Prinsip dan Cara Menulis untuk Website (PR Writing)
Tiap kali saya mendapat undangan untuk jadi pemateri pelatihan di sebuah instansi, saya mengakses websitenya untuk menemukan informasi pelatihan tersebut.
Hasilnya? Nol! Hampir semua web instansi itu berisi posting lama, tidak ada update, termasuk tak ada info tentang pelatihan tersebut.
Dari situ saya makin paham, mengapa Humas instansi tersebut mengundang saya untuk melatih staf humasnya —agar aktif, dinamis, kreatif, bisa menulis, dan mampu mempublikasikan dengan segera dinamika instansinya.
Praktisi Humas (Public Relations) harus memiliki kemampuan menulis, termasuk menulis untuk websitenya dan media massa sebagai bagian dari Tugas Humas.
“Sebagian besar pekerjaan praktisi Humas melibatkan menulis dan sangat jarang hanya satu jenis tulisan yang dibutuhkan,” kata James Glen Stoval dalam “Writing for Mass Media” (jprof.com).
“Dua dari cara terbaru bagi organisasi untuk berkomunikasi dengan publik adalah melalui email dan website. Praktisi Humas/PR harus menjadi mahir menulis pesan email dan memahami fungsi dan tujuan situs web.”
Cara Menulis untuk Website
Berikut ini beberapa istilah kunci dan konsep yang harus dipahami praktisi humas dalam hal menulis untuk website sebagaimana dishare laman jprof.com.
1. Kesegeraan (Immediacy)
Ciri khas web adalah kecepatan penyampaian informasi. Posting dapat dilakukan kapan dan di mana saja. Ketika sebuah peristiwa terjadi, kebanyakan orang beralih ke penyiaran (radio/TV), tetapi mereka yang mencari informasinya ke web juga meningkat.
2. Permanen (Permanency)
Web memiliki sifat permanen, dapat diakses berulang-ulang dan bertahan lama. Di sisi lain, tulisan di website juga bisa diupdate, diedit, bahkan dihapus kapan saja.
3. Kapasitas (Capacity)
Web tidak dibatasi oleh waktu dan tidak (setidaknya secara teoritis) dibatasi oleh ruang, seperti media cetak. Kapasitas ini hampir tak terbatas untuk posting informasi.
4. Fleksibilitas (Flexibility)
Web bisa menyajikan hampir semua bentuk penyajian informasi –kata-kata, gambar, grafik, video, dan audio. Penulis web harus memahami, media ini tidak terbatas pada kata-kata, melainkan dapat menangani semua bentuk dan kombinasi yang mungkin belum kita telah dikembangkan.
5. Interaktivitas (Interactivity)
Pengguna individu jauh lebih menonjol dan penting dalam lingkungan web dari mereka dengan media lainnya.
Pengembang situs web telah membentuk berbagai cara bahwa individu dapat berinteraksi, seperti merancang versi mereka sendiri dari sebuah situs web, chat room, jajak pendapat, tanggapan langsung ke informasi, dan interaktivitas ini akan terus berkembang.
Demikian cara menulis di website. Wasalam (www.romeltea.com)