Bisa jadi, dia kelamaan memikirkan makna status yang akan ditulisnya, karena “First learn the meaning of what you say, and then speak,” kata Epictetus.
Pertama-tama pelajari dulu makna kata/kalimat yang akan Anda kemukakan, baru bicara (tuliskan).
Bisa jadi pula, ia takut watak dirinya terungkap, karena “Speech is the mirror of the soul; as a man speaks, so is he,” kata Publilius Syrus.
Ucapan itu cerminan jiwa; ketika seseorang berkata-kata (tulis status), maka itulah dia –sesuai dengan ucapan/status yang dikemukakannya.
Mulutmu harimaumu, statusmu identitasmu, statusmu cerminkan jiwa, personalitas, dan karaktermu!
Tapi, tak mengapa tak update status juga, karena “If you have nothing to say, say nothing,” kata Mark Twain. Kalau gak ada yang harus dikatakan, meneng bae lah!
Btw, tulisan ini dibuat “tidak disengaja” lho…!
Tadinya mau nulis status di facebook, eh… malah jadi “note”, habisnya kepanjangan sih! May be… for me, it’s harder to write fb status than an article! Wasalam. (www.romeltea.com).*