Content marketing (pemasaran konten) merupakan salah satu teknik pemasaran terbaik dan paling efektif di era internet saat ini. Ia identik dengan pemasaran online.
Berikut ini pengertian content marketing yang merupakan teknik pemasaran dan kehumasan secara online.
Istilah content marketing terkait erat dengan istilah digital marketing, internet marketing, SEO, content strategy, content writing, business blogging, dan bisnis online.
Content marketing bisa dikatakan menjadi cara yang lebih efektif bagi para pebisnis online guna memperkenalkan dan memasarkan produk atau jasanya.
Content marketing lebih menekankan informasi manfaat produk dibandingkan promosi produk secara langsung. Ini berlawanan dengan yang dilakukan iklan konvensional yang secara eksplisit dan melakukan promosi.
Pengertian Content Marketing
Definisi content marketing paling banyak dikutip adalah pengertian yang dirumuskan Joe Pulizzi (2009) sebagaimana dikutip Content Marketing Institute sebagai berikut:
“Content marketing adalah teknik pemasaran dengan cara membuat dan membagikan konten yang bermanfaat, terkait, dan konsisten untuk menarik dan mendapatkan target audiens yang sesuai agar bisa memperoleh keuntungan dari pengunjung website.”
Menurut Susan Gunelius dalam 30-Minute Social Media Marketing (McGraw-Hill, 2011), pengertian content marketing adalah proses secara tidak langsung dan langsung mempromosikan bisnis atau merek melalui konten teks, video, atau audio yang bernilai tambah baik secara online maupun offline.
Secara praktis, content marketing adalah pemasaran dengan cara menggunakan sebuah konten baik itu tulisan, gambar, maupun video yang dipublikasikan di website dan akun media sosial.
Content marketing dilkukan dengan cara membuat serta mendistribusikan sebuah konten yang dapat menarik audiens. Dari konten ini kita menarik pengunjung sekaligus mendorong audiens agar menjadi customer dan membeli produk atau jasa kita.
Sarana pemasaran konten yaitu dengan memaksimalkan website dan media sosial guna kepentingan promosi dan sosialisasi. Pemasaran dan kehumasan era internet ini juba bisa dilkukan di website orang lain –disebut content placement (penempatan konten).
Lebih jelasnya, content marketing adalah mengisi website dan media sosial dengan konten selain produk atau layanan.
Contohnya, di situs Acer Indonesia ada menu Article yang berisi artikel yang bertema non-laptop, namun ada kaitannya dengan laptop. Itulah content marketing.
Di situs-situs provider domain-hosting ada menu/kategori Blog yang berisi tips dan trik blogging. Itulah content marketing.
Sebuah website berupa toko online baju, misalnya, tidak hanya berisi produk fashion yang dijual, namun juga berisi tips dan trik seputar fashion. Inilah content marketing.
Fungsi Content Marketing
Fungsi content marketing pada dasarnya sama dengan fungsi iklan atau promosi:
- Menarik perhatian konsumen
- Memperkenalkan merek produk atau jasa
- Memperluas jaringan pelanggan
- Meningkatkan penjualan secara online
- Meningkatkan kesadaran akan merek.
- Melibatkan komunitas pengguna produk secara online.
Mengutip laman Forbes, content marketing penting dilakuan mengingat empat tahap “buying cicle” berikut ini:
- Kesadaran (Awareness). Sebelum kesadaran pelanggan mungkin memiliki kebutuhan, tetapi mereka tidak menyadari ada solusi.
- Penelitian (Research). Setelah pelanggan menyadari ada solusi, mereka akan melakukan penelitian untuk mendidik diri mereka sendiri. Misalnya, pembeli mobil akan mencoba mencari tahu jenis mobil apa yang ada, dan mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
- Pertimbangan (Consideration). Pada titik ini pelanggan mulai membandingkan berbagai produk dari vendor yang berbeda untuk memastikan mereka mendapatkan produk berkualitas tinggi dengan harga yang wajar.
