TEKNIK siaran radio hakikatnya adalah “seni berbicara” (art of talking) di depan mikrofon ruang siaran radio. Siaran radio itu ngobrol dengan pendengar sambil memutarkan lagu, menyampaikan informasi, atau bercakap-cakap dengan narasumber (talkshow).
Teknik siaran radio disebut juga ”Teknik DJ” (DJ’s technique) karena penyiar harus merangkai atau memadukan pemutaran lagu dan pembicaran dalam sebuah program musik.
DJ –kependekan dari Disk Jockey— artinya orang yang memutarkan musik bagi audiens (person who plays recorded music for an audience).
Dalam program musik, tugas penyiar adalah mengisi link antarlagu yang diputar, misalnya dengan obrolan, membacakan SMS, menerima telepon (ngobrol dengan pendengar), memutarkan iklan, menyampaikan informasi, dan sebagainya.
Dalam program siaran lagu –dikenal dengan “acara request”, penyiar biasanya menggunakan teknik siaran berupa ”posting your vocal”, yakni seni berbicara (the art of talking) saat lagu sudah diputar, selama intro lagu, hingga vokal penyanyi terdengar –mulai bernyanyi.
Gaya Siaran Radio
Gaya siaran radio terdiri dari dua:
1. DJ Style
DJ (Disk Jockey) Style yaitu gaya siaran nge-DJ, hanya memutar lagu dan berbicara sedikit sekali, misalnya hanya menerima telepon pendengar, baca SMS, dan menyebutkan judul lagu dan penyanyinya.
Ini gaya siaran request lagu dan umumnya dilakukan oleh penyiar di radio anak muda. DJ sendiri artinya orang yang memutarkan musik atau merangkai lagu. Karenanya, penyiar radio juga disebut “Radio DJ”.
2. PT Style
PT (Personal Touch) Style yaitu gaya siara dengan mengandalkan wawasan penyiar, memberikan informasi bagi pendengar, selain memutar lagu.
Disebut “Sentuhan Pribadi” karena dalam siarannya sang penyiar banyak “tebar pesona” dengan kemerduan suara dan wawasannya yang luas sehingga ia berbagi informasi dengan pendengar.
Baca Juga: Podcasting Itu Gaya Siaran PT Style
Prinsip Dasar Siaran Radio
Ada tiga prinsip dasar dalam teknik siaran radio, yakni visualize, berbicara dengan seorang pendengar, dan senyum.
1. Visualize
Visualize artinya membayangkan atau menggambarkan dalam khayalan bahwa penyiar sedang berbicara dengan seorang pendengar yang ada di depannya. Karenanya, ia harus berbicara seperti sedang ngobrol dengan pendengar tersebut.
Membayangkan satu pendengar dan ada di depan akan berdampak pada gaya bicara –akrab, hangat, tidak teriak-teriak.
2. Talk to One Person
Masih berkaitan dengan prinsip pertama, prinsip kedua siaran radio adalah “berbicara kepada seorang pendengar” (talk to one person).
Kaidah ini berbunyi: “Bayangkan Anda sedang berbicara pada ’seorang pendengar’ yang sekarang sedang duduk di hadapan Anda!”
2. Smile!
Kaidah siaran yang ketiga ini berbunyi: “Senyumlah! Meskipun Anda tidak bisa melihat orangnya, akan tetapi dari suaranya Anda akan bisa menduga apakah ia sedang tersenyum atau tidak. Cobalah membuktikannya dengan teman!”
Berbicara sambil tersenyum melahirkan “smiling voice“, yaitu memperdengarkan suara dengan ramah, bersahabat, ceria, menyenangkan, dan bersemangat.
Teknik Siaran Radio
Ada dua teknik siaran radio. Dengan teknik inilah umumnya seorang penyiar bekerja atau melaksanakan tugasnya, yakni teknik ad libitum (tanpa naskah) dan script reading (menggunakan naskah).
1. Ad Libitum
Ad Libitum atau ad libbing adalah teknik siaran radio dengan cara berbicara tanpa naskah, santai, enjoy, tanpa beban atau tanpa tekanan, sesuai dengan seleranya (ad libitum means to speak at pleasure, as one wishes, as one desires).
2. Script Reading
Script reading atau “membaca naskah” adalah teknik siaran radio dengan mengunakan atau membaca naskah siaran (script) yang sudah disusunnya sendiri atau dengan bantuan penulis naskah siaran (script writer).
Jika teknik siaran radio ini dilakukan, maka membaca naskahnya harus terdengar seperti tidak sedang membaca –dikenal dengan istilah “spoken reading” (membaca seperti sedang berbicara).
