Dalam public speaking atau pidato, kita mungkin sering mengucapkan kata-kata yang tidak perlu atau suara-suara yang mengganggu (noisy sounds), seperti eeee, emmm, hmmm, anu, apa itu, dll.
Suara-suara tersebut dikenal dengan istilah “kata-kata pengisi” (filler words).
Per definisi, filler words adalah kata-kata yang diucapkan saat berpikir untuk menemukan atau memilih kata-kata yang tepat. Bisa juga karena ragu-ragu untuk mengucapkan kata, frasa, atau kalimat.
Tidak hanya saat pidato atau presentasi, filler words atau suara-suara hmmm atau emmm mungkin juga sering kita ucapkan saat ngobrol dengan teman.
Cara Mengatasi ‘Filler Words’ dalam Public Speaking
Di berbagai pelatihan public speaking, saya sering mengatakan, filler words terjadi karena kecepatan berpikir kita tidak sinkron dengan kecepatan terbukanya mulut kita.
Mulut sudah terbuka, namun “pasokan” kata-kata dari otak kita telat datang. Akibatnya, ya itu tadi… keluarlah suara-suara eeee, emmm, hmmm.
Jadi, bagaimana dong cara mengatasinya?
Idealnya sih, jangan dulu buka mulut sebelum kita benar-benar siap mengatakan sesuatu. Jika masih berpikir, diam aja dulu! Kita bisa berlatih untuk meminimalisir filler words.
Berikut ini cara mengatasi ‘filler words’ dalam public speaking. Saya sadur dari laman Ivy Panda.
1. Perlambat!
Berapa kecepatan pikiran? Otak kita membutuhkan 50 hingga 150 milidetik untuk bereaksi terhadap rangsangan sederhana.
Saat berbicara, terkadang kita perlu merumuskan ide dalam pikiran kita sebelum mengatakannya. Waktu “biarkan saya berpikir” ini sering kali diisi dengan kata-kata penopang.
Jika Anda melambat saat berbicara, Anda akan memiliki lebih banyak waktu untuk menemukan frasa yang tepat.
Dengarkan pembicara publik populer. Mereka berhenti setelah setiap kalimat. Jeda seperti itu juga membantu audiens menganalisis apa yang telah dikatakan.
2. Tarik napas!
Menarik napas dalam-dalam adalah cara lain untuk memperlambat dan mengatasi filler words. Saat kita berbicara, kita mengembuskan napas.
Tubuh kita membutuhkan oksigen, jadi kita perlu menghirup sesekali. Anggap koma dan titik berhenti sebagai tanda untuk bernapas.
Saturasi oksigen memengaruhi produktivitas mental kita dan akan membantu Anda berpikir lebih cepat. Dengan beberapa latihan, Anda dapat menerapkan metode ini secara alami tanpa ada yang menyadarinya.
3. Tahu harus berkata apa.
Pernahkah Anda memperhatikan bahwa semakin gugup Anda, semakin banyak kata penopang yang Anda gunakan?
Ketika ide-ide kita tidak teratur, kita tidak peduli ke mana jalan pemikiran kita akan membawa kita. Kebingungan ini membuat kita stres.
Cobalah untuk mempersiapkan rencana pidato Anda. Dengan begitu, jika Anda melupakan sesuatu dan mulai gugup, Anda dapat meninjau ulang rencana Anda dan beralih ke poin berikutnya.
Strategi ini tidak hanya berguna untuk membuat presentasi Anda terstruktur; itu juga merupakan pereda stres yang manjur, dan semua pembicara publik menggunakannya.
4. Latihan.
Persiapan dan latihan adalah kunci sukses public speaking. Semuanya akan menjadi lebih mudah dengan latihan.
Banyak orang takut akan keheningan dan mencoba menghindarinya dengan menggunakan kata-kata pengisi, tetapi latihan akan membuat Anda lebih nyaman berbicara.
Anda dapat berlatih di acara publik mana pun. Misalnya, Anda dapat memberi selamat kepada seseorang selama acara khusus dengan mengatakan sesuatu yang lebih rumit daripada hanya “Semoga Anda sehat”.
Pikirkan tentang apa lagi yang bisa Anda katakan dan hindari kata-kata pengisi.
Kita cenderung menggunakan filler words daripada mengatakan, “biarkan aku berpikir.” Mereka memberi kita perasaan aman, seperti cangkir teh atau sandal favorit.
Video: Cara Mengatasi ‘Filler Words’ dalam Public Speaking