- Membeli (Buy). Akhirnya, pelanggan membuat keputusan dan bergerak maju dengan transaksi.
Dalam berbagai kesempatan pelatihan humas online saya sering menceritakan pengalaman terkait content marketing. Dulu, saya pernah mencari nomor telepon taksi di Bandung. Googling! Cari di Google.
Link daftar yang saya klik ternyata sebuah tulisan di website jualan baju. Akibatnya, saya tidak hanya mendapatkan informasi yang saya cari, tapi juga bisa melihat-lihat kemeja pria terbaru.
Ketika saya mencari tips merawat baterai laptop agar tahan lama, saya “dibawa” Google masuk ke halaman resmi Acer Indonesia. Acer cukup aktif melakukan content marketing di situsnya.
Kalangan humas lembaga harus melakukan hal yang sama. Situs web resmi lembaga tidak hanya diisi layanan, program, rilis, sosialisasi, atau berita kegiatan lembaga, namun juga berisi artikel, foto, atau video menarik. Dengan begitu akan banyak pengguna internet yang “tidak sengaja” membuka web lembaga Anda.
Kita tahu, umumnya pengguna membuka sebuah laman web melalui mesin pencari seperti Google. Maka, kita harus berusaha tampil di halaman satu Google, antara lain dengan content marketing.
Jenis-Jenis Content Marketing
Kita sudah paham pengertian dan fungsi content marketing. Sekaran kita bahas apa saja jenisnya?
Ada banyak jenis pemasaran konten karena ada jenis konten – terlalu banyak untuk dibahas di sini. Jenis-jenis content marketing –sebagaimana konten media pada umumunya– meliputi teks (artikel/tulisan), gambar atau foto, audio (podcast), dan video, termasuk infografis, animasi, serta e-book dan e-magazine.
Mengutip laman Forbes, berikut ini lima contoh pemasaran konten:
1. Infografis
Berasal dari kata Infographics dalam Bahasa Inggris –gabungan kata Information + Graphics, infografis adalah gambar berisi informasi. Sebuah konsep atau informasi akan lebih menarik serta lebih mudah dan cepat dipahami dalam format ini.
Membuat infografis adalah percampuran antara skill desain, analisis informasi, dan storytelling yang merupakan kunci dari infografis.
Infografis umumnya adalah sebuah grafik yang panjang dan vertikal yang mencakup statistik, grafik, dan informasi lainnya. Lihat Contoh Infografis Pemasaran Konten yang dikuratori oleh Michael Schmitz, kepala Content Lab di Publicis, Munich.
Infografis dapat menjadi efektif jika dapat menyebar di media sosial dan diposting di situs web selama bertahun-tahun. Ada juga masalah mempromosikan infografis itu kepada blogger dan media atau membuat papan (board) di Pinterest.
2. Website – Halaman web
Contoh content marketing berupa halaman web antara lain Panduan Pemula untuk SEO dari Moz, penyedia alat dan sumber daya terkait SEO. Sumber daya ini, ditawarkan secara gratis, telah dilihat jutaan kali, mendatangkan pelanggan yang tak terhitung jumlahnya yang mungkin tidak akan pernah menemukan Moz dan layanan yang mereka tawarkan.
Itulah perbedaan antara hanya menempatkan konten di situs web Anda, dan pemasaran konten. Moz berbagi tips dan tool seputar SEO secara gratis, namun juga menyediakan “layanan premium”.
3. Podcast
Podcast adalah serangkaian file audio digital kata yang diucapkan secara episodik yang dapat diunduh pengguna ke perangkat pribadi agar mudah didengarkan.
Michael Hyatt, penulis buku terlaris Platform: Get Noticed in a Noisy World, mempraktikkan apa yang ia sampaikan. Podcast “This is Your Life” miliknya diunduh 250.000 kali setiap bulan.
Hyatt memberikan informasi dan saran berharga di podcastnya – semuanya gratis. Tapi podcast itu mengarah ke lebih banyak penjualan buku-bukunya, mendaftar untuk kursusnya, dan meminta dia sebagai pembicara.
