Tips Public Speaking versi Larry King

Tips Public Speaking versi Larry King

Tips Public Speaking versi Larry King.  Kalangan insan broadcasting pastinya kenal baik sosok Larry King. Pria bernama lengkap Lawrence Harvey King kelahiran 19 November 1933 ini seorang broadcaster (host/presenter televisi dan radio) Amerika Serikat terkemuka.

Publik Amerika mengenalnya sebagai public speaker atau orator hebat dan pewawancara siaran langsung. Ia memenangkan banyak penghargaan: satu Emmy Award, dua Peabody Award, dan 10 Cable ACE Award.

Mengawali karier sebagai jurnalis dan pewawancara radio lokal di Florida tahun 1950-an dan 1960-an, Larry King menjadi national radio broadcaster terkemukan sejak 1978. Pada 1985 ia punya acara talkshow sendiri di CNN, Larry King Live, hingga Desember 2010.

Dalam bukunya, How to Talk to Anyone, Anytime, Anywhere (1994) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Seni Berbicara kepada Siapa Saja, Kapan Saja, di Mana Saja (Gramedia 1995), Larry King berbagi tips tentang teknik berkomunikasi, termasuk teknik pidato atau “pembicaraan publik” (public speaking).

Anda bisa mengakses buku tersebut secara gratis di Google Book.

Read More

Tips Public Speaking versi Larry King

Larry King menyebutkan 8 ciri pembicara terbaik:

  1. Memandang suatu hal dari sudut pandang yang baru, mengambil titik pandang yang tidak terduga pada hal-hal umum.
  2. Mempunyai pengetahuan luas. Memikirkan dan membicarakan isu-isu dan beragam pengalaman di luar kehidupan sehari-hari
  3. Antusias dan menaruh minat besar terhadap apa yang Anda katakan
  4. Tidak pernah membicarakan diri sendiri
  5. Ingin lebih tahu terhadap apa yang lawan bicara katakan
  6. Menunjukkan empati, berusaha merasakan apa yang lawan bicara rasakan
  7. Mempunyai selera humor
  8. Memiliki gaya bicara sendiri.

Berikut ini saya ringkaskan tentang teknik pidato versi Larry King –dengan sedikit “editing” dan “modifikasi” dari saya.

1. Pidato Itu Share Pemikiran.

Pasti ada kekuatan mistis dalam public speaking –ilmu rahasia  yang membuat orang bisa menjadi pembicara yang baik. “Rahasia” saya sederhana saja, yaitu saya anggap public speaking tidak berbeda dengan jenis-jenis pembicaraan lain. Itu merupakan cara untuk berbagi pikiran saya kepada orang lain.”

2. Miliki Sesuatu untuk Dikatakan.

Dalam beberapa hal, pidato lebih mudah dari percakapan sosial, karena Anda sepenuhnya menguasai arah pembicaraan. Tapi, Anda harus mempunyai sesuatu untuk dikatakan.”

3. Kunci Pertama: Bicarakan yang Anda pahami saja.

“Kunci pertama menjadi pembicara publik (public speaker) yang sukses: Bicarakanlah hal yang Anda pahami. Jika tidak, audiens Anda akan menjadi bosan kalau mereka tahu lebih banyak dari Anda.”

“Jika Anda tidak merasa yakin dengan subjeknya, Anda bisa tidak yakin pula dengan sikap Anda. Carilah subjek (tema) yang Anda pahami benar.”

(Saya, Romeltea, punya pengalaman tenyang poin 3 ini. Ceritanya, dalam sebuah rapat ormas Islam tingkat Jabar, tiba-tiba saya didaulat untuk menyampaikan “kultum” –semacam tausiyah atau ceramah singkat.

Bayangkan! Peserta rapat adalah ulama, kyai, ustadz, dosen agama, dan para aktivis dakwah! Saya tidak berani membahas tema agama, apalagi soal fiqih. Saya tidak berani “menasihati” mereka soal agalam.

Maka….. saya pilih tema yang benar-benar saya pahami dan kuasai: tentang “pentingnya menulis”, tentang pentingnya dakwah melalui media massa.

Alhamdulillah, hadirin “terpesona” karena saya lebih menguasai tema itu dibandingkan hadirin. Wong saya penulis dan praktisi media kok! He he…. sombong ya?)

