Cara membuat press release, rilis, siaran pers

Cara membuat press release, menulis rilis, siaran pers.

membuat rilis

 

Cara menulis atau membuat press release, rilis pers, atau siaran pers –biasa disingkat “rilis” saja– hakikatnya sama dengan cara membuat berita.

Isi siaran pers berupa informasi agenda kegiatan, info produk, info kebijakan, dan sejenisnya.

Press release termasuk naskah humas, bagian dari kegiatan penulisan humas (PR Writing), dan salah satu jenis hubungan media (media relations).

Read More

Pengertian Press Release

Kamus Google mengartikan press release sebagai “pernyataan resmi yang dikeluarkan untuk surat kabar yang memberikan informasi tentang masalah tertentu”.

Press release sering disebut “berita untuk surat kabar“.

Wikipedia menyebutkan, press release –disebut juga news release, media release, press statement atau video release— sebagai “komunikasi tertulis atau rekaman yang ditujukan kepada media berita untuk tujuan mengumumkan sesuatu yang layak diberitakan (bernilai berita)”.

Tujuan siaran pers adalah untuk menyampaikan informasi kepada publik mengunakan media massa.

Menulis siaran pers, pada dasarnya adalah menulis berita sehingga ketika menulis siaran pers harus dari perspektif wartawan.

Dengan demikian, siaran per situ harus memiliki standar berita yang berlaku di media massa. Dengan kata lain, siaran pers itu harus memiliki nilai berita.

Berikut ini tips cara membuat press release atau siaran pers yang saya kutip dari buku Hubungan Media dan Ketrampilan Berkomunikasi, terbitan Sekretariat Jenderal DPR RI & United Nations Development Programme (UNDP).

Cara Membuat Press Release

1. Buatlah siaran pers dengan format berita setengah jadi.

Siaran pers ini khusus untuk dikirim ke surat kabar atau radio. Majalah tidak memerlukan format ”tulisan jadi” karena tiap majalah punya gaya masing-masing.

Guna ”tulisan setengah jadi” itu, yang hanya memuat informasi awal yang relevan, penting, dan menarik, adalah untuk memudahkan wartawan dalam membuat laporan karena biasanya sudah sibuk untuk menurunkan siaran pers.

Format tulisan setengah jadi juga bermanfaat agar tak tak terjadi salah kutip atau salah informasi.

2. Buat siaran pers dengan sudut pendekatan yang berbeda.

Media biasanya tak ingin menduplikasi berita di media lain. Jadi, cobalah untuk membuat lebih dari satu versi siaran pers, masing-masing dengan sudut pandang berbeda, sesuai jenis media yang dituju namun secara subtansi sama.

Misalnya, siaran pers untuk majalah ekonomi maka siaran pers dibuat dari sudut pandang ekonomi. Demikian juga untuk koran politik, maka siaran persnya ditulis dari sudut pandang politik.

3. Buatlah siaran pers lengkap dengan fakta dan data

Perlu dijelaskan bahwa fakta dan data ini sebagai lampiran. Data-data bisa berbentuk infografis seperti tabel, diagram, statistik, dan sebagainya. Ini akan membuat siaran pers tampil lebih solid dan membantu wartawan dalam menulis berita.

Akan tetapi, siaran pers tetap dalam bentuk artikel/narasi. Ada kalanya media massa lebih suka menulis artikel sendiri setelah memiliki data dan fakta yang jelas.

4. Jangan lupa pedoman rumus 5W + 1H.

Ini syarat utama dan dasar dari siaran pers. Harus ada informasi yang jelas tentang kapan, di mana, kenapa, siapa, dan bagaimana. Informasi yang hendak disampaikan melalui siaran pers tentunya harus cukup lengkap menjawab keingintahuan publik.

5w1h

Kelengkapan informasi itu biasanya diukur dengan cara sederhana yaitu kelengkapan dalam 6 pertanyaan populer disingkat dengan 5W + 1H (what, why, where, when, who +how).

5. Gunakan gaya penulisan jurnalistik.

Gaya penulisan siaran pers diwujudkan melalui bahasa jurnalistik, yaitu ragam bahasa yang dipergunakan untuk membuat karya jurnalistik.

Ciri bahasa jurnalistik antara lain informasinya singkat (disampaikan dengan kalimat yang pendek), padat (tidak bertele-tele), sederhana (kata yang digunakan mudah dipahami awam), dan jelas (rangkaian kalimatnya disusun dengan mudah agar bisa ditangkap maknanya oleh publik.

6. Singkat tidak lebih dari satu halaman

Isi siaran pers tidak lebih dari satu halaman. Ketik dengan spasi ganda. Sampaikan informasi esensial dalam paragraf pertama dan manfaatkan paragraf berikutnya untuk informasi yang lebih mendalam atau tambahan. Paragraf seyogyanya menyajikan urutan informasi.

Hindarkan pemakaian kutipan langsung dalam paragraf. Ingat ini hanya untuk menyampaikan pokok berita. Setelah paragraf pertama, pemanfaatkan kutipan yang bertanggungjawab bisa membuat siaran pers lebih menarik dan berbobot.

7. Cantumkan nomor telepon dan nama yang bisa dikonfirmasi (diwawancara) dalam siaran pers itu.

Demikian cara membuat press release yang menjadi bagian dari tugas Humas atau Public Relations (PR). Wasalam. (www.romeltea.com).*

(Sumber: Hubungan Media dan Ketrampilan Berkomunikasi, Sekretariat Jenderal DPR RI & United Nations Development Programme [UNDP]).

 

Related posts