Komunikasi Efektif: Proses, Hambatan, Tips

Prinsip Komunikasi Efektif REACH

Ini tips populer tentang komunikasi efektif. Terangkum dalam REACH:

1. Respect

Rasa hormat; menghargai komunikan/objek. Prinsip respect merupakan bentuk perasaan positif atau penghormatan diri kepada lawan bicara. Komunikator harus menghargai dan menghormati komunikan, sebagaimana komunikator ingin dihargai pula oleh lawan bicaranya.

Prinsip menghormati harus selalu menjadi acuan utama dalam berkomunikasi. Karena setiap manusia ingin dihargai serta dihormati oleh orang lain.

2. Empathy

Menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Prinsip komunikasi efektif ini merupakan penempatan diri individu pada situasi atau kondisi yang sedang dihadapi orang lain.

Read More

Dalam kata lain, seseorang memiliki kemampuan untuk bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain. Saat menerapkan prinsip empati dalam berkomunikasi, individu harus bisa menempatkan diri sebagai pendengar yang baik.

3. Audible

Dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi harus mampu didengarkan dan dimengerti dengan mudah.

4. Clarity

Kejelasan pesan, tidak menimbulkan multiinterpretasi. Artinya pesan yang disampaikan harus jelas, supaya tidak menimbulkan kesalahpahaman antara komunikator dan komunikan. Supaya mencapai kesamaan makna dalam komunikasi efektif, ada baiknya untuk menanyakan dan memastikan tujuan serta pesan yang jelas.

5. Humble

Rendah hati, mau menghargai, mendengar, menerima kritik, tidak sombong. Prinsip komunikasi efektif ini berupa pemberian kesempatan kepada orang lain untuk berbicara terlebih dahulu serta menjadi pendengar yang baik.

Sikap rendah hati tidak hanya menimbulkan rasa hormat, namun juga memberi kesan yang positif dalam menciptakan proses komunikasi efektif. (Kompas)

Tujuh “C” Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif mengandung tujuh C berikut ini. Tujuh “C” komunikasi adalah seperangkat pedoman untuk memastikan bahwa komunikasi tertulis dan lisan efektif.

Tujuh C ini mencakup kejelasan, kebenaran, keringkasan, kesopanan, konkret, pertimbangan, dan kelengkapan.

1. Completeness, Lengkap

Komunikasi harus lengkap. Menyampaikan semua fakta yang diperlukan oleh penerima. Jangan pernah meninggalkan kalimat yang belum selesai.

Dalam dunia jurnalistik, kelengkapan informasi dirumuskan dalam 5W+1H (What, Who, When, Where, Why, How).

2. Conciseness, Ringkas

Menggunakan sesedikit mungkin kata-kata. Menghindari menggunakan kata-kata yang berlebihan dan tidak perlu. Pesan singkat lebih menarik dan mudah dipahami. Gunakan kalimat seefektif mungkin.

Orang sering menulis dua kalimat di tempat di mana mereka mungkin telah menyelesaikan pesan hanya dalam satu kalimat. Ini membuang-buang waktu semua orang dan, akibatnya, berdampak pada produktivitas.

Hindari penggunaan pengisi seperti “semacam”, “maksud saya”, “pada dasarnya”, dan sebagainya. Cobalah untuk menyampaikan pesan yang tepat dan ringkas.

3. Consideration, Penuh Pertimbangan

Memperhatikan sudut pandang orang lain, pola pikir, tingkat pendidikan, minat, kebutuha, kepentingan, dan emosinya.

Melangkah ke sepatu orang lain. Latar belakang audiens, sudut pandang, tingkat pendidikan, pola pikir, dan faktor lainnya harus dipertimbangkan saat berkomunikasi secara efektif.

Berusahalah untuk menggambarkan audiens target Anda, emosi, masalah, dan kebutuhan mereka. Ubah pesan Anda untuk memenuhi kebutuhan audiens namun tetap lengkap.