4. Sistematika: Prolog, Isi, Penutup.

“Jika sebelumnya Anda memberi tahu audiens Anda apa yang akan Anda bicarakan, mereka akan lebih mudah mengikuti isi piato Anda. Di bagian akhir, cobalah merangkum butir-butir penting dengan kata-kata yang sedikit berbeda dengan yang digunakan dalam pembukaan”.

5. Kunci Kedua: Persiapan!

“Jika Anda memberikan pidato dengan topik yang belum pernah Anda bicarakan, Anda harus membuat persiapan, dengan berbagai cara, yang paling cocok bagi Anda.”

“Anda dapat menulis pidato Anda, kata-demi-kata, dan membacanya dalam bentuk teks… Jika Anda pidato dengan membaca teks, pastikan sering melihat audiens. Anda juga bisa menggunakan ‘note cards’ (kart catatan), berisi pointers materi pidato, cara ini lebih spontan, tidak akan terjebak untuk menatap naskah.”

“Lakukan latihan, di depan cermin atau di depan anggota keluarga Anda. Sesuaikan dengan alokasi yang diberikan…. cari tahu berapa lama waktu yang diberikan kepada Anda.”

6. Tataplah Audiens Anda.

“Jangan berbicara kepada dinding di belakang atau jendela di samping Anda. Itu bukan audiens Anda. Tataplah audiens yang berbeda-beda, agar semua kelompok merasa diperhatikan.”

7. Frasering dan Tone

Pelajari pemenggalan kata dan perubahan suara yang ingin Anda gunakan.

“Anda bisa menggarisbawahi kata-kata yang ingin Anda beri tekanan. Beri tekanan pada saat yang tepat, dan jangan berbicara secara monoton.”

8. Berdirilah tegak!

“Anda tidak perlu mengambil sikap berbaris, cukup berdiri dengan enak, jangan menyandarkan diri ke mimbar. Bersandar membuat pernafasan Anda terganggu dan tiak sopan”.

9. Posisi mikrofon.

“Kalau ada mikrofon di depan Anda, taruhlah agak di atas…. Jangan memaksakan diri membungkuk seperti burung bangau…. Jangan pula menolehkan atau membalikkan badan untuk menjawab pertanyaan dari samping.”

10. Humor.

“Jangan terlalu serius kalau tidak perlu. Meskipun Anda memilih subjek serius, sebagian besar pendengar tetap senang menerima humor kecil.”

Jangan pernah mengawali humor dengan kalimat seperti:
– Saya akan menceritakan lelucon kecil.
– Ada kejadian lucu ketika saya berangkat ke sini.
– Anda cerita lucu. Anda pasti suka. Benar-benar lucu.
– Hal ini mengingatkan saya pada sebuah lelucon kecil. Anda barangkali pernah mendengarnya, tapi saya ceritakan juga.

Kalimat-kalimat tersebut klise, cara kuno untuk mengawali atau mengakhiri lelucon…. Anda juga jangan mengakhiri cerita humor Anda dengan berkata, “Sungguh, Saudara-saudara….”.

11. Gaya Bicara Alami.

“Pembicaraan publik hanyalah suatu bentuk percakapan yang dimodifikasi…. dan Anda berbicara dengan gaya natural, audiens pasti memahami Anda. Gunakan bahasa sehari-hari…. Sesuaikan cara bicara Anda dengan karakter audiens.”

12. Kenalilah audiens Anda!

“Ini memungkinkan Anda memantapkan hubungan dengan mereka di awal pembicaraan, dengan menunjukkan pemahaman Anda akan titik pandang mereka. Pastikan Anda ingat siapa audiens Anda, apa minat mereka, dan apa yang ingin mereka dengar dari Anda.”

13. Ringkas!

“Ini hukum fundamental berbicara yang baik. Hukum ini terangkum dalam singkatan KISS, Keep It Simple, Stupid! (Bicaralah Singkat, Bodoh!). Tidak ada kata-kata murahan, kalimat rumit, istilah teknis…”. Wasalam.

Bahasan lengkap versi saya tentang Public Speaking tertuang dalam buku “Lincah Menulis Pandai Bicara”, terbitan Penerbit Nuansa, Kompleks  Sukup Baru 23 Ujungberung Bandung – 40619 Tlp. 022-76883000, 022-92293000, Telefax.: 022-7801410 Layanan SMS: 0818638038 dan 085722918777.

Related posts