Teknik Vokal Penyiar Radio
Vokal atau suara merupakan modal utama penyiar. Dalam siaran dan umumnya public speaking, dibutuhkan teknik vokal, yaitu memproduksi suara terbaik agar enak didengar dan jelas (audible).
Unsur-unsur teknik vokal meliputi:
- Pernapasan
- Artikulasi
- Intonasi
- Aksentuasi
- Frasering
- Tempo/Speed
- Volume
- Power
- Infleksi
Untuk siaran radio, teknik vokal di atas ditambah dengan vokalisasi sebagai berikut:
1. Natural voice
Suara alamiah. Suaranya tidak dibuat-buat. Berbicara seperti halnya ngobrol dengan teman di kafe, di telepon, atau di mana pun.
2. Ceria
Suara penyiar harus ceria, riang, gembira. Ini soal kelincahan (vitality) dalam berbicara sehingga dinamis dan penuh semangat, cheerful! Anda harus ceria selalu.
Jangan lemas, lunglai, nanti terkesan tidak mood, apalagi ”judes”! Penyiar adalah penghibur, entertainer!
3. Conversational
Bicara dengan gaya ngobrol, bukan pidato. Gunakan bahasa tutur, bahasa percakapan sehari-hari. Jangan gunakan gaya MC di pentas musik atau acara seremonial. Jadi, ‘gak usah teriak, dan hindari bicara gaya ”formal”.
4. Senyum
Tebar senyuman agar friendly, ramah, hangat, dan enak didengar, memikat pendengar. Tentu, senyum diabaikan saat bicara kasus duka. Istilahnya: Smiling Voice, suara penuh
5. Gestur
Jangan kaku. Gunakan gerakan tubuh (gesture), meskipun tidak ada orang yang melihat Anda. Anda adalah aktor!
6. Pause, Jeda
Jeda, diam sejenak, beberapa detik saja, jangan nyerocos terus. untuk membiarkan pesan Anda sampai ke pendengar. Anda juga bisa jeda jika ”mencari gagasan” atau ”memilih kata” berikutnya.
Susunan Siaran Radio
Siaran radio, sebagaimana halnya public speaking, terdiri dari tiga bagian:
1. Pembukaan
Penyiar radio umumnya membuka atau memulai siaran dengan salam, menyapa pendengar dengan sapaan khas radio (call station), mengenalkan diri, menyebutkan nama acara, durasi, dll.
2. Penyampaian
Tergantung format dan materi siaran, usai pembukaan, penyiar langsung membawakan acara. Jika acara berupa pemutaran lagu, maka penyiar memutarkan lagu pertama.
Jika berupa siaran talkshow atau bincang-bincang, maka penyiar menyebutkan topik dan mengenalkan narasumber atau tamu yang hadir di studio.
3. Penutup
Dalam menutup siaran radio, penyiar umumnya menyampaikan terima kasih atas kebersamaan pendengar dan pamit “sampai jumpa”.
Persiapan Siaran
Persiapan adalah hal penting dalam siaran radio. Persiapan dilakukan sebelum memasuki ruang siaran dan sebelum membuka siaran.
1. Waktu Luang
Sediakan WAKTU LUANG, minimal 15 menit sebelum mengudara sudah ada di ruang siaran, untuk melakukan persiapan fisik, mental, dan materi siaran.
2. Rileks
Pastikan diri merasa rileks dan nyaman. Duduk dengan nyaman. Jika perlu, pergilah dulu ke toilet!
3. Duduk tegak
Duduk tegak, dengan punggung yang tegak pula, dan jangan membungkuk –karena akan mempengaruhi kualitas suara diafragma.
4. Kuasai materi siaran
Pastikan diri sudah menguasai materi siaran –naskah sudah di tangan, dipelajari isi, dan dibaca dengan suara!
Tak kalah pentingnya adalah “standar kata” dalam siaran, seperti penyebutan nama stasiun radio (station name), sapaan pendengar (station call), dan penyebutan frekuensi radio.
5. Cek alat siaran
Pastikan semua kelengkapan siaran berfungsi–pemancar, line telepon, lagu-lagu atau musik, headphone, spot iklan, dan sebagainya.
“Jika Anda siaran setelah penyiar lain bertugas, Anda biasanya menduga segalanya berjalan OK –kecuali mereka mengatakan hal yang berbeda!”
Demikian teknik siaran radio. Wasalam. (www.romeltea.com)
Sumber: Dasar-Dasar Siaran Radio: Basic Announcing, karya Asep Syamsul M. Romli. Penerbit: Nuansa Bandung, 2009. Order: Nuansa