasiswa merujuk pada penerbitan dalam bentuk majalah, tabloid, newsletter, buletin. Namun, kini di era internet, pers kampus juga termasuk blog, situs, atau media online, sehingga tidak lagi ada kendala biaya sebagaimana media cetak.
Pers mahasiswa memiliki perhimpunan bernama Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI).
Pengertian Pers Kampus
Pers Kampus adalah berkala yang diterbitkan oleh mahasiswa untuk mahasiswa di dalam kampus perguruan tinggi. Karenanya, Pers Kampus sering pula disebut “Pers Mahasiswa”.
Di Amerika Serikat dan Eropa Barat, Pers Kampus dinamakan Student Newspapers (Suratkabar atau Koran Mahasiswa) atau Student Publications (Penerbitan Mahasiswa), bukan Campus Press karena istilah Pers Kampus sebenarnya mencakup berbagai penerbitan yang ada di lingkungan kampus, seperti majalah ilmiah yang diterbitkan pihak universitas atau fakultas, buku-buku teks, dan diktat materi perkuliahan.
Di Indonesia, yang dimaksud Pers Kampus adalah media massa yang dikelola oleh mahasiswa di sebuah kampus perguruan tinggi, baik berupa majalah, jurnal, buletin, maupun suratkabar. Pangsa pasarnya atau target pembacanya adalah kalangan mahasiswa juga.
Sayangnya, sejauh ini belum muncul sebuah produk Pers Kampus yang bermutu baik sehingga dijadikan “bacaan wajib” para mahasiswanya dan menjadi rujukan orang luar kampus jika ingin mengetahui perkembangan dan dinamika sebuah kampus perguruan tinggi.
Penyebabnya, banyak pengelola Pers Kampus yang belum memahami hakikat medianya yang elitis, pembacanya yang relatif homogen (mahasiswa), dan dapat menjadi “humas” kampusnya dalam berinteraksi dengan dunia luar kampus.
Karena itu, untuk dapat mengelola sebuah Pers Kampus, mutlak diperlukan pemahaman tentang hakikat Pers Kampus itu sendiri yang berbeda dengan pers umum (non-kampus).
Karakteristik Pers Kampus
Karena lahir dari mahasiswa, dikelola oleh mahasiswa, dan target utama pembacanya mahasiswa juga, maka karakteristik utama Pers Kampus adalah elitis. Tegasnya, Pers Kampus masuk kategori Elite Papers.
Visi, misi, dan isinya ditujukan untuk kepentingan mahasiswa juga atau seluruh sivitas akademika, jangan diarahkan menjadi pers umum.
Profil mahasiswa sebagai kaum intelektual harus tercermin dalam Pers Kampus, yakni ilmiah, objektif, rasional, kritis, dan tidak menjadi koran gosip (gossip journalism) apalagi berwujud koran kuning (gutter journalism, yellow papers).
Pers Kampus juga harus mampu mencerminkan sosok mahasiswa sebagai agent of change dan bebas dari vested interest pihak tertentu.
Pakar jurnalistik dari Universitas Stanford, William L. Rivers, sebagaimana dikutip Assegaf (1985:104), mengemukakan karakteristik ideal sebuah Pers Kampus sebagai berikut:
1. Harus mengikuti pendekatan jurnalistik yang serius (must be approached as a serious work of journalism).
2. Harus berisikan kejadian-kejadian yang bernilai berita bagi lembaga dan kehidupannya (It should report and explain newsworthly events in the life of the institution).
3. Harus menjadi wadah bagi penyaluran ekspresi mahasiswa (provide medium for student expression).
4. Haruslah mampu menjadi pers yang diperlukan oleh komunitas kampusnya (It should make itself indispensable to the school community).
5. Tidak boleh menjadi alat klik atau permainan yang memuaskan kelompok kecil di kampus (It can’t be a clique operation a toy for the amusement of a small group).
6. Harus dapat memenuhi fungsinya sebagai media komunikasi (Serve the purpose of mass communications).
Isi Pers Kampus
Dari karakteristik tadi, dapat disimpulkan, Pers Kampus harus lebih tinggi derajatnya ketimbang pers biasa (umum) dan benar-benar beguna bagi lingkungannya. Agar berguna dan dibutuhkan, maka Pers Kampus haruslah mampu memenuhi rasa ingin tahu (curiousity) mahasiswa yang menjadi pembacanya.
Tegasnya, isi Pers Kampus, sebagaimana dikemukakan (Assegaf, 1985:105), harus menyangkut kepentingan civitas akademika, utamanya mahasiswa, misalnya tentang:
1. Perkembangan sains dan teknologi.
2. Sistem pendidikan baru,
3. Penelitian.
4. Sumber dana penelitian.
5. Beasiswa.
6. Kehidupan sekitar kampus atau mahasiswa.
Bagaimana membangun pers kampus?
Awali dengan pelatihan jurnalistik sekaligus “open recruitment”. Dengan begitu, akan mudah membangun tim yang solid, sevisi-semisi, dan menjadikan pers kampus sebagai “pers perjuangan” bersama. Wasalam. (www.romeltea.com).*