Skill Wartawan Modern, Keterampilan Jurnalisme Digital

Wartawan Media Online Harus Serbabisa

Kini era digital. Wartawam pun harus memiliki skill digital untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi.  Skill digital menjadi bagian dari kompetensi wartawan modern atau jurnalis masa kini.

Media digital telah sepenuhnya mengubah berita —dan keterampilan jurnalisme yang dibutuhkan untuk memproduksi dan menyampaikannya. Berikut ini skill yang harus dimiliki wartawan modern berupa keterampilan jurnalisme digital.

Evolusi Jurnalisme

Dua puluh tahun yang lalu, orang Amerika mengandalkan media tradisional untuk berita. TV, radio, dan surat kabar menjadi sumber utama informasi.

Sekarang, media digital mendominasi. Lebih dari setengah orang dewasa Amerika lebih suka mendapatkan berita dari platform digital, seperti podcast atau media sosial. Kini eranya jurnalistik online.

Apa arti pergeseran ke media digital bagi calon dan jurnalis yang bekerja? Mereka perlu menguasai berbagai keterampilan jurnalistik. Sementara fondasi jurnalisme bertahan, bidang ini membutuhkan keahlian baru untuk masuk dan tetap relevan –skill digital atau keterampilan jurnalisme digital.

Read More

Dalam dua dekade terakhir, teknologi telah memicu pergeseran seismik dalam jurnalisme. Tiga perkembangan menonjol: internet, perangkat seluler, dan media sosial. Bersama-sama, mereka telah mengubah aksesibilitas, pembuatan, dan penyampaian jurnalisme.

Saat ini, hampir setiap orang dewasa di Amerika terhubung ke internet dan media sosial melalui perangkat digital. Penggunaannya yang ekstensif membuatnya mudah untuk melupakan bahwa teknologi inihnologi relatif baru dalam kehidupan kita sehari-hari.

Ketiganya muncul pada 1990-an. Sejak itu, adopsi melonjak. Menurut data 2019 dari Pew Research Center:

  • 52 persen orang dewasa AS menggunakan internet pada tahun 2000. Pada 2019, jumlah itu tumbuh menjadi 90 persen.
  • Antara 2011 dan 2019, kepemilikan smartphone meningkat lebih dari dua kali lipat dari 35 persen menjadi 81 persen.
  • Pada tahun 2005, hanya 5 persen orang dewasa AS yang menggunakan setidaknya satu situs media sosial. Pada 2019, 72 persen melaporkan hal yang sama.

Untuk mempertahankan audiens mereka, jurnalis harus bertemu publik secara online.

Antara tahun 2000 dan 2020, berita berkembang biak di situs web, aplikasi seluler, dan media sosial. Gerai tradisional menerbitkan konten online yang digunakan kembali dan asli.

Pada saat yang sama, organisasi berita yang menawarkan konten digital eksklusif muncul.

Internet, perangkat digital, dan media sosial menciptakan platform distribusi baru untuk jurnalisme. Akibatnya, publik menikmati lebih banyak akses ke berita daripada sebelumnya.

Namun, teknologi ini juga mendorong evolusi jurnalisme.

Jurnalis memperoleh alat baru untuk pelaporan waktu nyata. Mereka bisa menerbitkan cerita lebih cepat dan ke khalayak yang lebih luas. Juga menjadi lebih mudah untuk mendapatkan umpan balik langsung, melakukan penelitian, mengakses dan menganalisis data, serta menceritakan kisah melalui berbagai media.

Berkat kemajuan teknologi, muncul cabang baru jurnalisme— jurnalisme digital.

Apakah Jurnalisme Mati?

Memang benar, media berita menghadapi tantangan. Menghasilkan pendapatan, literasi media publik, dan intervensi politik adalah contohnya. Tetapi, gagasan bahwa jurnalisme sedang sekarat (dying) adalah kesalahpahaman umum.

Teknologi telah membuat konten lebih mudah diakses dari sebelumnya. Akibatnya, konsumsi konten meningkat. Tahun 2020, orang di seluruh dunia menggandakan jumlah konten yang mereka konsumsi setiap hari.

Selain itu, berita adalah salah satu jenis konten yang tumbuh paling cepat. Pertimbangkan fakta-fakta ini:

  • Hampir setengah dari konsumen global menghabiskan lebih banyak waktu di situs web dan aplikasi berita.
  • Sejak awal pandemi COVID-19, lebih banyak orang yang membeli langganan berita cetak atau digital daripada membatalkannya.

Jurnalisme tidak mati. Ini hanya berbeda dari 20 tahun yang lalu.

Bagaimana Kondisi Jurnalisme Saat Ini?

Menurut konsumen, media digital mengatur jurnalisme. Lebih banyak orang dewasa A.S. ingin mendapatkan berita mereka dari sumber digital daripada yang tradisional.

Pada Januari 2021, 86 persen dari mereka yang disurvei oleh Pew Research Center mengatakan mereka mendapatkan berita dari perangkat digital “sering” atau “kadang-kadang.”

