Sejarah Blog dan Dinamikanya

Karena sifatnya personal itu pula, maka Blog –menurut Roger Yim, seorang kolumnis San Francisco Gate (2001), merupakan “persilangan antara diary seseorang dan daftar link di Internet.”

Menurut Scott Rosenberg dalam kolomnya di majalah online Salon (1999), blog berada pada batasan website yang “lebih bernyawa” ketimbang sekadar kumpulan link tapi kurang instrospektif dari sekedar sebuah diary yang disimpan di internet.

Media Online

Apakah blog termasuk media online dan blogger bisa disebut jurnalis/wartawan? Masalah itu sudah saya ulas pada postingan Blog Journalism: Jurnalisme ala Blogger.

Masih terjadi perdebatan, apakah blog termasuk jurnalistik atau bukan. Yang jelas, para blogger menulis di web log atau blog sebagai medium komunikasi massa online.

Menurut data Wikipedia, kalangan wartawan tradisional menilai Bloger tidak dapat disebut wartawan atau jurnalis.

Umumnya, blog merupakan “online diary” yang berisi catatan atau komentar blogger tentang berbagai masalah, baik isu-isu aktual (current issues) maupun fokus pada bidang tertentu, seperti makanan, fashion, dan lainnya.

Read More

Pada Mei 2007, mesin pencari blog, Technorati, berhasil menjejak lebih dari 71 juta blog di seluruh dunia. Saat ini jumlah blogger di seluruh dunia diperkiakan mencapai 200 juta.

Jika mengacu kepada makna dasar jurnalistik, yakni “catatan harian” atau “laporan harian”, yakni laporan tentang peristiwa sehari-hari, maka blogger yang “merekam peristiwa sehari-hari” (a record of the day) pun bisa disebut sebagai jurnalis dan blognya pun masuk dalam kategori “karya jurnalistik”.

Menurut Lasica (2001), fenomena nge-blog di kalangan akar rumput merupakan jawaban internet terhadap kinerja media-media mainstream.

“Blogging bisa jadi merupakan cikal-bakal sebuah bentuk jurnalisme baru, wacara publik, interaksi, dan komunitas online,” katanya.

Weblogging, masih kata Lasica, akan mendorong munculnya bentuk baru jurnalisme amatir yang “powerful”, saat jutaan pengguna internet –utamanya kaum muda— mengambil alih pekerjaan para kolomnis, reporter, analis, dan publisher.

“Weblogging will drive a powerful new form of amateur journalism as millions of net users – young people especially – take on the role of columnist, reporter, analyst and publisher while fashioning their own personal broadcasting networks.”

Hemat saya, blog dapat menjadi media alternatif sebagai “jurnalisme militan”, yaitu jurnalisme yang melawan arus dan hegemoni media-media mapan.

Tulisan atau informasi yang tidak bisa muncul di media mapan, bisa dimunculkan di blog, kapan saja, oleh siapa saja.

Inilah era informasi. “The new source of power is information in the hand of many”. Jangan lupa, jadilah bloger yang bermanfaat bagi sesama.

Sejarah Blog

Berbagai sumber menyebutkan, Blog pertama kemungkinan besar adalah halaman What’s New pada browser Mosaic yang dibuat Marc Andersen tahun 1993.

Mosaic adalah browser pertama sebelum adanya Internet Explorer bahkan sebelum Nestcape.

Pada Januari 1994, Justin Hall memulai website pribadinya, Justin’s Home Page, yang kemudian berubah menjadi Links from the Underground.

Blog Justin Hall mungkin dapat disebut sebagai Blog pertama seperti yang kita kenal sekarang.

Justin Hall - Blogger Pertama

 

Hingga pada tahun 1998, jumlah Blog yang ada di luar sana belumlah seberapa.

Hal ini disebabkan karena saat itu diperlukan keahlian dan pengetahuan khusus tentang pembuatan website, HTML, dan web hosting untuk membuat blog, sehingga hanya mereka yang berkecimpung di bidang internet, system administrator atau web designer yang kemudian pada waktu luangnya menciptakan blog-blog mereka sendiri.

Pada Agustus 1999, sebuah perusahaan Silicon Valley, bernama Pyra Lab, meluncurkan layanan Blogger.com yang memungkinkan siapa pun dengan pengetahuan dasar tentang HTML dapat menciptakan Blog-nya sendiri secara online dan gratis.

Sebelumnya, pada Juli 1999, layanan membuat blog secara gratis diluncurkan Pitas.

Related posts