4. Video
Gary Vaynerchuk adalah master pemasaran konten menggunakan video online, lihat saja saluran YouTube-nya. Dia mulai membuat video untuk mempromosikan toko anggur keluarganya dan melalui video-video itu dan pemasaran online lainnya.
Pemasaran konten video amatir telah digunakan untuk menjual blender, meluncurkan produk gigi baru, dan memasarkan layanan konsultasi visa Hong Kong.
5. Buku
Seperti film, orang sering menganggap buku sebagai menjual diri mereka sendiri, tetapi pemasar yang cerdas tidak menjual buku hanya untuk menjual buku, mereka menjual buku sebagai alat pemasaran.
Manual penjualan Michael Port, Book Yourself Solid adalah bacaan yang bagus untuk pengusaha, wiraniaga, dan pemasar, dan sementara saya yakin Port senang menjual bukunya, buku ini adalah alat untuk mengarahkan pelanggan ke layanan pelatihan dan bicaranya.
Meskipun dengan menerbitkan sendiri lebih mudah dari sebelumnya untuk menerbitkan buku, masih ada persepsi bahwa itu sulit dan hanya profesional yang memiliki reputasi baik yang dapat menerbitkan buku bisnis.
Publikasikan milik Anda, dan bahkan jika orang tidak membacanya, Anda masih dapat menggunakannya sebagai bentuk pemasaran konten setiap kali Anda diperkenalkan sebagai “Penulis …”
Itu hanya beberapa contoh pemasaran konten. Contoh lainnya adalah white paper, ebooks, apps, public speaking, presentasi, dan blog.
Level content marketing “tertinggi” adalah Jurnalisme Korporat yaitu dengan membuat website sendiri yang terpisah dari website resmi. Saya sering mencontohkan Djarum Black dengan laman BlackXperience-nya.
Saluran Distribusi Konten
Di mana pemasatan konten dilakukan? Ada tiga saluran utama content marketing, yaitu owned media, earned media, dan paid media, sebagaimana dikemukakan Dave Chaffey dalam Digital Business and E-commerce Management Strategy (2015)
1. Paid media.
Paid media adalah mempromosikan atau memasarkan konten secara berbayar. Anda membuat konten dan mempublikasikannya di website orang lain –konten ini disebut juga sponsored posts.
Anda berinvestasi untuk membayarnya, menjangkau pengunjung web tersebut. Media offline, yaitu media tradisional seperti koran, radio, dan televisi tetap penting. Ini juga merupakan bagian dari pengeluaran media berbayar.
2 Earned media.
Earned media atau media yang diperoleh merupakan hasil yang diinginkan dari usaha hubungan masyarakat, media sosial dan hasilnya termasuk liputan media, sebutan dalam blog, posting atau tweet di media sosial, ulasan produk (review), dan dialog terbuka tentang merek Anda dalam komunitas online.
Singkatnya, earned media adalah mendapat publisitas atau keterpaparan yang diperoleh dari metode selain iklan berbayar.
Earned media juga termasuk promosi dari mulut ke mulut atau Word of Mouth (WOM marketing) yang dapat distimulasi melalui pemasaran viral dan media sosial, termasuk percakapan di jejaring sosial, blog, dan komunitas lain.
Sangat penting menjalin hubungan baik dengan berbagai jenis mitra, seperti blogger dan influencer. Cara berpikir lain tentang media yang diterima adalah berbagai bentuk percakapan antara konsumen dan bisnis yang terjadi baik online maupun offline.
3. Owned media.
Owned media adalah seluruh properti online yang dimiliki dan dikendalikan oleh brand, seperti blog, situs web, dan akun media sosial. Anda harus mengoptimalkan situs web dan akun medsos untuk contant marketing.
Di halaman berikutnya, kita akan mendapatkan pencerahan lagi tentang Pemasaran Konten dari MailChimp.