Itu lebih tinggi dari persentase orang dewasa yang mengandalkan TV (68 persen), radio (50 persen) dan publikasi cetak (32 persen) untuk berita.

Mengapa orang lebih memilih jurnalisme digital? Untuk memulai, itu nyaman. Konten berita kini dapat diakses dari mana saja dan kapan saja.

Tapi jurnalisme digital juga menarik. Media digital memperdalam penceritaan dengan mengintegrasikan tulisan, visual, dan suara. Ini meningkatkan pengalaman penonton dengan sebuah cerita.

Organisasi berita sekarang menggunakan beberapa platform media untuk mempublikasikan konten online, termasuk:

  • Situs web dan blog
  • Aplikasi seluler
  • Podcast
  • Analisis dan visualisasi data
  • Foto dan video
  • Media sosial
  • Augmented reality (Realitas tertambah)
  • Pengalaman web interaktif

Platform digital ini memungkinkan jurnalis untuk menceritakan kisah yang menumbuhkan empati, eksplorasi, pendidikan, dan investigasi yang lebih besar.

Kondisi jurnalisme saat ini menuntut keahlian yang unik. Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS, jurnalis dengan pengalaman media digital akan memiliki prospek pekerjaan terbaik.

Keterampilan Jurnalisme Digital

Media digital telah menciptakan peluang menarik bagi jurnalis untuk memproduksi dan membagikan cerita mereka. Padahal, untuk menjadi pembuat konten digital yang efektif, jurnalis membutuhkan penguasaan berbagai keterampilan jurnalistik.

Mereka membutuhkan kemahiran dalam media digital sebanyak yang mereka butuhkan dalam dasar jurnalisme. Berikut ini adalah keterampilan yang paling dibutuhkan oleh jurnalis era digital.

1. Interviewing, Wawancara

Ini keterampilan dasar wartawan untuk reportase atau menggali informasi. Wawancara terus menjadi salah satu keterampilan jurnalisme yang paling vital, baik bagi wartawan media konvensional maupun media baru (media digital).

Keterampilan wawancara jurnalistik membantu jurnalis mengembangkan penceritaan yang dapat dipercaya, akurat, dan berdampak.

Wawancara adalah alat untuk:

  • Mengumpulkan informasi otoritatif.
  • Memverifikasi informasi dari sumber lain.
  • Mengungkap dan mengeksplorasi perspektif yang berbeda.

Keterampilan wawancara jurnalisme lebih dari sekadar mengajukan pertanyaan.

Wartawan perlu mempersiapkan diri melalui penetapan tujuan dan riset. Selama wawancara, mereka membutuhkan keterampilan mendengarkan secara aktif dan kemampuan untuk mempertahankan aliran dan fokus.

Melakukan wawancara berkualitas tidak mudah.

2. Reporting, Pelaporan

Sebagian besar orang dewasa AS mengatakan bahwa organisasi berita membutuhkan lebih banyak transparansi. Mereka ingin tahu bagaimana wartawan menemukan dan memilih sumber, menghasilkan cerita mereka dan koreksi masalah.

Kekhawatiran ini terkait dengan pelaporan, salah satu keterampilan jurnalisme yang paling penting. Pelaporan adalah jantung jurnalisme yang dapat dipercaya dan diteliti dengan baik.

Wartawan masa kini membutuhkan keterampilan untuk:

  • Mengidentifikasi, mengamati, mengumpulkan, menilai, mencatat dan berbagi informasi yang relevan.
    report dengan empati dan kasih sayang.
  • Melakukan penelitian jurnalistik menyeluruh dan mengevaluasi informasi yang sesuai dengan media mereka.
  • Memahami dan mengartikan data.

3. Ethic, Etika

Tumbuhnya ketidakpercayaan publik pada media telah menarik perhatian baru pada keterampilan jurnalisme etis (ethical journalism skills).

Tahun 2000, sekitar setengah dari orang dewasa Amerika melaporkan memiliki kepercayaan yang “besar” atau “cukup” di media berita. Angka itu turun menjadi 40 persen pada 2020.

Untungnya, 75 persen orang dewasa AS mengatakan media berita dapat meningkatkan tingkat kepercayaan diri mereka.

Menghasilkan jurnalisme dengan standar tertinggi akan mendapatkan kepercayaan publik. Untuk melakukannya, praktisi jurnalistik (wartawan) harus menunjukkan keterampilan jurnalisme etis atau menaati kode etik jurnalistik.

Itu berarti wartawan harus berkomitmen pada kebenaran dan akurasi –sebagaimana tercantum dalam Sembilan Elemen Jurnalisme.

Wartawan harus memahami cara:

  • Menerapkan cita-cita terbaik keunggulan dan etika jurnalis ke bentuk media baru.
  • Menerapkan prinsip dan hukum kebebasan berbicara dan pers.
  • Menghasilkan karya inklusif yang menggambarkan kesadaran akan gender, ras, etnis, orientasi seksual, dan bentuk keragaman lainnya.

4. Writing, Menulis

Menulis (writing skills) adalah keterampilan jurnalisme dasar lainnya. Jurnalis harus menguasai komunikasi tertulis untuk semua jenis media, mulai dari cerita teks dan skrip podcast hingga keterangan foto dan postingan media sosial.

