Kita sering mendengar seorang MC (Master of Ceremony) mengatakan “waktu dan tempat kami persilakan“.
Sebagai MC profesional, Anda jangan sekali-kali menggunakan kata “waktu dan tempat kami persilakan”!
Pengucapan kata-kata “waktu dan tempat kami persilakan” bisa dibilang “salah kaprah”, yaitu kesalahan yang berulang-ulang, diikuti oleh banyak orang, dan tidak ada yang mengoreksinya sehingga dianggap benar.
Kenapa ungkapan “waktu dan tempat kami persilakan” itu salah, keliru, atau tidak tepat?
Ini alasannya:
Pertama, kalimat “waktu dan tempat kami persilakan” itu termasuk kalimat yang “tidak logis” alias “tidak dapat diterima akal yang sehat”.
Yang mau ngasih sambutan/ngisi acara siapa? ‘Kan bukan “waktu dan tempat”? Lalu, kenapa mempersilakan “waktu dan tempat”?
Jadi, ungkapan “waktu dan tempat kami persilakan” itu salah karena “mempersilakan waktu dan tempat” untuk memberi sambutan/mengisi acara.
Lucu kali ya, kalo ada orang yang dipersilakan memberi sambutan, lalu diam saja. Ketika ditanya kenapa diam saja, ia berkata: “Lho, yang dipersilakan ‘kan waktu dan tempat, bukan saya!”
Kedua, oke, semua orang ngerti, bahwa yang dipersilakan adalah pengisi acara, misalnya ketua panitia, untuk memberikan kata sambutan.
Tapi, nanti jangan salahkan sang pengisi acara kalau dia duduk seenaknya, berdiri seenaknya, dan berbicara lamaaaaaa sekali…!
Lho, ‘kan waktu dan tempat dipersilakan, jadi terserah dia dong? Mau bentar kek, mau lama kek, terserah dia, lha wong waktunya sudah dipersilakan kok!
Jadi, yang benar adalah… “kepada XXX, kami persilakan…!” plus “komunikasi interpersonal” kepada sang pengisi acara, dengan suara pelan, personally langsung kepada sang pengisi acara: “…silakan, Pak/Bu..!” atau “mangga, Pak/Bu…!”
Menginjak Acara
Salah kaprah lainnya adalah ungkapan “menginjak kepada acara selanjutnya”. Ini namanya Kekerasan dalam MC (KDMC) ^_^!
Acara kok diinjak?
Jadi, hindari penggunakan ungkapan “menginjak acara”, ganti dengan, misalnya, “acara berikutnya”, “acara selanjutnya”, “kini saatnya kita persilakan…”.
Untuk Mempersingkat Waktu
Satu lagi salah kaprah dalam teknik MC, yakni ungkapan “untuk mempersingkat waktu”. Waktu bisa disingkat gitu? Kagak bisa dong!
Waktu mah mengalir alamiah, natural. Detik tidak bisa dipercepat. Pergerakan jarum jam sudah “standar” begitu, tidak bisa diubah-ubah, kecuali jamnya error!
Jadi, bagaimana dong…?
Ya… hindari pengucapan “mempersingkat waktu” dan tidak usah diganti dengan ungkapan apa pun. Langsung saja ucapkan: “Baiklah hadirin, mari kita mulai acara pertama, yaitu pembukaan…” atau “Hadirin yang berbahagia, mari kita awali acara kita dengan basmalah….”
Masih adakah salah kaprah MC yang lain? Masih adakah ungkapan MC yang suka keliru? Let’s share! Wasalam. (www.romeltea.com).*