Tren Media Online: Content Aggregator, Aplikasi Berita, dan Media Sosial Turunkan Pengunjung Situs Berita.
PENGUNJUNG Media Online (Media Daring, Media Siber, Situs Berita) terus menurun dari tahun ke tahun.
Meski pengguna internet meningkat, pengakses media online dari tahun ke tahun justru menurun.
Menurut eks wartawan BBC, Yusuf Arifin, masyarakat lebih mudah mengakses dan menerima informasi dari media sosial ketimbang media online.
Dikutip, Metrotvnews, ia memprediksi jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 150 juta orang.
Dari angka tersebut, ia menyayangkan jumlah pengakses media online dari tahun ke tahun justru menurun.
Fenomena tersebut dilatarbelakangi oleh mewabahnya media sosial sehingga masyarakat lebih mudah mengakses dan menerima informasi dari media sosial ketimbang media online.
Hal senada dikemukakan Winston dari IDN Media. Menurutnya, 10 tahun lalu orang membaca berita dengan membuka website. Namun kini, orang membaca berita melalui content aggregator.
Mayoritas orang menemukan berita atau artikel di Facebook atau Line.
“Ketika orang bangun tidur, yang dibuka adalah Line, atau Instagram. Nah, kami push artikel kami untuk muncul melalui media-media tersebut,” kata Winstondikutip IDN Times.
Kebutuhan informasi publik tampaknya sudah terpenuhi melalui gadget yang dipegangnya serta media sosial seperti twitter atau Facebook.
Grup-grup WhatsApp (WA) juga menyediakan sukarelawan yang tak pernah lelah menyodorkan tautan berita, mulai dari kuliner, berita politik, ekonomi, hingga filsafat, dan foto-foto dan meme lucu.
Menurunnya trafik atau pengunjung media online (situs berita) membuat sejumlah editor media online melabrak kaidah jurnalistik dengan membuat judul-judul berita umpan klik (clickbait headline). Misalnya:
- Lewat media Sosial, Wanita Ini Menjual Suaminya. Yang Terjadi Kemudian Menggelikan
- Hengkang dari Metro TV, Ternyata Najwa Pilih Media Ini
Judul Umpan Klik dikiranya menjadi jalan agar bertahan di tengah gempuran media sosial dan aplikasi berita (content agregator). Padahal, judul umpan klik justru kian menjauhkannya dari pembaca (muak soalnya!) Bikes, Bikin Kesel!!!
Apa Itu Content Aggregator?
Content Aggregator adalah situs dan aplikasi yang mengumpulkan berita dari situs-situs berita.
- Contoh Content Aggregator antara lain My Yahoo, iGoogle, dan Bloglines.
- Content Aggregator berupa aplikasi (Aplikasi Berita) antara lain BaBe, Baca, dan Kurio.
Situs berita seperti detik, kompas, liputan6, viva, dan tempo juga membuat content aggregator sendiri yang bisa diinstal di SmartPhone Android pengguna.
Benar yang dikemukakan Internet Manifesto: “Internet adalah kerajaan media ukuran saku” (a pocket-sized media empire). Semua informasi ada dalam genggaman dan bisa diakses kapan saja dan di mana saja. Wasalam. (www.romeltea.com).*