Jurnalisme seluler (mobile journalism) merupakan jenis jurnalisme baru berdasarkan perangkat yang digunakan wartawan dalam proses pemberitaan.
Jurnalism seluler adalah praktik jurnalistik dengan menggunakan telepon seluler (ponsel), telepon genggam (handphone), atau telepon pintar (smartphone).
Jurnalisme seluler merupakan “cabang” jurnalistik online dan lazim dilakukan dalam jurnalisme mikro (micro journalism).
Dalam bahasa Inggris, mobile journalism biasa disingkat “mojo”.
Jurnalisme seluler juga dikenal dengan nama jurnalisme gawai atau jurnalisme gadget (gadget journalism), merujuk pada praktik jurnalistik yang menggunakan telepon seluler pintar (smartphone) dan tablet.
Penggunakan kamera digital dan laptop untuk mengumpulkan, memotret, siaran langsung, mengedit, atau berbagi berita juga masuk dalam kategori jurnalisme seluler.
Jurnalisme seluler memungkinkan jurnalis untuk reportase dan publikasi berita lebih cepat, praktis, dan secara real-time.
Jurnalisme seluler yang dilakukan warga (jurnalisme warga) sering menjadi yang pertama dalam pelaporan peristiwa bencana.
Jurnalisme seluler memudahkan wartawan dalam bekerja. Smartphone mengembangkan keterampilan wartawan dalam jurnalisme video, jurnalisme radio, podcasting, dan fotografi tanpa biaya peralatan tradisional berbiaya tinggi.
Dalam jurnalisme seluler, wartawan sangat terbantu dengan beberapa aplikasi:
1. Aplikasi foto. Untuk mengambil dan menyunting gambar, jurnalis dapat dibantu dengan beberapa aplikasi seperti, Camera+, Adobe Photoshop Express, dan Snapseed.
2. Aplikasi vdeo. Untuk merekam dan menyunting gambar, jurnalis dapat dibantu dengan aplikasi seperti, FiLMiC Pro, Imovie, dan KineMaster.
3. Aplikasi audio. Untuk merekam dan menyunting audio, jurnalis dapat dibantu dengan aplikasi, seperti Voice Recorder Pro dan PCM Recorder.
4. Aplikasi siaran langsung, untuk melangsungkan siaran, jurnalis dapat menggunakan aplikasi, seperti Periscope.
Contoh jurnalisme seluler
Jurnalise seluler sebenarnya sudah dipraktikkan reporter radio dalam pelaporan langsung (live report) di lokasi kejadian.
Ponsel cerdas telah digunakan oleh jurnalis radio selama lebih dari satu dekade sebagai perangkat rekaman. Kedatangan aplikasi pengeditan audio sekitar tahun 2011 berarti reporter radio juga dapat melakukan pengeditan dan campuran sederhana sebelum mengisi cerita mereka, dan beberapa jurnalis radio – seperti Neal Augustein di WTOP di AS – menyingkirkan perangkat rekaman yang lebih besar sekaligus.
Saat ini dimungkinkan bagi jurnalis siaran untuk melakukan seluruh pekerjaan mereka dengan telepon. Ini adalah cara kerja reporter CBC Dan McGarvey. Wartawan bisa menghasilkan konten seluler untuk radio, televisi, platform sosial, dan online dengan smartphone.
Beberapa wartawan, seperti Dougal Shaw dari BBC, memfilmkan pada telepon pintar dan mengedit pada sistem desktop seperti Final Cut Pro atau Premiere Pro.
Wartawan lain memfilmkan dan mengedit video hanya menggunakan smartphone mereka. Contohnya adalah cerita ini oleh Wytse Vellinga, seorang jurnalis di stasiun penyiaran Belanda Omrop Fryslân, yang memfilmkan cerita ini di iPhone menggunakan Filmic Pro, dan mengeditnya menggunakan aplikasi Luma Fusion.
Munculnya platform vertikal seperti Instagram Stories, Facebook Stories dan Snapchat telah menciptakan permintaan untuk video format ‘potret’ yang dapat diproduksi dan ditonton di smartphone. Banyak jurnalis yang bereksperimen dengan proses penciptaan dan distribusi ini, dan contoh-contohnya mencakup liputan pemilihan ini oleh BBC, dan contoh ‘jurnalisme selfie’ oleh Hashtag #OurStories.
Sejarah jurnalisme seluler
Dalam praktik, jurnalisme seluler dipopulerkan Timothy Daniel Pool, seorang jurnalis independen Amerika yang dikenal dengan nama Tim Pool.
Pada ajang Digital Journalism World 2015 di Singapura, Tim Pool menjadi pusat perhatian. Tim Pool dianggap telah melahirkan jurnalisme warga.
Tim Pool melakukan peliputan secara langsung dari lokasi kejadian dengan menggunakan telepon seluler.
Menurut Tim, dengan memanfaatkan gadget dan akses internet yang stabil, liputannya dapat dengan cepat tersampaikan dengan melaporkannya melalui berbagai kanal media sosialnya dan situs web pribadi.
Tim Pool juga dianggap menjadi tokoh jurnalism seluler yang melahirkan reporter video warga yang disiarkan secara langsung dari tempat kejadian dan penonton dapat berpartisipasi dalam siaran langsung tersebut.
Partisipasi penonton dapat berupa pertanyaan mengenai situasi terkini dari lokasi kejadian dan dapat langsung direspons oleh Tim. Ia juga pernah membuat modifikasi drone buatan Parrot AR untuk siaran langsung melalui sistem yang disebut sebagai DroneStream yang berarti cara murah untuk menyiarkan langsung dari udara.
Melalui liputan langsung dari gadgetnya, Tim pernah mendapatkan 750.000 pengunjung dalam sehari. Ia pernah meliput di beberapa aksi demonstrasi di Istanbul, Brasil, liputan langsung Occupy Wall Street di New York, dan kerusuhan di Baltimore.
Sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Mobile_journalism
https://www.journalism.co.uk/news/the-three-pillars-of-mobile-journalism-q-a-with-marc-settle-smartphone-trainer-at-the-bbc/s2/a720043/
http://www.shoulderpod.com/mobile-journalism
http://www.mojo-manual.org/understanding-mobile-journalism
https://www.slideshare.net/EricOrtiz6/mobile-journalism-40702036
http://komunikasi.uinsgd.ac.id/mobile-journalism-cabang-baru-jurnalistik-online
https://id.wikipedia.org/wiki/Jurnalisme_gawai