4. Clarity, Jelas

Menggunakan kata-kata yang tepat, bermakna tunggal, dan membingungkan atau menimbulkan persepsi lain. Pesannya harus jelas sehingga komunikan tidak perlu menggaruk-garuk kepala untuk mencari tahu apa yang Anda bicarakan dan membuat asumsi sendiri.

Jangan mencoba menyampaikan terlalu banyak informasi dalam satu pesan. Jika tidak, perhatian pembaca akan berkurang. Pastikan Anda tahu apa yang ingin Anda capai atau mengapa Anda melakukannya. Kalimat harus pendek, ditulis dengan suara aktif, dan coba gunakan poin-poin.

5. Concreteness, Nyata

Konkret memperkuat kepercayaan. Pesan konkret didukung fakta-fakta spesifik dan angka. Pesan konkret tidak disalahtafsirkan.

Anda harus percaya pada diri sendiri dan pesan yang ingin Anda sampaikan kepada audiens. Audiens Anda akan memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang ingin Anda sampaikan kepada mereka jika pesan yang Anda sampaikan bersifat konkret.

Itu hanya akan nyata jika didukung oleh data yang sesuai. Argumen Anda harus didukung oleh data dan angka, tidak menyisakan ruang bagi audiens untuk membayangkan skenario mereka sendiri.

6. Courtesy, Tata Krama

Ini soal cara penyampaian atau kesopanan. Pesan disampaikan dengan tulus, sopan, bijak, reflektif, dan antusias, serta mempertimbangkan sudut pandang dan perasaan penerima pesan, termasuk menjaga perasaan dan respek terhadap penerima pesan.

Bersikap sopan itu penting. Orang yang bekerja bersama belum tentu berteman. Oleh karena itu, bersikap sopan sangat penting untuk menjaga hubungan kerja yang kuat. Penghinaan tersembunyi dan nada kasar bisa mengganggu individu, yang bisa berakibat lebih rendahmoral dan produktivitas.

Berusahalah untuk bersikap hormat, jujur, menyenangkan, dan terbuka dalam percakapan Anda. Jika Anda mengatakannya dengan hati-hati, itu akan sangat berdampak dan signifikan. Orang bisa dimatikan oleh bahasa ofensif.

7. Correctness, Benar

Pesan yang disampaikan harus benar dari segi substansi dan tata bahasa, juga tepat dari sisi waktu dan sasaran.

Ketika ada terlalu banyak email untuk ditulis dalam sehari, orang cenderung mengetik dengan cepat dan membuat kesalahan ejaan.

Jika istilah yang salah dieja sebenarnya adalah kata lain dalam bahasa Inggris, pemeriksa ejaan tidak akan dapat mendeteksinya.

Pastikan Anda memanggil mereka dengan benar dan mengeja nama mereka dengan benar. Selain itu, Anda harus menjamin bahwa pembaca memiliki keahlian dan pendidikan yang diperlukan untuk memahami frasa teknis yang Anda gunakan dalam komunikasi Anda.

Komunikasi Lisan: Teknik Vokal

Secara tekniks, untuk mencapai komunikasi efektif, secara verbal komunikasi “memainkan” teknik vokal:

  1. Speed/tempo –kecepatan bicara; variatif, jangan terlalu cepat jangan pula terlalu lambat.
  2. Volume –tinggi-rendah nada bicara, disesuaikan dengan karakter dan jumlah audiens.
  3. Aksentuasi –penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu.
  4. Artikulasi –kejelasan kata demi kata yang diucapkan.
  5. Projection –memproyeksikan (mengarahkan) suara sampai ke bagian paling belakang ruangan tanpa harus berteriak.
  6. Pronounciation (Pelafalan) –pelafalan kata demi kata secara jelas dan benar.
  7. Repetition (pengulangan) –untuk mengulangi kata-kata penting dengan irama yang berbeda.
  8. Hindari gumaman (Intruding Sound) terlalu sering.
  9. Ringkas, namun jelas. Jangan bertele-tele.

Halaman Berikutnya: Komunikasi Nonverbal dan Bahasa Tubuh

Related posts