Menulis adalah komunikasi (communicate) sekaligus berbagai (share). Pesan atau isi yang disampaikan dalam tulisan bisa pengalaman, pengetahuan, pemikiran, atau gagasan.
Leo Rosten –novelis komik Amerika kelahiran Polandia (1908-1997)— seperti dikutip situs thinkexist.com mengatakan:
“A writer writes not because he is educated but because he is driven by the need to communicate. Behind the need to communicate is the need to share. Behind the need to share is the need to be understood”.
Seorang penulis, kata Rosten, menulis bukan karena ia berpendidikan, tetapi karena ia didorong oleh kebutuhan untuk berkomunikasi. Di balik kebutuhan untuk berkomunikasi adalah kebutuhan untuk berbagi. Di balik kebutuhan untuk berbagi adalah kebutuhan untuk dipahami.”
Saya garisbawahi “the need to share”, semangat berbagi. Jadi, menulis itu sedekah ilmu. Kita berbagai pengetahuan, wawasan, ilmu, dan pengalaman. Insya Allah, itu pun bagian dari mengamalkan ilmu dan menjadi amal saleh.
Menurut KBBI, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang; pengetahuan atau kepandaian. Penulis biasanya mengomunikasikan sekaligus membagikan ilmunya.
Sedekah (sadakah, shodaqoh) adalah pemberian kepada orang lain secara sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta.
Senyum pun termasuk sedekah karena membuat orang lain senang. Sedekah ilmu juga membuat orang lain –para pencari ilmu, haus pengetahuan– senang.
Salah satu jenis sedekah adalah mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran. Membantu meringankan beban orang lain juga termasuk sedekah.
Nah, isi tulisan bisa berupa ajakan kebaikan, mencegah keburukan, tips yang membantu orang lain melakukan sesuatu, atau memberikan pemahaman atau wawasan baru. Itu pun sedekah.
Maka, mari menulis, sedekah ilmu! Go Blogging! Wasalam. (www.romeltea.com).*