Keterampilan jurnalistik yang berkaitan dengan menulis meliputi pemahaman prinsip-prinsip tata bahasa dan tanda baca. Jurnalis juga harus tahu cara menulis dengan jelas, menyederhanakan informasi yang rumit, dan mematuhi panduan gaya.

Baca Juga: Bahasa Jurnalistik

5. Digital Journalism Skills, Keterampilan Jurnalisme Digital

Meningkatnya preferensi publik untuk media digital berarti bahwa keterampilan jurnalisme digital sekarang sangat penting.

Jurnalis harus mampu menggunakan alat digital storytelling secara strategis untuk terhubung dengan audiens di berbagai platform. Ini berarti berpikir kritis dan kreatif tentang bentuk media terbaik untuk melayani audiens sasaran.

Berikut adalah beberapa contoh keterampilan jurnalisme digital:

  • Video streaming langsung di Twitter dari perangkat seluler.
  • Mengubah spreadsheet data menjadi visualisasi responsif untuk situs web.
  • Merekam dan mengedit video menjadi serangkaian GIF.

6. Investigative Reporting, Pelaporan Investigasi

Pelaporan investigasi membantu melindungi individu dan masyarakat dari praktik berbahaya. Ini memastikan akuntabilitas, mendorong perubahan, dan melestarikan demokrasi.

Di mana ada potensi kesalahan, ada peluang untuk pelaporan investigasi. Untuk alasan itu, itu akan selalu menjadi salah satu keterampilan jurnalisme inti.

Pelaporan investigasi membutuhkan keahlian khusus. Jurnalis harus tahu bagaimana mengintegrasikan semua keterampilan jurnalisme dasar dalam daftar ini—tetapi dalam skala yang lebih besar dan lebih kompleks.

7. Mobile Journalism Skills, Keterampilan Jurnalisme Seluler

Keterampilan jurnalisme teratas yang dituntut di era digital termasuk kemahiran seluler.

Dari orang dewasa AS yang mendapatkan berita dari perangkat digital, sekitar 7 dari 10 mengandalkan situs web atau aplikasi berita. Itu lebih dari jumlah yang lebih memilih pencarian, media sosial atau podcast.

Wartawan saat ini harus menggunakan perangkat seluler untuk terhubung dengan publik. Untuk melakukannya, mereka memerlukan keterampilan jurnalisme seluler untuk:

  • Ambil dan edit foto.
  • Rekam dan edit audio dan video.
  • Laporkan secara real-time di saluran berita sosial atau tradisional.
  • Publikasikan cerita di mana saja.

8. Editing, Mengedit

Mengedit atau menyunting juga merupakan salah satu keterampilan jurnalistik yang paling diinginkan. Jurnalis harus tahu bagaimana mengevaluasi secara kritis pekerjaan mereka dan orang lain.

Copyediting adalah langkah penting dalam menciptakan jurnalisme yang unggul. Ini memastikan:

  • Ketepatan.
  • Keadilan.
  • Kejelasan.
  • Gaya yang sesuai.
  • Kebenaran tata bahasa.

9. Media Sosial

Media sosial adalah sumber berita digital ketiga yang paling umum di antara orang dewasa AS. Lima puluh tiga persen mendapatkan berita dari media sosial, setidaknya kadang-kadang.

Jumlah itu bisa bertambah. Antara 2014 dan 2019, penggunaan media sosial terus meningkat di kalangan orang dewasa dari segala usia.

Meluasnya konsumsi berita di media sosial berarti jurnalis membutuhkan keterampilan untuk:

  • Terhubung dengan audiens di platform paling populer. Sebagian besar orang dewasa AS yang mendapatkan berita mereka di media sosial melakukannya di Facebook, YouTube, Twitter, Instagram, dan Reddit.
  • Laporkan secara real-time di berbagai platform sosial. Ini melibatkan pemikiran kritis dan kreatif tentang media yang paling tepat untuk setiap platform.
  • Membangun merek pribadi (personal branding) di media sosial. Twitter adalah jejaring sosial terkemuka di kalangan jurnalis, dan LinkedIn semakin populer.

10. Video Journalism Skills, Keterampilan Jurnalisme Video

Jurnalis modern harus tahu cara membuat konten video yang berdampak.

Media digital telah memberi orang Amerika lebih banyak cara untuk menonton berita, yaitu seberapa banyak yang suka mengonsumsinya. Empat puluh tujuh persen orang dewasa AS lebih suka melihat berita daripada membaca atau mendengarkannya, baik di TV atau online.

Keterampilan jurnalisme video bersifat editorial dan teknis. Jurnalis masa kini harus mahir dalam semuanya—mulai dari mengembangkan narasi yang menarik hingga merekam dan mengedit videopada perangkat seluler.

Demikian 10 keterampilan yang harus dimiliki jurnalis modern versi Bonaventure University.

Di halaman berikutnya 5 kunci keterampilan jurnalisme digital dari editor BBC News.

Related posts