Pengertian Komunikasi Nonverbal dan Perbedaannya dengan Komunikasi Verbal.
Komunikasi nonverbal (nonverbal communication) adalah kebalikan komunikasi verbal. Secara praktis, komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang tak terucapkan (unspoken communication).
Menurut para ahli, sebagian besar komunikasi kita bersifat nonverbal. Setiap hari, kita merespons ribuan isyarat dan perilaku nonverbal, termasuk postur, ekspresi wajah, pandangan mata, gerakan (gestur), dan nada suara.
Dari jabat tangan hingga gaya rambut mengungkapkan siapa kita dan memengaruhi bagaimana kita berhubungan dengan orang lain.
Menurut laman Very Well Mind, penelitian ilmiah tentang komunikasi dan perilaku nonverbal dimulai dengan penerbitan Charles Darwin, The Expression of the Emotions in Man and Animals, tahun 1872.
Sejak saat itu, banyak penelitian tentang jenis, efek, dan ekspresi komunikasi dan perilaku yang tak terucapkan (unspoken communication).
Walaupun sinyal-sinyal ini seringkali sangat halus, sehingga kita tidak secara sadar menyadarinya, penelitian telah mengidentifikasi beberapa jenis komunikasi nonverbal yang berbeda.
Dalam banyak kasus, kita mengomunikasikan informasi dengan cara nonverbal. Sebagai contoh, kita bisa menggabungkan kerutan dengan lengan menyilang dan pandangan mata yang tidak berkedip untuk menunjukkan ketidaksetujuan.
Pengertian Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah proses penyampaian pesan (informasi, ide, gagasan, pemikiran) tidak dengan berbicara, namun dengan gerakan tubuh, ekspresi wajah, vokal, sentuhan, dan sebagainya.
Menurut para ahli, 50% kesan pertama orang lain terhadap diri kita, di luar konteks dan tanpa informasi latar belakang, didasarkan pada hal-hal nonverbal, yang meliputi penampilan dan postur tubuh (Albert Mehabrian).
Menurut Wikipedia, komunikasi nonverbal adalah proses penyampaian pesan tidak dengan menggunakan kata-kata.
Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Komunikasi nonverbal hampir selalu menyertai komunikasi verbal. Itulah sebabnya, komunikasi nonverbal mendapatkan porsi terbesar dalam komunikasi kita dengan perbandingan 65%:35%.
Karena porsi yang besar itu pula, studi menunjukkan penentu efektivitas komunikasi personal adalah elemen nonverbal, yakni suara dan nada (38%), bahasa tubuh (body languange) 55%, dan kata-kata yang terucapkan hanya berperan 7%.
Jenis-Jenis Komunikasi Nonverbal
Berikut ini jenis-jenis komunikasi nonverbal menurut para ahli atau hasil studi.
1. Komunikasi Objek.
Yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya. Dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak.
2. Sentuhan.
Sentuhan dapat termasuk bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain.
Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, positif ataupun negatif.
3. Kronemik
Kronemik adalah soal penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
4. Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh.
Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frasa, misalnya mengangguk untuk mengatakan “ya” dan memukul meja untuk menunjukkan kemarahan.
5. Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada.
Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial.
Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi empat ruang interpersonal:
- Jarak intim –mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
- Jarak personal –menunjukkan perasaan masing-masing pihak yang berkomunikasi dan menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan. Berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.
- Jarak sosial –Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.
- Jarak publik –Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga.
6. Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara.
Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.
Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti “mm”, “e”, “o”, “um”, saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.
7. Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Di antaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.
Fungsi Komunikasi Nonverbal
Mark L. Knapp menyebutkan lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal:
- Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya, menggelengkan kepala setelah mengatakan “tidak”.
- Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah kata pun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
- Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya “memuji” prestasi teman dengan mencibir seraya berkata “Hebat, kau memang hebat!”
- Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
- Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, mengungkapkan kejengkelan dengan memukul meja.
Teknik Komunikasi Nonverbal
Setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi nonverbal, yakni gaya berpakaian, gaya mendengarkan, dan bahasa tubuh –termasuk kontak mata.
1. Gaya Berpakaian: kenyaman (tidak longgar juga tidak sempit), keserasian (sesuai situasi-kondisi), dan kerapian. Gaya berpakaian harus “Good Looking”, enak dipandang.
2. Gaya mendengarkan: melihat ide dan sikap menurut sudut pikiran orang lain, merasakan dan berusaha mengerti orang lain, menangkap apa yang dibicarakan berdasarkan pola pikirnya (Rogers); mengambil sikap positif (senyum); menghindari perangai yang mengganggu.
Sikap pendengar yang baik: sabar, berkonsentrasi pada kepentingan lawan bicara, berpikiran terbuka, dan tidak berasumsi terlalu cepat (Morey)
3. BahasaTubuh: ekspresi wajah, gerakan tangan, gerakan bahu, gerakan kepala, posisi badan, dll.
Kontak Mata
Kontak mata (Eye Contact) merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang disebut “okulesik”.
Kontak mata dan ekspresi wajah memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan sosial dan perasaan. Orang-orang tanpa sengaja sering memperhatikan mata orang lain untuk menduga perasaan orang tersebut.
Melalui kontak mata, seseorang juga dapat memeriksa apakah lawan bicara memperhatikannya dan apakah lawan bicara setuju dengan pembicaraannya.
Dalam beberapa konteks, pertemuan mata sering membangkitkan perasaan yang kuat. Kontak mata juga penting dalam mendekati lawan jenis, karena dapat mengukur ketertarikan satu sama lain.
Dalam beberapa budaya, khususnya Asia Timur, melakukan kontak mata terhadap atasan atau orang yang lebih tua dianggap tidak sopan dan agresif, sedangkan di Amerika Serikat dan Eropa, justru menghindari kontak mata yang dianggap tidak sopan dan menunjukkan bahwa orang yang menghindari kontak mata tersebut tidak dapat dipercaya. Hal ini sering menimbulkan kesalahpahaman antara orang-orang dari kedua budaya tersebut.
Dalam agama Islam, orang-orang Muslim diperintahkan untuk menundukkan pandangannya dan menghindari kontak mata terhadap lawan jenis, kecuali terhadap anggota keluarga. Pandangan yang disertai birahi terhadap lawan jenis juga dilarang.
Budaya Oriental cenderung menghindari kontak mata langsung, sedangkan orang Timur Tengah, India, dan Amerika Serikat biasanya menganggap kontak mata penting untuk menunjukkan keterpercayaan dan orang yang menghindari kontak mata dianggap tidak dapat dipercaya.
Demikian pengertian dan contoh komunikasi nonverbal. Ulasan lengkap tentang komunikasi nonverbal antara lain bisa disimak di tiga referensi di bawah ini. Wasalam. (www.romeltea.com).*
Referensi Komunikasi Nonverbal: Sumber1, Sumber2, Sumber3