“Berita jaman now judul pake tanda tanya, adalagi yg isinya gak sesuai judul, cuma php, 5 incaran Persib, isinya masih dirahasiakan, kena deh!” demikian komentar seorang pembaca situs berita online.
Makin hari kian banyak pembaca yang cerdas. Kena tipu judul, lama-lama kelamaan melakukan “aksi boikot” dengan tidak akan pernah lagi klik judul berita dari media tersebut.
Jika pembaca media online sudah cerdas, maka akan mengabaikan judul-judul berita umpan klik. Media penganut koran kuning versi online itu pun akan mampus, ditinggalkan pembaca.
Pembaca akan berteriak “Aaaaaa…. kena tipu…… judul palsu….!!!” 🙂
Simak saja judul-judul “alay” berikut ini:
- Gak Disangka, Satu Pemain Persib Bandung Pamit, Manajemen Pasrah. (Angga Febriyanto hengkang dari Persib)
- Bersepeda Pakai Jersey Persib Bandung, Hansamu Yama Bikin Bobotoh Heboh, Apa yang Terjadi? (Hansamu Yama Pakai Jersey Persib)
- Wow! Mario Gomez Siapkan Taktik Ini Untuk Bawa Persib Juara (Mario Gomes Kemukakan Filosofi Permaiannya)
- Patrich Wanggai Tak Perlu Seleksi, Langsung Gabung Persib Bandung (Ini judul bohong! Yang benar, Wanggai bukan seleksi, tapi akan dilihat kemampuannya)
Judul-judul di atas dikutip dari situs-situs penganut jurnalisme umpan klik, yaitu Tribunnews dan Indosport. Tribunnews (Grup Kompas) dikenal sebagai pelopor jurnalisme umpan klik atau judul clickbait. Demi trafik!
Ketatnya persaingan di media siber, membuat wartawan (redaksi) berlomba-lomba menarik perhatian pembaca. Bahkan, mereka “melacurkan diri” dengan membuat judul-judul berita yang jauh dari kaidah jurnalisme yang baik.
Kata-kata “ini” dan “begini” menjadi favorit media-media online penganut jurnalisme umpan klik dalam membuat judul berita.
Mereka menyembunyikan fakta terpenting, sedangkan kaidah jurnalisme menyebutkan wartawan harus mengedepankan fakta terpenting dalam formula “piramida terbalik” (inverted pyramid).
Secara pribadi, saya sangat muak tingkat dewa membaca judul-judul berita umpan klik.
Menurut saya, jurnalisme umpan klik membuhuh ilmu jurnalistik. Jadi wartawan memang tak harus kuliah jurusan jurnalistik, tapi kalau membuat judul berita seenaknya seperti itu, malah bikin “enek” pembaca.
Saya mah heran Dewan Pers tidak berbuat apa-apa, misalnya menegur atau menyerukan media siber agar menghindari judul umpan klik.
Sekarang mah, mari kita boikot media-media siber penganut jurnalisme umpan klik, suka menggunakan judul clickbait. Kasih tahu rekan-rekan, sodara, kerabat, agar mengabaikan judul clickbait.
Sekali lagi, judul umpan klik itu pemberi harapan palsu (PHP)! Jangan mau tertipu. Sayang kuota juga kan? Wasalam. (www.romeltea.com).*